Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TRANSFORMASI TEATER PANGGUNG MENUJU VIDEOGRAFI TEATER Syina Dalila; Arif Hidajad
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 19, No 1: March, 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v19i1.6153

Abstract

Pandemi Covid-19 merupakan cikal bakal lahirnya era new normal yang merekonstruksi pola serta tatanan hidup masyarakat Indonesia. Skenario untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19 ini tentunya telah melalui berbagai macam pertimbangan dalam implementasinya. Namun hal tersebut tentu berdampak bagi segala aspek kehidupan. Dampak pada aspek kesenian, dalam hal ini kesenian teater, menjadikan pertunjukan secara langsung mengalami keterbatasan, khususnya dalam hal interaksi sosial. Sehingga, karena hal ini berbanding terbalik dengan kebutuhan ekspresi para pelaku seni (teater), maka dibutuhkan suatu alternatif, yakni penyajiannya harus melalui bantuan teknologi media virtual. Dalam tekanan kondisi inilah yang kemudian melahirkan inovasi, yakni videografi teater. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh terhadap pokok permasalahan, dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen berupa video pertunjukan serta literatur yang sesuai dengan tema kajian. Analisis data dilakukan untuk memunculkan fakta-fakta yang dapat memberikan pandangan lebih spesifik mengenai problematika yang akan di bahas. Kajian pada tulisan ini berfokus pada transformasi teater panggung ke videografi teater. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses transformasi teater panggung ke videografi teater, serta hasil transformasi teater panggung ke videografi teater. Hasil dari penelitian ini adalah, berupa kajian estetika bentuk videografi teater. Yang mana videografi teater menjadi solusi alternatif dan trend saat ini sebagai aktualisasi diri yang bisa diunggah di sosial media. Transformasi teater panggung ke videografi teater terletak pada aspek penyajian pertunjukan kepada penikmatnya yang dijabarkan melalui unsur estetik yang melekat dan menjadi ciri dari bentuk tersebut.Kata kunci: Transformasi, Teater Panggung, Videografi Teater
IMPROVISASI TEATER: MATERI KESIAPAN AKTOR indar sabri; autar abdillah; arif hidajad; Welly Suryandoko
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 4 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v4n2.p1-14

Abstract

Teater modern merupakan jenis teater yang tumbuh dan berkembang di tengah keramaian kota dengan adanya pengaruh dari teori Barat. Cerita yang dipentaskan bersumber dari sebuah karya sastra atau peristiwa sehari-hari. Dewasa ini teater modern sedang aktif berinovasi dalam pertunjukannya karena sadar akan adanya kekurangan dalam pertunjukannya. improvisasi dalam metode pelatihan keaktoran yang dilakukan pada proses pelatihan adalah salah satu kekurangan teate modern sehingga membutuhkannya dalam metode pealtihannya. Sejak awal kemunculannya, teater tradisional Indonesia menggunakan teknik improvisasi. Dalam berimprovisasi, pemain berpedoman pada cerita yang sederhana dan mengembangkan menjadi sebuah pertunjukan. Ludruk adalah salah satu bentuk pertunjukan teater tradisional yang meggunakan metode improvisasi didalamnya. Metode pelatihan Ludruk ada empat yaitu nyebeng, sepelam, tedean dan ngelmu. Metode-metode tersebutlah yang digunakan oleh seorang sutradara ludruk untuk berproses dan latihan dalam sebuah pertunjukan Ludruk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi. Studi fenomenologi adalah studi yang berupaya mendeskripsikan pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap berbagai pengalaman hidup mereka terkait dengan konsep atau fenomena. Sedangkan tujuan utama dari fenomenologi adalah untuk mereduksi pengalaman individu pada fenomena menjadi deskripsi tentang esensi atau makna universal. Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut. Ludruk dengan teknik bermain secara improvisasi merupakan teknik yang dipelajari melalui pengalaman ketika pementasan berlangsung dan ketika sedang berlatih dengan metodenya. Metode pelatihan ludruk ada empat kalsifikasinya nyebeng, sepelan, tedean dan ngelmu. Secara tidak langsung menggunakan improvisasi di dalamnya. Kata Kunci: Teater modern, Ludruk, Improvisasi, Pelatihan Ludruk
SANDUR ANTARA TONTONAN DAN TUNTUNAN Arif Hidajad; Autar Abdillah; Indar Sabri; Welly Suryandoko
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research tries to express analytically a phenomenon of transformation era with it’s influence and result. The influence relates to value. This new value of selenium can change life of social in structure, and also arranges implementation of public. Artistry of public as stripper public culture product, more or less experiencing friction of either in function and also its existence. This research using sociological theatre tries to analyzes the product existence with modern culture product. Modern idea that producing practical patterned thinking, individualist as a result of system value which transform. The friction is aspect function of from solidarity and emancipation of supporter public to different value. Artistry existence of public as social institute sub hardly determines continuous tradition of the past. Ledok Kulon as a outskirts of course also has arranging value. Influence of television as a product of transformation era of course also brings as result of other in arranging value. Existence of Sandur as public culture product has meaning in transformation era with its globalization. Economic and other social element science of course related to causality generated. Presence of public theatre of Sandur in the middle of public is being experiences friction of the value, be a real interesting study to be expressed. Artistry of public that is full value expressed through phonetic symbol in artistry, returns to emerging and deflecting stays in change to arrange value. Existence of Sandur public theatre is reasoning of importance of value in this transformation era, of course television becomes side effect as media and also as influence to value. Importance function and collective life of public becomes reasoning of this art, in form and also philosophy.
KAJIAN STRUKTUR LAKON LURAH KLEPEK DAN MAKNA SIMBOLIK PADA PERTUNJUKAN SANDUR MANDURO KECAMATAN KABUH Tasiawati Salsa Kaliwanovia; Rizka Nur Oktaviani; Arif Hidajad
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 19, No 2: September 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v19i2.8189

Abstract

Abstrak: tujuan dari penelitian  ini adalah untuk  melihat dan menganalisis struktur lakon dan makna yang terdapat pada pertunjukan Sandur Manduro dalam lakon Lurah Klepek yang berada di Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Dengan adanya penelitian ini kita berharap agar kesenian Sandur Manduro tidak akan punah dalam perkembangan dan selera tontonan masyarakat yang terus berubah-ubah. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data (pengamatan pertunjukan), penyajian data (transkrip naskah) dan penarikan kesimpulan dengan dianalisis data yang telah terkumpul. Hasil dari penelitian ini meliputi, struktur lakon yakni tema hedonis, plot lurus, dan penokohan dua tokoh utama dan dua tokoh pendukung yang termasuk dalam struktur sedangkan dialog, suasana tercipta melalui adegan, dan spektakel melalui gesture dan alat music yang termasuk dalam tekstur. Makna yang dianalisis mencakup dalam makna struktur lakon dan makna tekstur. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwasannya penelitian Sandur Manduro lakon Lurah Klepek kajian struktur lakon dan makna pertunjukan yang dapat melengkapi penelitian terdahulu dan mewakili lakon yang sudah ada sehingga objek penelitian menjadi kompleks.
Menguatkan Kembali Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat: Belajar dari Kearifan Lokal di Indonesia Muhammad Hanif; Ni Luh Yulyana Dewi; Arif Hidajad; Alwanul Fikri; Fitra Saleh
ijd-demos Volume 4 Issue 4 (2022)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v4i4.347

Abstract

Abstract As one of the active volcanoes, Mount Kelud erupted in 2014 and caused quite a big impact, both for nature and the surrounding environment, as well as for the lives of the people around Mount Kelud. However, even though the impact of this volcanic eruption was quite large, the number of victims was small, the process of easy evacuation and rapid rehabilitation made this disaster a model for post-eruption disaster management. This study aims to see how local wisdom can be used as a natural disaster mitigation measure in Indonesia. This research uses a qualitative approach. The data used in this research comes from the results of previous research or studies that have similarities with this research. The results of this study found that the value of local wisdom and togetherness can be the key in disaster mitigation. Local wisdom is the obedience that comes from the community to build harmony in protecting the natural environment. Another local wisdom is to build an emotional bond together through ceremonies and rituals. In the future, this local wisdom can be integrated into education and training, so that disaster mitigation can be done even better. Keywords: Local Wisdom, Disaster Management, Volcanic Eruption, Mount Kelud. Abstrak Sebagai salah satu gunung berapi yang cukup aktif, gunung Kelud Meletus pada tahun 2014 dan menimbulkan dampak yang cukup besar, baik bagi alam dan lingkungan sekitarnya, maupun terhadap kehidupan masyarakat du sekitar gunung Kelud. Namun walaupun dampak dari meletusnya gunung ini cukup besar, namun jumlah korban jiwa yang sedikit, proses evakuasi yang mudah dan rehabilitasi yang cepat menyebabkan bencana ini menjadi model dalam melakukan penagnggulangan bencana pasca erupsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat mengenai bagaimana kearifan lokal dapat digunakan sebagai salah satu langkah mitigasi bencana alam di negara Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil penelitian atau studi terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa nilai kearifan lokal dan kebersamaan dapat menjadi kunci dalam melakukan mitigasi bencana. Kearifan lokal adalah adanya kepatuhan yang berasal dari masyarakat untuk membangun keharmonisan dalam menjaga lingkunga alam. Kearifan lokal lainnya adalah dengan membangun adanya ikatan emosional bersama melalui upacara dan ritual. Kedepannya, kearifan lokal ini dapat diintegrasikan kepada pendidikan dan pelatihan, agar mitigasi bencana dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. Kata Kunci: Kearifan Lokal, Penanggulangan Bencana, Erupsi Volkanik, Gunung Kelud.
BENTUK PERTUNJUKAN TABBHUEN DI PONDOK PESANTREN WALI SONGO KABUPATEN SITUBONDO Damar Trisna Asih; Arif Hidajad
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 20, No 1: Maret 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v20i1.9532

Abstract

Tabbhuen merupakan pertunjukan teater yang berkembang di masyarakat Madura. Hadirnya Tabbhuen berawal dari suatu  musik yang dijadikan sebagai iringan suatu adegan teater. Kata tabbhuen dilatar belakangi dari kata Tabuhan, yang berarti alat musik yang dipukul. Sejalan dengan itu, karena berkembang dimasyarakat Madura sehingga disebut sebagai Tabbhuen. Salah satu lembaga yang megembangkan Tabbhuen adalah Pondok Pesantren Wali Songo Kabupaten Situbondo. Hal inilah yang memunculkan keunikan mengenai bentuk pertunjukan Tabbhuen yang dikembangkan dalam Pondok Pesantren sebagai wujud Dakwah bil Seni. Penelitian ini menggunkan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observsi, wawancara, dokumentasi, catatan lapangan.Hasil Penelitian meunjukkan bahwa Tabbhuen Wali Songo memiliki bentuk pertunjukan yang unik karena mengedepankan unsur islami dan terdapat nilai spiritualitas didalamnya sebagai wujud Dakwah.
Komunitas dan Unit Kegiatan Mahasiswa Dalam Proses Mencapai Prestasi Non Akademik Bambang Sugito; Jajuk Dwi Sasanadjati; Arif Hidajad; Budi Dharmawan Putra
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 6, No 4 (2024): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), May
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v6i4.1763

Abstract

This article discusses the results of research including organizational capabilities in achieving professionalism related to activities that manage the organization to channeling student abilities that support lectures. The department's efforts in providing a forum for various organizations formed by students are able to make a positive contribution to students, departments, faculties and universities. Because based on the organization of activities formed in two categories, namely student activity units and student activity communities, they are able to provide positive results to the agencies that oversee these activities. The process of organizational achievement has not been distinguished between activity units and activity communities so that there are many process constraints faced by activity organizations. There is an increase in organizational management related to the priority scale in the results achieved. If it is able to reach the national or international level, the organization must be under the auspices of the university. If the organization is not able to compete at the national or international level, it will be lowered under the auspices of the Faculty. This will make it easier to manage the resources that are achieved. The process of achieving maximum competition has not been in accordance with the appreciation of the organization because it collided with an adequate allocation of funds. Students have to struggle starting from energy, mind and even having to spend money to cover the various deficiencies that are made in the process.