Banten adalah provinsi yang sedang berkembang dan memiliki banyak potensi untuk menjadi salah satu provinsi termaju di Indonesia. Semua usaha itu menjadi sia-sia jika tidak didukung oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki kinerja yang tinggi. Kinerja tinggi dapat diperoleh jika pegawai memiliki disiplin dalam bekerja. Berbagai fakta menunjukan bahwa sebagian ASN memiliki tingkat disiplin yang belum sesuaidengan harapan. Disiplin yang rendah ini mendorong mereka melakukan berbagai pelanggaran yang pada akhirnya berdampak pada buruknya kinerja mereka dan kinerjapemerintah provinsi Banten secara keseluruhan.Tujuan penelitian ini adalah menguji model yang menggambarkan hubungan antara kinerja, disiplin kerja, kepemimpinan, kompensasi, hukuman disiplin, dan budayaorganisasi.Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang berada dihampir seluruh SKPD Pemprov Banten, dan sebanyak 317 responden telahmemberikan data yang layak untuk diolah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan, kompensasi, dan budaya organisasi berpengaruh terhadap disiplin kerja. Namun, temuan empiris tidak mendukungpengaruh hukuman disiplin terhadap disiplin kerja. Selain itu, disiplin kerja terbukti berpengaruh terhadap kinerja ASN Pemprov Banten. Dengan demikian, untuk meningkatkan disiplin kerja yang berdampak pada kinerja, Pemprov Banten perlu meningkatkan efektifitas kepemimpin, memperbaiki sistem kompensasi, dan memperbaiki serta memperkuat budaya organisasi yang ada.