Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMETAAN KUALIFIKASI FINE AGGREGATE SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA (Studi Kasus : Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Bombana) Muh. Akbar Kurdin; Siti Nurjanah Ahmad
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.543 KB) | DOI: 10.55679/jts.v2i1.6839

Abstract

AbstractFine aggregate is one of the building materials are often used to make a construction. In general, fine aggregate especially sand can be divided into natural sand and artificial sand is widely available throughout the province of South East Sulawesi. Use of local materials in the concrete mix design for construction aggregate becomes very important to consider the availability of the material and its technical superiority. Special purpose that you want to achieve from this study is to investigate the characteristics of fine aggregate especially natural sand types and appropriateness to be used as a sand mix concrete in building construction in Southeast Sulawesi.This important study was conducted to investigate the characteristics of a mixture of aggregate for concrete construction using local materials with specific properties so as to know the characteristics of the sand as fine aggregate in the mix will increase the quality of construction work in the field. In this study, the research object is the fine aggregate in the form of natural sand, river sand/sand beach and mountain sand that is used by most people in Southeast Sulawesi province, as many as 14 types of fine aggregate/sand types namely: Pohara Sand, Lepo - Lepo Sand, Konawe Sand, Unaaha Sand, Laeya Sand, Boro-boro Sand, Langkoala Sand.This study used a laboratory test analysis include: Testing of Aggregate Gradation of Fine Granules (SNI 03-1968-1990), Specific Gravity and Absorption Tests Fine Aggregate (SNI 03-1970-1990), Content Testing Weight Fine Aggregate (SNI 03-4804-1998), Content Testing Fine Organic Mineral Aggregate (SNI 03-2816-1992), and Materials Testing Through the Sieve No. 200 (SNI 03-4142-1996)Keywords: Fine Aggregates, Concrete Sand, Testing Laboratory AbstrakAgregat halus jenis pasir adalah salah satu bahan bangunan yang sering digunakan untuk membuat suatu konstruksi. Secara umum agregat halus jenis pasir dapat dibedakan menjadi pasir alam dan pasir buatan atau artificial sand yang banyak tersedia di seluruh provinsi Sulawesi Tenggara. Pemanfaatan material lokal dalam perencanaan campuran agregat untuk beton konstruksi bangunan menjadi hal yang sangat penting dengan mempertimbangkan ketersediaan material dan keunggulan teknis yang dimiliki. Tujuan Khusus yang ingin di capai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik agregat halus jenis pasir alam tersebut dan kelayakannya untuk dapat dipergunakan sebagai pasir campuran beton pada bangunan konstruksi di Provinsi Sulawesi Tenggara,Penelitian ini penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik campuran agregat untuk beton konstruksi bangunan menggunakan material lokal dengan sifat yang spesifik sehingga dengan mengetahui karakteristik pasir sebagai agregat halus dalam campuran akan meningkatkan kualitasnya bagi pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan. Di dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah agregat halus yang berupa pasir alam, pasir sungai/pantai dan pasir gali/gunung yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat dalam Provinsi Sulawesi Tenggara, sebanyak 14 jenis agregat halus jenis pasir yaitu : Pasir Pohara, Pasir Lepo – lepo, Pasir Konawe, Pasir Unaaha, Pasir Laeya, Pasir Boro-boro, Pasir Langkoala. Penelitian ini menggunakan analisis uji Laboratorium yang meliputi : Pengujian Gradasi Butiran Agregat Halus (SNI 03-1968-1990), Pengujian Berat  jenis  dan  Penyerapan  Agregat Halus (SNI 03-1970-1990), Pengujian Berat Isi Agregat Halus (SNI 03-4804-1998), Pengujian Kandungan Kotoran Organik Agregat Halus (SNI 03-2816-1992), dan Pengujian Bahan Lewat Saringan No. 200 (SNI 03-4142-1996).Kata Kunci : Agregat Halus, Pasir Beton, Uji Laboratorium
KARAKTERISTIK BANGKITAN PERJALANAN BERBASIS PERUMAHAN DI KECAMATAN WUA-WUA KOTA KENDARI Muh. Akbar Kurdin
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.861 KB) | DOI: 10.55679/jts.v2i1.6823

Abstract

AbstractTrip generation divided into two categories namely based on the trip home and non home based trips. Making a modeling trip generation of a zone will be estimated number of residential trip generation family per day, thus to determine the level of transportation infrastructure needs in the region. The purpose of this study was to analyze the distribution of trip generation characteristics and analyze the factors that lead to differences in the number of family trips to the different characteristics of residential areas in the city of Kendari.The method used was a survey method using direct interviews with the questionnaire focused on the residential complex by the type of home that is luxurious, medium and simple house type. The analytical tool used is descriptive statistics to determine the trip generation and distribution characteristics of statistical inference to determine the factors that lead to differences in the number of family trips per day.The results of this study are the factors that cause the difference in the number of trips per day on the type of family luxury homes is the average income level of families per month , the number of motorcycle ownership and the number of students in the family, while the type of medium (middle) is the number of family members , the level of average family income per month , number of family members working , the number of students in the family and the type of transport used per day , as well as on the type of simple home is the number of working family members , the number of students in the family, the time required to use a vehicle personal and time required to use public transport where the number of car ownership (X3) not be a factor of three types of houses .Key words: Trip Generation, Characteristics, Type of Houses  AbstrakBangkitan perjalanan dibedakan atas dua kategori yaitu perjalanan berbasiskan rumah (home based trip) dan perjalanan berbasiskan non rumah (non home based trip). Pembuatan suatu pemodelan bangkitan perjalanan dari suatu zona (kawasan) perumahan dapat diperkirakan jumlah bangkitan perjalanan keluarga per harinya dengan demikian dapat diketahui tingkat kebutuhan sarana dan prasarana transportasi di kawasan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis distribusi karakteristik bangkitan perjalanan dan menganalisis faktor yang menyebabkan perbedaan jumlah perjalanan keluarga pada kawasan perumahan yang berbeda karakteristiknya di Kota Kendari.Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei menggunakan wawancara langsung dengan kuisioner pada kompleks perumahan terpusat berdasarkan tipe rumah yaitu mewah, sedang (menengah) dan sederhana. Alat analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif untuk mengetahui distribusi karakteristik bangkitan perjalanan serta statistika inferensi untuk mengetahui faktor yang menyebabkan perbedaan jumlah perjalanan keluarga per harinya.Hasil penelitian yaitu faktor yang menyebabkan perbedaan jumlah perjalanan keluarga per hari pada tipe rumah mewah adalah tingkat pendapatan rata-rata keluarga per bulan, jumlah kepemilikan sepeda motor dan jumlah anggota keluarga yang sekolah, sedangkan tipe rumah sedang (menengah) adalah jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan rata-rata keluarga per bulan, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang sekolah dan jenis angkutan yang digunakan per hari, serta pada tipe rumah sederhana adalah  jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang sekolah, waktu yang diperlukan menggunakan kendaraan pribadi dan waktu yang diperlukan menggunakan angkutan umum dimana jumlah kepemilikan mobil (X3)  tidak menjadi  faktor penyebab dari ketiga tipe rumah.Kata Kunci: Bangkitan, Perjalanan, Perumahan