Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SOSIALISASI DAN PELATIHAN BERWISATA DI MASA NEW NORMAL BAGI ORANG MUDA KATOLIK (OMK) DESA LANGGUR, KABUPATEN MALUKU TENGGARA Melissa Justine Renjaan; Hendro Hitijahubessy
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v5i2.819

Abstract

Kenormalan baru di masa pandemi Covid-19, memberikan ruang gerak bagi industri pariwisata. Beberapa destinasi di  Kabuaten Maluku Tenggara mulai dibuka namun dengan penerapan protokol kesehatan yang tinggi, sehingga dapat  memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Namun sebagian besar masyarakat belum antusias untuk berkunjung ke tempat wisata. Serta kelangkaan astiseptik dipasar menyebabkan keengganan masyarakat untuk melakukan aktivitas di luar rumah bahkan berwisata.  Sasaran pengabdian ini adalah kaum muda. Kaum muda yang tergabung dalam organisasi keagamaan OMK stasi Langgur yang mana mereka belum memiliki pengetahuan tentang alternatif berwisata yang aman dan nyaman. Kaum muda memiliki potensi yang besar dalam menggerakan pariwisata dimasa new normal guna meningkatkan ekonomi lokal. Sehingga melalui kegiatan ini dapat membekali pengetahuan dan ketrampilan OMK stasi langgur untuk dapat berwisata dimasa new normal dengan aman dan nyaman. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah metode ceramah interaktif dan pelatihan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini Kaum Muda (OMK) Stasi Langgur telah memiliki pengetahuaan yang baik tentang. ekowisata yang  mana mampu menjawab tantangan berwisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan dengan tetap memperhatikan Clean, Healthy, Safety and Environment sustainability (CHSE). Serta memiliki ketrampilan membuat antiseptik secara mandiri.  Abstract. The new normal during the COVID-19 pandemic provides space for the tourism industry. Several destinations in Southeast Maluku Regency have begun to open but with high health protocols. Providing a sense of security and comfort for tourists is carried out by implementing health protocols. However, most people are not enthusiastic about visiting tourist attractions. Then the scarcity of antiseptics in the market causes people to do fewer activities outside the home and even travel. The target of this service is young people. Young people who are members of the religious organization "OMK Stasi Langgur", in which they do not yet have knowledge about safe and comfortable travel alternatives. Young people have great potential in driving tourism in the new normal to improve the local economy. Through this activity, we can equip the knowledge and skills of OMK "Stasi" Langgur to be able to travel in the new normal safely and comfortably. The method used in this service activity is an interactive discussion and training method. The results of this community service activity are Young People (OMK) of Stasi Langgur already have good knowledge about. ecotourism which can answer the challenges of traveling safely and comfortably for tourists while still paying attention to Clean, Healthy, Safety and Environment sustainability (CHSE). And have the skills to make hand  sanitizer independently.
PERILAKU WISATAWAN PANTAI NGURBLOAT DAN NGURSARNADAN ERA NEW NORMAL TERHADAP KEPUTUSAN BERWISATA Ida I Dewa Ayu Raka Susanty; Melissa Justine Renjaan
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.102 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i2.10142

Abstract

ABSTRAK Wabah COVID-19 di seluruh dunia telah membuat dunia terhenti, dan pariwisata menjadi yang terpuruk dari semua sektor ekonomi utama di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Pulau – pulau kecil di Indonesia timur yang menggantungkan perekonomian dari segi pariwisata bahari juga terkena dampak besar akibat situasi pandemi. Kabupaten Maluku Tenggara adalah salah satunya. Pelonggaran terhadap aktivitas industri pariwisata dimulai sejak diumumkannya masa new normal oleh pemerintah. Dua destinasi unggulan Kabupaten Maluku Tenggara yakni Pantai Ngurbloat dan Ngursarnadan memulai aktivitas pada kawasan wisata dengan jumlah pengunjung yang didominasi oleh wisatawan lokal. Tingginya wisatawan lokal yang berwisata, menunjukan kebutuhan masyarakat terhadap aktivitas berwisata sangat tinggi. Perilaku wisatawan terhadap keputusan berwisata dalam masa new normal dapat dipicu oleh berbagai faktor. Proses pengambilan keputusan wisatawan dalam berwisata ke destinasi wisata pantai Ngurbloat dan Ngursarnadan sangat penting diketahui oleh stakeholder atau pengelola kawasan wisata Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh perilaku wisatawan secara simultan terhadap keputusan berwisata, pengaruh secara parsial perilaku wisatawan terhadap keputusan berwisata serta faktor yang paling menonjol mempengaruhi keputusan wisatawan dalam berwisata pada Pantai Ngurbloat dan Ngursardanan. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara dengan analisa regeresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan berpengaruh terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke pantai Ngurbloat dan Ngursarnadan. Sedangkan, pengaruh secara parsial hanya pada faktor sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Ngurbloat dan Ngursarnadan. Faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan berwisata wisatawan adalah faktor psikologis dengan nilai Koefisien sebesar 0.497 Kata Kunci : Perilaku Wisatawan, Keputusan berwisata, Pantai Ngurbloat, Pantai   Ngursarnadan ABSTRACT The worldwide outbreak of COVID-19 has brought the world to a standstill, and tourism has been the worst affected of all major economic sectors  in the entire world as well as Indonesia. In eastern Indonesia, the economy of small islands depends on the marine tourism sector which has been affected by the pandemic. Southeast Maluku Regency is one of the islands affected by pandemic. The government has suspended the activity of tourist and travel. The tourism industry is gradually starting to recovery and improve. reopened tourist areas in Southeast Maluku Regency have begun in August 2020 with the COVID-19 health protocol. Two leading destinations of Southeast Maluku Regency, Ngurbloat Beach and Ngursarnadan Beach, started activities in tourist areas with the number of visitors dominated by local tourists. The purpose of this study was to know and explain the influence of tourist behavior simultaneously on travel decisions, the partial influence of tourist behavior on travel decisions and the dominant faktor influencing the decision of tourists in visiting Ngurbloat and Ngursardanan Beaches. The results of this study showed that cultural, social, personal and psychological faktors silmultan influence the decision of tourists visiting Ngurbloat  and Ngursarnadan Beach. Meanwhile, the partial influence is only on social, personal and psychological factors on the decision of tourist to visit Ngurbloat and Ngursarnadan beach. The most dominant factor influencing the decision to travel is the psychological factor with a coefficient value of 0.497 Keywords: Tourist Behavior, Travel decisions, Ngurbloat Beach, Ngursarnadan Beach
Hutan Mangrove Hoat Tamgil untuk Ekowisata di Desa Rumadian Kecamatan Manyeuw - Kabupaten Maluku Tenggara Dedi Biloro; Melissa Justine Renjaan; Anggiat Manulang
Jurnal Kelautan Nasional Vol 18, No 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v18i2.11234

Abstract

Rumadian merupakan salah satu desa di Kabupaten Maluku Tenggara yang memiliki potensi hutan mangrove. Hutan mangrove yang terletak di sepanjang Teluk Tamngil atau dikenal dalam bahasa daerah adalah Hoat Tamngil. Luas hutan mangrove Hoat Tamngil sekitar 45 ha. Saat ini kawasan Hoat Tamngil telah dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata mangrove. Pemanfaatan kawasan mangrove untuk kegiatan ekowisata belum maksimal, hanya berupa branding ekowisata dan minimnya pengetahuan tentang pengelolaan kawasan mangrove yang sesuai untuk kegiatan ekowisata. Hingga saat ini, belum ada pengembangan di kawasan ekowisata mangrove. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni 2021 hingga Agustus 2021 di kawasan ekowisata mangrove desa Rumadian, Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Indeks Kesesuaian Wisata mangrove (IKW). Penelitian ini menggunakan metode analisis  kesesuaian wisata dengan pendekatan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori pengamatan 1 sampai 5 termasuk dalam sesuai untuk kegiatan ekowisata. Nilai IKW masing-masing stasiun adalah 2,1 2.1, 2.22, 2,22 dan 2,85. Stasiun 5 merupakan kawasan yang sangat sesuai untuk kegiatan ekowisata mangrove.
Kajian Pengembangan Desa Wisata Ngilngof Terintegrasi Melissa Justine Renjaan; Rahmat Abdullah; Musa Putnarubun; Fikih Madilis
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 5 No 2 (2023): Jurnal ALTASIA (Agustus)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v5i2.7345

Abstract

Desa wisata Ngilngof telah dikenal melalui destinasi unggulannya yaitu pantai Ngurbloat dengan branding pasir terhalus di Indonesia dan mendapat pengakuan melalui MURI pada tahun 2022. Perkembangan desa wisata Ngilngof saat ini lebih berfokus pada pengembangan destinasi Pantai Ngurbloat, dilain sisi desa wisata Ngilngof memiliki 10 daya tarik wisata lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemetaan potensi desa dan menyusun roadmap pengembangan desa wisata Ngilngof secara terintegrasi. Tujuan penelitian ini untuk memetakan potensi desa wisata dan merumuskan skema pengembangan desa wisata Ngilngof yang terintegrasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan diskusi kelompok terfokus (FGD). Pendekatan tersebut dipakai untuk memfokuskan diskusi pada penyusunan skema pengembangan desa wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur pengembangan desa wisata Ngilngof memerlukan 3 tahapan pengembangan meliputi tahap pertama yakni konektivitas dan penguatan tata kelola, kemudian tahap kedua meliputi tahapan transformasi dan inovasi serta tahapan yang ketiga yakni desa wisata Ngilngof berstandar internasioal. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa desa wisata Ngilngof dapat terintegrasi dengan desa–desa penunjang disekitar desa wisata Ngilngof melalui skema pengembangan terintegrasi.
Evaluasi Kondisi Perairan Untuk Aktivitas Wisata Diving Di Pantai Lupus, Desa Labetawi, Kota Tual: Evaluate Water Conditions For Diving Tourism Activities At Lupus Beach, Labetawi Village, Tual City Muhamat Kasim Rettob; Melissa Justine Renjaan; Ida I Dewa Ayu Raka Susanty
Jurnal Rosenberg Teknologi Penangkapan Ikan Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Politeknik Perikanan Negeri Tual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivitas wisata selam saat ini menjadi aktivitas yang banyak diminati oleh wisatawan. Salah satu yang menjadi daya tarik dalam wisata diving adalah keindahan terumbu karang. Desa Labetawi merupakan desa yang terletak di pulau Dullah Utara memiliki potensi ekosistem terumbu karang, namun bentuk pemanfaatan perairan sampai saat ini hanya sebatas tempat mencari ikan bagi nelayan setempat, hal ini dirasakan kurang masksimal dalam memanfaatkan sumber daya alam yang sudah ada. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah belum diketahui area yang sesuai untuk aktifitas wisata diving di Pantai Lupus Desa Labetawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kawasan yang sesuai untuk aktifitas wisata diving di Pantai Lupus Desa Labetawi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei lapangan. Sedangkan metode analisis data menggunakan analisis kesesuaian wisata. Hasil penelitian menunjukan di perairan  pantai Lupus desa Labetawi untuk kegiatan wisata diving termasuk dalam kategori sesuai (S2) hingga sangat sesuai (S1) presentase kategori sesuai pada (S2) terdapat pada stasiun 1 sebesar 74,074 dan stasiun 2 sebesar 74,074 sedangkan pada kategori sangat sesuai (S1) terdapat pada stasiun 3 sebesar 83,3. Sehingga dapat dakatakan bahwa ketiga stasiun direkomendasikan untuk wisata selam, sedangkan stasiun 3 merupakan stasiun terbaik untuk aktivitasi wisata selam.