Satyo Nuryanto
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN KUALITAS AIR HUJAN BUATAN DAN KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN CURAH HUJAN Mohamad Husni; Satyo Nuryanto
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 1 No. 2 (2000): December 2000
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v1i2.2132

Abstract

Teknologi hujan buatan (modifikasi cuaca) pada dasarnya memberikan suatuperlakuan terhadap alam yaitu dengan menaburkan suatu zat ke awan di udara,sehingga kemungkinan menimbulkan masalah-masalah lingkungan. Analisa dilakukansecara kualitatip yaitu dengan membandingkan data hasil analisa kualitas air denganbaku mutu air untuk golongan A yang diperuntukkan sebagai air minum berdasarkanPP No. 20 tahun 1990. Disamping itu juga data dibandingkan dengan persyaratankualitas air yang diperuntukan bagi keperluan pertanian maupun perikanan menurutberbagai referensi maupun baku mutu air golongan C. Hasil analisa dapat disimpulkanbahwa perlakuan hujan buatan tidak mempengaruhi kualitas air hujan. Tidak terdapatperbedaan yang nyata kualitas air hujan buatan pada periode sebelum, selama dansetelah hujan buatan. Kualitas air hujan (untuk parameter uji pH,DHL, Nsa, Cl, Ca,NO2, No3, dan NH4) selama hujan buatan masih dalam batas-batas toleransi yangditetapkan sesuai dengan baku mutu air golongan A. Kualitas air hujan buatan layakdiperuntukkan bagi pertanian dan perikanan.Rain making (weather modification) basically is a treatment by spreading a chemicalsubstance into the cloud, therefore some environmental issues may be arised due tothis operation. Analysed have been carried out qualitatively by comparing rain waterquality analysis to A-type standard water quality which is intended for A type drinkingwater based on Government Regulation PP No. 20 year of 1990. Besides the data wasalso compared to water quality standards for agricultural and fisheries based onseveral references as well as C - type water quality standard. The results of this studyshows the treatment by weather modification does not influence the quality of rainwater. There is no significant difference of rain water from the periods of before, duringand after the operation. Rain water quality (such as pH, Conductivity, Nsa, Cl, Ca,NO2, No3, and NH4) during the operation is within the allowed tolerances of the A-typewater quality standard. The quality of the rain water during the operation is usable foragriculture and fisheries.
APLIKASI TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA UNTUK MENINGKATKAN CURAH HUJAN DI DAS CITARUM - JAWA BARAT 12 MARET S.D. 10 APRIL 2001 Mimin Karmini; Sutopo Purwo Nugroho; Sunu Tikno; Satyo Nuryanto; Baginda Patar Sitorus; Samsul Bahri; Florentinus Heru Widodo; Jon Arifian; Mahally Kudsy; R Djoko Goenawan; Rino Bahtiar Yahya; Findy Renggono
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 2 No. 1 (2001): June 2001
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v2i1.2141

Abstract

Teknologi modifikasi cuaca sudah sering diaplikasikan di Indonesia terutama untukmeningkatkan jumlah curah hujan. Teknologi modifikasi cuaca diterapkan bila terjadiindikasi penurunan jumlah curah hujan dan kemungkinan akan munculnya fenomena ElNiño sebagai tindakan preventif. Aplikasi teknologi modifikasi cuaca yang dilaksanakan diDAS Citarum, Jawa Barat mulai tanggal 12 Maret s.d. 10 April 2001 adalah berdasarkan kenyataan bahwa inflow DAS Citarum menurun dengan drastis pada bulan Desember 2000 dan sebagai tindakan preventif akan munculnya fenomena El Niño pada akhir tahun 2001 atau 2002. Pada awal tahun 2001, tiga kaskade waduk di DAS Citarum mengalami defisit cadangan air sebanyak 486,36 juta m . Waduk Ir. Juanda yang merupakan waduk multi fungsi harus menyediakan pasokan air untuk: irigasi teknis pada lahan sawah seluas 296.000 ha (2 kali tanam), yang memberikan kontribusi sebesar ± 40 % ke Jabar atau setara dengan ± 10 % Nasional; air baku permukiman dan industri; serta penyediaan tenaga listrik (± 4,5 milyar kWh). Data akhir setelah dilaksanakan penerapan teknologi modifikasi cuaca dengan menggunakan konsep sistim dan lingkungan adalah nilai rata-rata aliran total Citarum sebesar 326,81 m /det dan volume total aliran Citarum sejak mulai kegiatan hingga tanggal 10 April 2001 adalah sebesar 847,1 juta m3.Weather modification technology has been applied in Indonesia especially to enhancerainfall. Weather modification technology has been employed whenever there has beenan indication of rainfall shortage and the possibility of El Niño occurrence asprecautionary action. Weather modification technology that was applied in Citarumcatchment area – West Java on 12 March – 10 April 2001 was based on the fact thatCitarum inflow decreased drastically in December 2000 and also as a preventiveendeavor to the possibility of warm episode in 2001/2002. In the early of 2001, threecascade dams had water storage deficit as much as 486.36 million m3. Ir. Juanda dam,which has multi purposes, has to supply water for: technical irrigation for 296,000 ha ofrice field (2 planting seasons) that contributes ± 40 % to West Java or about ± 10 % ofnational production; fresh water for community and industry; as well as electricity of about 4.5 billion kWh. After the application of weather modification technology by employing system and environment concept, it was recorded that the average inflow of Citarum catchment area was 326.81 m /sec and total volume during the activity was 847.1million m3.
NOTE AND CORRESPONDENCE TANGGAPAN TERHADAP TULISAN REANALISIS KONDISI ATMOSFER UNTUK DEKLARASI FAVOURABLE-DAY F Heru Widodo; Satyo Nuryanto
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 2 No. 1 (2001): June 2001
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v2i1.2152

Abstract

Keputusan “favourable day” pada tanggal 18 Desember 1999, berdasarkan hasil analisiswahana radiosonde dan sinop/satelit yang menyatakan favourable day meskipun wahana cuaca permukaan dan pibal menyatakan unfavourable day. Keputusan ini sesuai dengan desain penelitian. Hasil survey dengan pesawat yang dilengkapi dengan pengukuran LWC menunjukan bahwa kondisi cuaca mendukung terbentuknya awan cumulus kongestus dengan nilai LWC memenuhi kriteria desain penelitian. Dengan dasar ini amplop (untuk randomized seeding) dibuka dan menyatakan “SEED” (dilakukanpenyemaian), maka dilakukan penyebaran bahan semai di dalam awan. Karena prosedur sudah mengikuti desain penelitian, maka data sampel semai pada tanggal 18 Desember 1999 sah dan tidak bisa digugurkan atau dikeluarkan dari set data semai. Reanalisis kondisi cuaca dalam kasus ini tidak dapat dipakai untuk menggugurkan data semai tapi untuk mengevaluasi keakuratan analisis kondisi cuaca sebelumnya.Decision of “favourable day” on 18 December 1999 was based on the result of dataanalyses of radiosonde and synoptic weather/satellite imageries which stated that theday was favourable to find cumulus congestus development over study area, even dataanalyses of surface weather and winds data said unfavourable day. The decision met the criteria of the research design. Morover, survey using aircraft indicated that LWC wasalso met the criteria. Based on these assessments, the randomized seeding was carriedout and the envelope said to be seeded, therefore seeding was done. Becauseprocedures to carry out randomized seeding met the reaserch design, data of randomized seeding on 18 December 1999 was valid and should not be exluded fromdata set. In this case, weather condition reanalyses should not be utilized to drop databut to weigh up the precision of weather condition analysis.