Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

OPTIMIZATION OF PHENOLIC COMPOUNDS IN ROBUSTA GREEN BEANS COFFEE THROUGH THE WET FERMENTATION PROCESS WITH THE RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Ali Maksum; Gunawan Wijonarko; Ike Sitoresmi mulyo Purbowati; Riyan Anggriawan
AGROINTEK Vol 15, No 3 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i3.10585

Abstract

Coffee is a refreshing drink that has potential as an antioxidant shown by its total phenol content. Fermentation is used to increase the phenolic compound content in coffee. The purpose of this study was to optimize the wet fermentation process to produce optimal phenolic compounds in green bean coffee. The process optimization was carried out by using Response Surface Methodology with three independent variables, namely the addition of yeast, added sugar, and fermentation time. The results of the quadratic model equation research to get the optimal process, namely Y= 65.18 + 0.56X1 + 2.66X2 + 16.26X3 + 1.51X1X2 + 0.18X1X3 + 0.66X2X3 + 9.29X12 + 23.71X22 + 6.08X32 with r2 of 0.8242 The optimum value of the wet fermentation process is based on the predictive value of the quadratic model, namely the addition of yeast 3.25%; added sugar 21.38%; and 124.73 hours of fermentation time resulted in a total phenol of 10.22 mg GAE / g.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK UMKM BERBASIS GULA KELAPA KRISTAL YANG MENJADI PRIORITAS PENGEMBANGAN DI KABUPATEN BANYUMAS Ervina Mela; Gunawan Wijonarko; Ali Maksum; Nurul Fadhillah
Jurnal Sosioteknologi Vol. 19 No. 3 (2020)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2020.19.3.9

Abstract

Gula kelapa kristal merupakan salah satu produk yang sudah dikembangkan di Kabupaten Banyumas. Dengan segala keunggulan yang dimiliki, gula kelapa kristal  berpotensi untuk dikembangkan oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi berbagai produk olahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi  produk berbasis gula kelapa kristal dan mendapatkan urutan prioritas alternatif produk berbasis gula kelapa kristal untuk dikembangkan pada skala UMKM di Kabupaten Banyumas. Penelitian terdiri atas identifikasi produk berbasis gula kelapa kristal yang dilakukan dengan metode studi pustaka, dan penentuan produk prioritas dengan kuesioner, wawancara pakar, dan metode Bayes. Penelitian menunjukkan produk berbasis gula kelapa kristal yang dapat dikembangkan untuk UMKM meliputi sirup asam jawa, abon ikan, jahe merah instan, temulawak instan, cincau hijau instan, bumbu gado-gado, dan enting-enting kacang. Sirup Asam Jawa merupakan produk pada ranking pertama prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Banyumas.
Pengembangan Produk Minuman Jelly Nira Kelapa dengan Quality Function Deployment [Coconut Sap Jelly Drink Product Development with Quality Function Deployment] Ervina Mela; Gunawan Wijonarko
Buletin Palma Vol 21, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v21n1.2020.1-10

Abstract

Coconut sap is one of the agricultural commodity that can be processed into various products other than sugar. One of the products that potential to be developed is coconut sap jelly drink. To create successful coconut sap jelly drink on the market, it is necessary to develop products according to the needs of consumers. Quality function deployment (QFD) is a product development method that accommodates the needs of consumers, then connects them with appropriate production techniques. The purpose of this study was to determine the priority attributes of consumer requirements and technical parameters as the basis for designing a coconut sap jelly drink. The research method uses QFD, with questionnaires and expert interviews. Analysis of quality houses shows that the attributes of consumer requirements that are the priority in designing coconut juice jelly drinks are jelly viscosity such as Okki Jelly Drink (weight 8.72), easy to carry packaging (weight 8.49), purple color like grapes (weight 8.35 ), there is a taste content on the packaging label (8.30) and there is RDA information on the packaging label (weight 8.23), while the priority technical parameter is the preparation of other ingredients except coconut sap juice (weight 22.82%). Producers who will develop coconut sap jelly drink should pay attention to the viscosity of the jelly and preparation of raw materials including pectin, and sugar.ABSTRAKNira kelapa merupakan salah satu hasil pertanian yang dapat diolah menjadi berbagai produk selain gula. Salah satu produk yang potensial dikembangkan adalah minuman jelly nira kelapa. Supaya dapat dihasilkan produk minuman jelly nira kelapa yang sukses di pasaran maka perlu dilakukan upaya pengembangan produk sesuai keinginan/kebutuhan konsumen. Quality function deployment (QFD) merupakan metode pengembangan produk yang mengakomodasi kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian menghubungkannya dengan teknik  produksi yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prioritas atribut persyaratan konsumen dan parameter teknis sebagai dasar pengembangan produk minuman jelly nira kelapa. Metode penelitian menggunakan QFD, dengan penyebaran kuesioner  dan wawancara pakar.  Analisis rumah mutu menunjukkan persyaratan konsumen yang menjadi prioritas pada pengembangan minuman jelly nira kelapa adalah kekentalan jelly seperti Okki Jelly Drink (bobot 8,72), kemasan mudah dibawa (bobot 8,49), warna ungu seperti buah anggur (bobot 8,35), terdapat keterangan rasa pada label kemasan (8,30)  dan  terdapat informasi AKG pada label kemasan (bobot 8,23) sedangkan parameter teknis yang menjadi prioritas adalah persiapan bahan lain selain nira kelapa (bobot 22,82%).  Produsen yang akan mengembangkan minuman jelly nira kelapa sebaiknya memberikan perhatian utama pada kekentalan jelly dan persiapan bahan baku selain nira di antaranya pektin, dan gula.
SIFAT KIMIAWI MENTEGA KETAPANG (Catappa butter) (Pengaruh Lama Sangrai Dan Lama Rendam) Gunawan wijonarko; erminawati erminawati; isti Handayani
Agrin Vol 23, No 1 (2019): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.762 KB) | DOI: 10.20884/1.agrin.2019.23.1.470

Abstract

Biji ketapang mempunyaicita rasa yang enak dan komposisi kimia yang mirip dengan kacang tanah. Oleh karena itu biji ketapang mempunyai potensi yang sangat besar untuk dibuat menjadi produk pangan baru. Salah satu produk pangan tersebut adalah mentega ketapang (Catapa butter). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untukmengevaluasi sifat kmiawi mentega ketapang yang dibuat pada berbagai : (1) lama penyangraian (2) lama perendaman  (3) lama penyangraian dan perendaman.Rancangan yang digunakan dalam peneltian ini adalah Rancangan Acak Lengkap. Faktor yang dicoba adalah lama penyangraian (4 ; 8 ; dan 12 menit) dan lama prendaman (0 dan 12 jam). Perlakuan disusun secara faktorial sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan. Percobaan diulang 4 kali dengan 24 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah kadar air, abu, serat kasar, lemak dan protein. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Uji F. Jika terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Rentang Jamak Duncan (DMRT) untuk menentukan perlakuan terbaik. Perlakuan terbaik kemudian dibandingakn dengan selai kacang tanah non komersial. Hasil penelitian menunjukkan lama penyangraian berpengaruh nyata terhadap kadar air dan abu sedangkan perendaman berpengaruh nyata terhadap kadar air, abu dan protein. Kombinasi keduanya memberikan pengaruh yang nyata hanya terhadap kadar protein. Penyangraian 8 menit menghasilkan mentega ketapang dengan kadar air 2,8% dan abu 2,6% sedangkan perendaman 0 jam menghasilkan mentega ketapang dengan kadar air 2,5%, abu 2,7% dan protein 26,5%. Kombinasi kedua perlakuan berpengaruh terhadap kadar air, abu dan protein mentega ketapang. Dibandingkan dengan SNI selai kacang tanah, mentega ketapang mempunyai karakter kimiawi yang mirip kecuali pada kadar abu yang cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 2,7%.  Penyangraian 8 menit dan perendaman 0 jam menghasilkan mentega ketapang dengan kadar air 2,7%, abu 2,5%, serat kasar 1,8%, lemak 50,6% dan protein 27,6%.
Optimization of Phenol Levels from Phycoerythrin of Gracilaria verrucosa with Freeze Thaw using Response Surface Methodology Ali Maksum; ike Sitoresmi Mulyo Purbowati; gunawan wijonarko; rian anggriawan
Journal of Agricultural and Biosystem Engineering Research Vol 3 No 1 (2022): Journal of Agricultural and Biosystem Engineering Research: Regular Issue
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jaber.2022.3.1.6547

Abstract

Gracilaria verrucosa is a one of the seaweeds with a red pigment in the form of phycoerythrin. Phycoerythrin pigment contains phenol which is an antioxidant. The pigment can be obtained by extraction. One of the extraction methods that can be done is freeze thaw. This study uses the Response Surface Methodology to obtain the optimum sample. The purpose of this study was to determine the optimization model, the optimum point and the phenol content of the phycoerythrin Gracilaria verrucosa using the freeze thaw using Response Surface Methodology. Extraction of phycoerythrin pigment was carried out using the freeze thaw with a factor of freeze time, thawing time and solvent ratio, then the phenol content test was carried out. The results obtained are that the mathematical model used for optimization is the quadratic method with the equation y = 148.71 – 3.47(A) + 20.94(B) + 32.36(C) + 10.94(AB) + 9 .90(AC) + 6.25 (BC) + 6.52(A2) – 15.57(B2) + 30.46(C2). The optimum response obtained is the freeze duration 121,964 minutes; thawing duration 144,281 minutes; and the solvent ratio is 62.556%, and the phenol content obtained is 163.742 g GAE/g.