Perdina Nursidika
Stikes Jenderal Achmad Yani

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Edukasi Kesehatan sebagai Upaya Preventif Penyakit Hepatitis B dan C pada Warga Binaan Pemasyarakatan Patricia Gita Naully; Perdina Nursidika
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2020): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v4i1.2164

Abstract

ABSTRAK Hepatitis B dan C dianggap paling berbahaya diantara jenis hepatitis yang lain karena keduanya dapat berkembang menjadi penyakit kronik, sering tanpa gejala, dan menyebabkan kematian. Salah satu upaya yang disarankan oleh WHO untuk mencegah peningkatan angka Hepatitis B dan C adalah melakukan kegiatan edukasi kesehatan bagi masyarakat, khususnya kelompok beresiko tinggi seperi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Oleh sebab itu, kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan WBP terkait penyebab, gejala, cara penularan, pencegahan, dan layanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Kegiatan ini dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Bandung dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang WBP. Penyuluhan dilaksanakan dengan metode ceramah. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara menganalisis hasil kuesioner dan nilai tes para peserta. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil evaluasi membuktikan bahwa mayoritas WBP melakukan tindakan beresiko tinggi karena keterbatasan pengetahuan dan informasi, namun setelah mendapatkan materi penyuluhan terlihat adanya peningkatan nilai tes pada seluruh peserta. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan WBP di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung terkait penyebab, gejala klinis, cara penularan, pencegahan, serta beberapa layanan kesehatan pemerintah untuk mencegah, mendiagnosa, serta mengobati penyakit Hepatitis B dan C.Kata Kunci: hepatitis B; hepatitis C; penyuluhan; lembaga pemasyarakatanABSTRACTHepatitis B and C are considered as the most dangerous hepatitis types compared to the other, because both can develop into chronic diseases, asymptomatic, and cause death. One of the methods suggested by WHO to prevent an increase of Hepatitis B and C numbers is to conduct health education activities for the community, especially for the high-risk groups such as prisoners (WBP). Therefore, the aim of this extension activity was to upgrade the WBP's knowledge regarding the disease causes, symptoms, transmission methods, prevention, and health services provided by the government. This activity was conducted in Bandung Narcotics Penitentiary class IIA, with 30 WBP participants. The extention was done by the lecture method. Then, the activity evaluation was done by analyzing of questionnaire results and participants' test-scores. Besides, the analysis technique used was descriptive analysis. The evaluation result proved that the majority of WBP taking the high-risk action due to the limited of knowledge and information, but there was a test-score increase for all participants after obtaining counseling materials. This activity was successful to improve the WBP's knowledge in Bandung Narcotics Penitentiary class IIA related to the causes, clinical symptoms, modes of transmission, prevention, and also some government health services to prevent, diagnose, and treat the Hepatitis B and C.Keywords : extension; hepatitis B; hepatitis C; prison.
Pendidikan Kesehatan : Upaya Mereduksi Angka Infeksi Menular Seksual pada Komunitas Homoseksual di Kota Bandung Patricia Gita Naully; Perdina Nursidika
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2019): Agustus
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.465 KB) | DOI: 10.31960/caradde.v2i1.136

Abstract

Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan komunitas homoseksual terkait Infeksi Menular Seksual (IMS) sehingga dapat mengubah gaya hidup mereka dan berdampak pada penurunan angka kejadian IMS di kota Bandung. Kegiatan ini dilaksanakan di daerah Bandung Timur pada bulan Februari 2019 dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang. Pendidikan kesehatan dilakukan dengan metode ceramah dan media berupa power point serta poster. Materi yang disampaikan terkait pengertian, gejala klinis, cara penularan, pencegahan, pengobatan, dan pemeriksaan laboratorium untuk deteksi IMS seperti gonore, hepatitis B, HIV, sifilis, dan klamidia. Kegiatan dievaluasi menggunakan tes dan kuesioner. Hasil evaluasi kegiatan membuktikan adanya peningkatan pengetahuan peserta terkait IMS. Rata-rata nilai tes peserta naik sebesar 40 poin. Hasil kuesioner juga membuktikan bahwa 92,5% peserta dapat memahami materi yang disampaikan dan 95% peserta berpendapat bahwa kegiatan pendidikan kesehatan seksual perlu dilakukan secara rutin untuk mereduksi angka kejadian IMS pada komunitas mereka. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan komunitas homoseksual terkait IMS.