Claim Missing Document
Check
Articles

PERILAKU DAN INTERAKSI SOSIAL WARGA KAMPUNG IDIOT DESA SIDOHARJO DAN DESA KREBET KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO (STUDI FENOMENOLOGI MASYARAKAT RETARDASI MENTAL) Hanif, Muhammad; Asri, Dahlia Novarianing
Jurnal Counsellia Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Counsellia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mendeskripsikan perilaku sosial warga normal, warga retardasi mental, dan warga normal terhadap warga retardasi mental, 2)untuk mendeskripsikan interaksi sosial diantara warga normal dan warga normal dengan warga retardasi mental di kampung idiot Desa Sidoharjo dan Desa Krebet Kecamatan Jambon Kabupaten PonorogoPenelitian ini dilaksanakan di Desa Sidoharjo dan Krebet Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo selama dua belas bulan. Jenis penelitiannya kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek dalam penelitian ini yaitu warga masyarakat, baik warga normal maupun warga retardasi mental. Sumber datanya yang digunakan adalah sumber primer dan skunder. Teknik pengambilan datanya dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis kualitatif model interaktif.Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh gambaran, bahwa pada Tahun 1970-an sampai dengan tahun 1990-an,warga masyarakat menunjukkan perilaku penolakan terhadap warga retardasi mental di kampung idiot Desa Sidoharjo dan Krebet Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. Berbeda dengan sekarang, warga masyarakat berperilaku menerima warga retardasi mental, dengan bentuk perilaku yaitu tidak menyembunyikan, tidak membedakan dengan orang normal, mengembangkan kemandirian dalam taraf sederhana, dan menciptakan kesempatan untuk bersosialisasi. Faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku sosial tersebut yaitu persepsi yang positif terhadap warga retardasi mental, adanya informasi/penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman tentang retardasi mental, kondisi ekonomi yang meningkat, perilaku tokoh-tokoh panutan yang bertindak peduli, kesadaran hidup bersosial. Warga retardasi mental yang mendapat perlakuan penerimaan dapat menjalankan aktivitas tingkah laku, keluarga, dan sosial walaupun dalam taraf yang sederhana. Interaksi sosial diantara warga masyarakat normal dan warga masyarakat normal dengan warga retardasi mental mencerminkan interaksi sosial asosiatif. Interaksi tersebut dilatarbelakangi oleh hubungan diantara warga masyarakat normal dan dengan warga retardasi mental yang komunikatif. Interaksi sosial ini menghasilkan nilai-nilai sosial, moral, norma dan lembaga sosial, sehingga keberadaan warga retardasi mental menjadi sesuatu wajar atau biasa di masyarakat desa tersebut.Kata Kunci: Perilaku Sosial, Interaksi Sosial, Warga Kampung Idiot
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOG TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS-SEJARAH SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUKOMORO KABUPATEN MAGETAN Rinto Abadi, Patih; Hanif, Muhammad
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media Blog terhadap prestasi belajar IPS-Sejarah siswa kelas VIII SMPN 1 Sukomoro Kabupaten Magetan. Baik pada kelompok eksperimen yang melaksanakan pembelajaran dengan diberi perlakuan maupun pada kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian menggunakan desain pos tes kelompok kontrol atau post-test only control group design. Penentuan sampel di dalam penelitian ini menggunakan sampel acak atau random sampling yaitu siswa kelas VIII B dan siswa kelas VIII C yang jumlahnya 40 siswa mendapatkan hak sama untuk dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes prestasi dan dokumentasi. Validitas soal mengunakan korelasi product moment serta reliabilitas menggunakan  rumus K-R  20. Dalam menganalisis data digunakan metode statistik dengan rumus t-test Separated Varians.Hasil post test didapatkan nilai prestasi belajar IPS-Sejarah siswa kelas VIII SMPN 1 Sukomoro dengan hasil nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 82,5 dan hasil nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 74,5. Melalui analisis uji t (t-test) diperoleh nilai ttabel = 1,68595.  Jadi thitung = 2,930 > ttabel = 1,68595 dengan α = 5% sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan media Blog terhadap prestasi belajar IPS-Sejarah Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sukomoro Kabupaten Magetan.
SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN UPACARA KELAHIRAN ADAT JAWA TAHUN 2009-2014 (STUDI DI DESA BRINGIN KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO) Fransiska Risdianawati, Lutfi; Hanif, Muhammad
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap Sikap Masyarakat terhadap Pelaksanaan Upacara Kelahiran Adat Jawa Tahun 2009-2014 di Desa Bringin Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo.Lokasi dari penelitian ini adalah di Desa Bringin Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian Kualitatif yaitu penelitian yang datanya tidak berbentuk angka, menekankan pada kondisi obyek yang alamiah untuk memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa hubungan interaksi pola tingkah laku, yang kenyataannya tidak ada rekayasa dalam aktifitas tersebut saat penelitian berlangsung. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan yaitu antara bulan Februari sampai Juli. Pengambilan data menggunakan sumber data primer yang diperoleh dari Dokumen Desa Bringin dan bahan kepustakaan. Validasi yang dipergunakan yaitu validasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif Miles dan Huberman yang didalamnya terdapat tiga tahapan yaitu melalui proses reduksi data, sajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulankan bahwa sikap Masyarakat Desa Bringin ialah sebagian besar setuju atau menerima segala macam bentuk pelaksanaan upacara kelahiran adat Jawa. Upacara Kelahiran adat ini seperti Upacara selamatan brokohan (setelah bayi lahir), sepasaran (lima hari), selapanan (tiga puluh lima hari), telunglapan (Tiga bulan lima belas hari), mitoni (tujuh bulan), dan nyetahuni (Setahun).Berkaitan dengan adanya bentuk sikap masyarakat yang menerima keberadaan upacara adat tersebut, terdapat berbagai macam tindakan yang dilaksanakan masyarakat yaitu melaksanakan segala macam upacara kelahiran dengan berbagai perlengkapan di dalamnya yaitu sesaji. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan sikap masyarakat Desa Bringin terhadap pelaksanaan upacara kelahiran yaitu faktor lingkungan, faktor kebudayaan, faktor kewibawaan seorang tokoh yang dianggap penting, faktor dalam diri sendiri, dan faktor lembaga pendidikan. Baik pendidikan yang disenggarakan oleh lembaga pendidikan desa setempat yaitu Pondok Pesantren “Darul Fikri” dan pendidikan umum maupun lembaga pendidikan yang berada di luar desa setempat.
PEMBERDAYAAN WARGA RETARDASI MENTAL KAMPUNG SIDOHARJO JAMBON PONOROGO MELALUI MODEL ASANTI EMOTAN Hanif, Muhammad; Afifah, Dian Ratnaningtyas
Jurnal Psikologi Vol 13, No 02 (2015): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe research aimed to analyze and describe the abilities of mental retardation people domiciled in Sidoharjo village, Jambon, Ponorogo in doing their daily life after having been empowered by AsantiEmotan Model. This action research was conducted for a year. The research sample was classified by using disproportionate stratified random sampling. Data were collected by using observation,  interview, and documentation. It was tested by using single one shot case study model and analyzed by using t-test correlation. The result showed that (1) through operating Asanti Emotan Model, the abilities of mental retardation people (MRP) doing their personal activities, household, and social activities increased as criteria suggested. Based on the experiments 1, 2, and 3, the abilities of mental retardation people (MRP) categorized asdebil, increased in 33%, 70% and 85% respectively. MRPcategorized as imbecile, increased in 28%, 58%, and 68% respectively. The abilities of MRP categorized as idiot, increased in 33%, 50%, and 67%. AsantiEmotan Model showed good correlation that the abilities of MRP categorized asdebilwere in 0,56, 0,16, and 0,14, the abilities of MRP categorized as imbecile were in 0,67, 0,50, and 0,30, the abilities of MRP categorized as idiot were in 0,87, 0,75, and 0,68. Therefore, this model was considered to effective and significant. (2) The application of the model helped the family, people surrounding, and liaison officers to empower mental retardation people easier. Keywords: Empowering, Mental Retardation People, Asanti Emotan Model AbstrakDesa Sidoharjo merupakan salah satu desa di Kabupaten Ponorogo yang disebut ”kampung idiot”. Di desa ini jumlah warga yang mengalami retardasi mental mencapai 2,20% (138 orang). Perilaku sosial orang tua, keluarga, dan warga masyarakat di lingkungan sekitar cenderung menerimanya namun belum ada suatu kegiatan yang terprogram dan terstruktur untuk memberdayakannya. Mereka pada umumnya memberi bantuan barang-barang yang bersifat konsumtif sehingga menimbulkan ketergantungan. Untuk itu perlu dikembangkan model pemberdayaan yang cocok dalam memandirikan warga retardasi mental dengan tujuan warga retardasi mental di kampung berdaya, mandiri, dan adaptif. Penelitian tindakan ini dilaksanakan selama satu tahun. Sampel penelitiannya ditentukan dengan disproptionate stratified random sampling. Pengambilandatanya dengan observasi, wawancara, dan pencatatan dokumen. Teknik  pengujiannya menggunakan model single one shot case study dan dianalisis dengan t-test berkorelasi. Hasil penelitian menunjukkan; (1) Melalui Model Asanti Emotan, kemampuan warga retardasi menjalankan aktivitas pribadi, keluarga, dan sosial mengalami peningkatan sebagaimana kriteria yang diharapkan. Dari uji coba 1, uji coba 2, dan uji coba 3. Warga Retardasi Mental (WRM) Debil; 33%, 70%, dan 85%. WRM Imbesil; 28%, 58%, dan 68%. WRM Idiot; 33%, 50%, dan 67%. Model Asanti Emotan memiliki korelasi yang baik yaitu WRM Debil; 0.56, 0.16, dan 0.14. WRM Imbesil; 0.67, 0.50, dan 0.30. WRM Idiot; 0.87, 0.75, dan 0.68. Model ini juga terbilang efektif dan signifikan. Dari hasil uji t terhadap WRM dalam berbagai kategori hasilnya t hitung lebih besar dari t tabel, (2) Penerapan model memberi kemudahan keluarga, warga lingkungan sekitar, dan tenaga pendamping dalam melaksanakan pemberdayaan warga retardasi mental. Kata kunci: pemberdayaan, warga retardasi mental, model Asanti Emotan
PERILAKU DAN INTERAKSI SOSIAL WARGA “KAMPUNG IDIOT” DESA SIDOHARJO DAN KREBET KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO Dahlia Novarianing Asri, Muhammad Hanif and
Jurnal SOSIALITA Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Sosialita
Publisher : Jurnal SOSIALITA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kondisi dan perilaku warga retardasi mental, perilaku sosial masyarakat terhadap warga retardasi mental, dan  interaksi sosial masyarakat dengan warga retardasi mental di ”kampung idiot” Desa Sidoharjo dan Krebet Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. Subjek penelitian selama dua tahun ini adalah warga masyarakat termasuk warga retardasi mental dan penentuan informannya dengan teknik purposive sampling. Data yang digunakan bersumber dari primer dan skunder yang dianalisis dengan teknik coding model Strauss dan Corbin. Teknik pengambilan data menggunakan observasi, wawancara, dan pencatatan dokumen dengan instrumen utama peneliti sendiri. Dari hasil penelitian dapat disampaikan bahwa perilaku warga retardasi mental Desa Sidoharjo dan Krebet mengalami hendaya dan maladaptif dengankondisi terkategori debil, imbesil, dan idiot. Faktor-faktor yang menyebabkan banyak warga masyarakat mengalami retardasi mental, yaitu (a) gizi buruk, (b) tidak ada sarana kesehatan yang memadai dan terjangkau, (c) kadar air tanah mengandung zat besi yang tinggi, berkapur, dan kurang yodium, dan (d) kepercayaan adanya kutukan. Perilaku sosial masyarakat terhadap warga retardasi mental mencerminkan perilaku sosial penerimaan sehingga warga retardasi mental dapat menjalankan aktivitas tingkah laku,  keluarga, dan sosial walaupun masih terbatas. Perilaku sosial tersebut dipredisposisi oleh sikap positif terhadap warga retardasi mental dan diintensikan ke dalam berbagai tindakan sosial.Aktor dalam berbagai perilaku sosial tersebut,adalah tokoh masyarakat, agama, dan pemuda.Adapun faktor-faktor yang melatarbelakanginya, yaitu keyakinan, pemahaman, adat gotong royong, empati, dan kepuasan emosional.Interaksi sosial di kampung tersebut awalnya bersifat disosiatif, berubah menjadi asosiatif. Hal tersebut disebabkan oleh komunikasi dan kontak diantara warga masyarakat yang semakin lancar. Interaksi sosial ini menghasilkan nilai sosial, moral, dan norma sehingga keberadaan warga retardasi mental dianggap sebagai sesuatu yang wajar.   Kata kunci:perilaku sosial, interaksi sosial, Warga Kampung Idiot This study aims to analyze and describe the condition and behavior of mentally retarded citizens, society's behavior towards residents of mental retardation, and social interaction to the community of mental retardation in the Sidoharjo "idiot village", sub-district Krebet Jambon Ponorogo. The subjects of research during the past two years are citizens including residents with mental retardation and it are determined by purposive sampling technique. The data used comes from primary and secondary coding techniques were analyzed by Strauss and Corbin models. The technique of collecting data uses observation, interviews, and recording a document with the main instrument of the researchers themselves. From the research results can be delivered that the behavior of citizens with mental retardation and Krebet Sidoharjo village suffered impairment and maladaptive with categorized debilitated condition, imbeciles and idiots. The factors that lead to some mental retardation people, namely (a) poor nutrition, (b) there are no health facilities were adequate and affordable, (c) the water content of the soil contains high iron, limestone, and the lack of iodine, and (d) the belief in a curse. Society's behavior towards residents of mental retardation reflects the social behavior of the reception so that residents with mental retardation can run activity behavior, family, and social albeit still limited. The social behavior is being pre-dispositional by a positive attitude towards mental retardation people and intention into various social actions. The actorsof those various social behaviors are public figures, religious, and youths. Thenthe background factors of it are belief, understanding, traditional mutual cooperation, empathy, and emotional satisfaction. Initially, the social interaction in the village is dissociative then turned into an associative. It is caused by the communication and contacts among that become smoothly. Its social interaction generates social values, morals, and norms so that the presence of mental retardation citizens considered as something natural. Keywords: social behavior, social interaction, residents IdiotVillage
Local Wisdom of the Community in Handling Mental Retardation People ( A Case Study of “Kampung Idiot” in Sidoharjo Village, Jambon District, Ponorogo Regency) Muhammad Hanif
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 3 (2016): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.97 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v4i3.14433

Abstract

ABSTRACTSidoharjo village, in Jambon is one of villages in Ponorogo Regency, called as ‘Kampong Idiot’, since there are many villagers having mental retardation. They also have many disabilities, as a matter of fact they can survive and live quite longer. It certainly happens in accordance with the local wisdom of other villagers, the normal people who live in their surrounding. The research, therefore, aims to analyze and describe local wisdom of the community “Kampung Idiot” Sidoharjo Jambon Ponorogo in handling mental retardation people of Kampung Idiot in Sidoharjo village, Jambon district, Ponorogo regency. The research used descriptive-qualitative. The informants comprised of village officers, socialite, religion leader, youth and all family members of mental retardation people. Data were collected by using in-depth interview, observation, and documentation. Source triangulation was excuted in an effort to validate data and then the data were analyzed by using Strauss and Corbin’s Coding model.The local wisdom of Sidoharjo community in handling mental retardation people is a result of relationship among the people in the community, the people and their God, and the people and nature in their surrounding. The local wisdom can be seen from the community’s attitudeaccepting mental retardation people as the parts of the community and they are willing to help the mental retardation people do their personal, household and social activities. The local wisdom of the community seems to happen for (1) a belief in the existence of the mental retardation people is tribulation sent by God, providing deep meaning and boon that need to be faced, (2) they are social ethics and responsible moral for the social environment, (3) the norms include advices, prohibition, punishment, and wise words about life.Keywords: local wisdom, attitude, mental retardation peopleABSTRAKDesa Sidoharjo Jambon merupakan salah satu kampung di Kabupaten Ponorogo yang disebut “kampung idiot” karena banyak warganya yang mengalami retardasi mental. Warga retardasi mental di kampung ini memiliki banyak keterbatasan namun dapat melangsungkan hidupnya dalam kurun waktu yang relatif lama. Hal itu tentunya terkait dengan sikap arif warga masyarakat di lingkungan sekitarnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan kearifan lokal masyarakat Sidoharjo dalam menyikapi warga retardasi mental di “kampung idiot” Sidoharjo Jambon. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Informan terdiri dari pejabat pemerintah desa, tokoh; masyarakat, agama, dan pemuda, serta keluarga warga retardasi mental. Pengambilan datanya menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan pencatan dokumen. Validasi data dengan triangulasi sumber dan analisis datanya dengan model coding Strauss dan Corbin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal masyakat dalam menyikapi warga retardasi mental merupakan hasil dari relasionalitas diantara warga masyarakat, masyarakat dengan Tuhan dan alam. Masyarakat menerima warga retardasi mental sebagai bagian dari dirinya dan berusaha membantunya agar mampu menjalankan aktivitas pribadi, keluarga, dan sosial. Kearifan lokal masyarakat tersebut dipredisposisi oleh; (1) keyakinan bahwa warga retardasi mental merupakan ujian Tuhan yang harus disikapi karena mengandung arti serta hikmah, (2) etika sosial dan tanggungjawab secara moral terhadap lingkungan sosial, (3) norma-norma yang berupa anjuran-anjuran, larangan-larangan, sanksi, dan ungkapan kebijaksanaan akan kehidupan.Kata kunci: kearifan lokal, sikap, warga retardasi mental
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KABUPATEN MADIUN DALAM MENYIKAPI PANDEMI COVID-19 Muhammad Hanif
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 23, No 1 (2021): (June)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jantro.v23.n1.p27-36.2021

Abstract

Covid-19 pandemic has caused massive and widespread fear from various walks of life. The Covid-19 outbreak has affected all aspects of human life. This social reality encourages the people of Madiun Regency to make an effort to respond the pandemic by relying on local wisdom. The purpose of the study is to analyze and explain the actions of the people of Madiun Regency in responding to the Covid-19 Pandemic. The study was conducted for a year using a qualitative ethnographic approach. Data were collected by doing interview, observation, and document recording. The informants were determined by the purposive sampling technique. Meanwhile, the data analysis was using coding techniques. The results show that the community carries out mitigation through various activities vertically (supernatural powers) and horizontally (fellow humans and nature) in accordance with the philosophy of life of personal memayu hayuning, memayu hayuning kulawarga, memayu hayuning together, memayu hayuning bawana, including; (1) doing religious rituals, (2) carrying out ‘peduli tangga teparo’ (a caring-neighbor movement), (3) encouraging mutual cooperation in various aspects of life fulfillment with the principles of togetherness, mutual honing, compassion, and upbringing, (4) activating and mobilizing food barns and barns food storage, and growing medicinal plants and consuming them to increase immunity.
PERILAKU DAN INTERAKSI SOSIAL WARGA KAMPUNG IDIOT DESA SIDOHARJO DAN DESA KREBET KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO (STUDI FENOMENOLOGI MASYARAKAT RETARDASI MENTAL) Muhammad Hanif; Dahlia Novarianing Asri
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.578 KB) | DOI: 10.25273/counsellia.v3i2.254

Abstract

Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mendeskripsikan perilaku sosial warganormal, warga retardasi mental, dan warga normal terhadap warga retardasimental, 2)untuk mendeskripsikan interaksi sosial diantara warga normal danwarga normal dengan warga retardasi mental di kampung idiot Desa Sidoharjodan Desa Krebet Kecamatan Jambon Kabupaten PonorogoPenelitian ini dilaksanakan di Desa Sidoharjo dan Krebet KecamatanJambon Kabupaten Ponorogo selama dua belas bulan. Jenis penelitiannyakualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek dalam penelitian ini yaituwarga masyarakat, baik warga normal maupun warga retardasi mental. Sumberdatanya yang digunakan adalah sumber primer dan skunder. Teknik pengambilandatanya dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperolehdianalisis dengan analisis kualitatif model interaktif.Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh gambaran, bahwa pada Tahun1970-an sampai dengan tahun 1990-an,warga masyarakat menunjukkan perilakupenolakan terhadap warga retardasi mental di kampung idiot Desa Sidoharjo danKrebet Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. Berbeda dengan sekarang,warga masyarakat berperilaku menerima warga retardasi mental, dengan bentukperilaku yaitu tidak menyembunyikan, tidak membedakan dengan orang normal,mengembangkan kemandirian dalam taraf sederhana, dan menciptakankesempatan untuk bersosialisasi. Faktor-faktor yang melatarbelakangi perilakusosial tersebut yaitu persepsi yang positif terhadap warga retardasi mental, adanyainformasi/penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman tentang retardasi mental,kondisi ekonomi yang meningkat, perilaku tokoh-tokoh panutan yang bertindakpeduli, kesadaran hidup bersosial. Warga retardasi mental yang mendapatperlakuan penerimaan dapat menjalankan aktivitas tingkah laku, keluarga, dansosial walaupun dalam taraf yang sederhana. Interaksi sosial diantara wargamasyarakat normal dan warga masyarakat normal dengan warga retardasi mentalmencerminkan interaksi sosial asosiatif. Interaksi tersebut dilatarbelakangi olehhubungan diantara warga masyarakat normal dan dengan warga retardasi mentalyang komunikatif. Interaksi sosial ini menghasilkan nilai-nilai sosial, moral,norma dan lembaga sosial, sehingga keberadaan warga retardasi mental menjadisesuatu wajar atau biasa di masyarakat desa tersebut.
KEMEJA (KEMAH KERJA SEJARAH) SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH YANG AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN Muhammad Hanif
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1341.966 KB) | DOI: 10.25273/ajsp.v2i2.1457

Abstract

Pembelajaran sejarah masih dilingkupi oleh berbagai stereotip negatif seperti membosankan, bertele-tele dan tidak relevan dengan konteks sosial peserta didik. Relevansi penyajian materi sejarah dengan situasi sosial peserta didik sering dipertanyakan. Kondisi itu mengisyaratkan semakin pentingnya pembelajaran sejarah yang kontekstual sehingga terbangun suasana pembelajaran sejarah yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kemah kerja sejarah sebagai model pembelajaran sejarah yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari sumber primer dan sekunder berupa keterangan atau fakta dari informan, dan peristiwa atau aktivitas serta dokumen dan arsip tentang yang relevan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi langsung. Sampel informan dipilih secara selektif dan mengalir. Validasi data melalui triangulasi sumber dan teknik. Analisis data dengan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan model Kemeja terdiri dari empat komponen kegiatan utama, yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, refleksi, dan pelaporan. Tahap persiapan meliputi persiapan di kampus dan di lapangan, baik teknis maupun non teknis. Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu klarifikasi dan eksplorasi objek, social mapping, debat mahasiswa, dan pertunjukkan seni. Model Kemeja potensial untuk menjadi alternatif pembelajaran sejarah yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Kajian Makna Simbolis Patung dan Monumen di Kabupaten Ponorogo Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Lokal Nanda Cahyo Setiaji; Muhammad Hanif
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 8, No 01 (2018)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.873 KB) | DOI: 10.25273/ajsp.v8i01.2069

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian makna simbolis patung dan monumen sebagai pembelajaran sejarah lokal, serta untuk mengetahui potensi-potensi lain yang terjadi pada masa yang akan datang di Kabupaten Ponorogo. Penelitian dilakukan di Kabupaten Ponorogo mulai bulan Februari sampai bulan Juli 2015. Sumber data penelitian ini adalah (a) sumber data primer, yaitu sumber data dari informan individu maupun perseorangan, (b)sumber data yang bersifat sekunder, yaitu data yang diperolehdokumen, foto dan rekaman video hasil observasi lapangan. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi langsung, dokumentasi tertulis dengan teknik triangulasi. Analisis data menggunakan kualitatif model interaktif. Pendekatan penelitian ini adalah menggunakan jenis deskripstif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa sejarah berdirinya patung dan monumen di Ponorogo tidak lepas dari kepiawian Bupati terdahulu, yaitu Dr. H. Markum Singodimedjo, MM yang telah membangun simbol-simbol patung cerita Reog dari sumbangan pihak ketiga. Tujuannya untuk tata keindahan kota serta lebih menonjolkan nuansa kota Reog. Dengan dibangunnya patung dan monumen tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepariwisataan dan menjadi sumber pembelajaran sejarah lokal, agar generasi penerus lebih menghargaikearifan budaya luhur yang telah dimiliki.
Co-Authors Afifah, Dian Ratnaningtyas Ahmad Amarudin Alwanul Fikri Andista Candra Yusro, Andista Candra Anik Puji Rahayuningsih Anis Nuryani Anita Setyowati Anjar Mukti Wibowo Anjar Mukti Wibowo Arif Hidajad Bambang Eko Hari Cahyono Dahlia Novarianing Asri Dahlia Novarianing Asri, Dahlia Novarianing Dhimas Ardian Priambodo Dhinar Ayu Maharani Dini Yuliarsih Dwi Rohman Soleh Endang Sri Maruti Endang Sri Maruti Endrik Endrik Erry Yulia Susanto Ferrian Bima Cahyono Putro Fida Chasanatun Fida Chasanatun, Fida Fitra Saleh Fitriah Fitriah Hafid Didik Nasruri Hamam Saeroji Harmin Etikasari Karimah Hemy Kiswinarso Hermawan Purwo Sasmito Ibadullah Malawi Indah Lestari Intania Rahma Dewanti Isti Nur Afifa Jeffry Handhika Luky Purwaningsari Lutfi Fransiska Risdianawati Lutfi Fransiska Risdianawati, Lutfi Marga Bayu Kurniawan Marheny Lukitasari Miftahul Mujib Moh. Ayat Efendi Moh. Khoironi Muhammad Rifai Munif Wajdi Nanda Cahyo Setiaji Ni Luh Yulyana Dewi Novi Triana Habsari Nungky Iwana Nur Huda Nur Samsiyah Nur Samsiyah Nur Samsiyah Nurhadji Nugraha Nurul Hidayati Parji Parji Parji Patih Rinto Abadi Patih Rinto Abadi, Patih Putri Kartika Sari R Rukun Raras Setyo Retno Retno Diah Kusuma Ningrum Rina Rusita S Sudarmiani S Sukamto Serviana Mintartik Shabrina Sabila El Haq Siti Samsiyah Sri Budyartati Sudarmiani Sudarmiani Sudarmiani Sudarmiani Sudarmiani Sudarmiani Sudarmiani Sudarmiani, Sudarmiani Supri Wahyudi Utomo Suwarni Suwarni Suwarni Suwarni V Teguh Suharto Wahyu Kusuma Warsini Winda Seyra Martina Ayu Yeti Ika Nur Hayati Yudi Hartono