Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENINGKATAN RENDEMEN DESTILASI MINYAK JAHE MELALUI FERMENTASI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum) MENGGUNAKAN Trichoderma harzianum Vivi Nurhadianty; Chandrawati Cahyani; Luthfi Kurnia Dewi; Linda Triani; Resti Kurnia Putri
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.093 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2016.001.01.06

Abstract

Rendemen minyak jahe hasil penyulingan pada umumnya masih rendah, maka perlu metode yang mampu meningkatkan rendemen minyak jahe hasil penyulingan. Pada penelitian ini dilakukan perlakuan awal berupa fermentasi pada jahe merah. Fermentasi dilakukan pada jahe merah dengan ukuran ± 1 x 1 cm, berlangsung secara aerob, pada suhu ruangan, pH 4, moisture jahe merah 40-45%, dan konsentrasi T.harzianum dalam fermentor ± 1,087 x 104 mg/L. Selanjutnya, destilasi uap dilakukan selama 8 jam pada jahe merah yang telah difermentasi maupun yang tanpa fermentasi. Perolehan minyak jahe setelah fermentasi selama 2, 6, dan 8 hari dibandingkan dengan minyak jahe tanpa fermentasi untuk mengetahui pengaruh fermentasi terhadap peningkatan rendemen minyak jahe. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jahe merah tanpa fermentasi, dan dengan jahe yang difermentasi selama 2, 6, dan 8 hari secara berturut-turut sebesar menghasilkan rendemen sebesar 0,015% ; 0,020% ; 0,076%; dan 0,025%. Berdasarkan hasil tersebut, fermentasi jahe merah selama 6 hari menghasilkan rendemen minyak jahe tertinggi.
The Formulation of Hypoallergenic Massage oil using Local Essential Oil of Indonesia Chandrawati Cahyani; Herwinda Brahmanti; Luthfi Kurnia Dewi; Vivi Nurhadianty
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2021.007.01.11

Abstract

A laboratory study was conducted to investigate the possibility of producing a hypoallergenic massage oil using local essential oil. The main concept behind the study was the application of massage oil formula which is in contact with skin need to be allergen free. This study used four types of local essential oil, i.e. cananga, clove, citronella and a fraction of citronella oil.  Two types of carrier oils were used, i.e. extra virgin olive oil and grape seed oil. The study searches the concentration of essential oil which is safe to be used in the formula, not giving an allergy reaction. The concentration of essential oil studied were one and two percent respectively, and an allergy test will also be conducted to the carrier oil themselves. The allergy test was conducted toward 30 respondents. 
Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar) Kresna Purwandaru; Denisya Eka Faturrohman; Anima Rahmatika Putri; Rashieka Putri Maghfiroh; Muhammad Rifqi Ridhollah; Luthfi Kurnia Dewi
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.938 KB)

Abstract

Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Produsen utama di dunia untuk minyak atsiri adalah Indonesia (Jawa), Haiti dan Cina. Masalah utama yang ditemukan dalam penyulingan minyak atsiri di Indonesia adalah rendahnya kualitas minyak, membuang-buang waktu proses distilasi dan konsumsi energi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan energi di beberapa proses distilasi dan untuk meningkatkan kualitas minyak yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh massa materi terhadap kebutuhan massa uap dan energi  uap minyak nilam pada proses distilasi, dan untuk mengetahui pengaruh massa uap terhadap kebutuhan enrgy uap yang dihasilkan dalam penyulingan minyak nilam. Penelitian ini menggunakan metode variabel bebas dengan satu faktor yaitu massa bahan (250 kg, 275 kg, 300 kg), dengan konstan tekanan absolut 5 atm. Penelitian menunjukkan massal bahan 300 kg, menghasilkan massa uap sebesar 0.588 kg, dan energi uap 1527,59 kJ, dengan efisiensi tertinggi tenaga uap 38,61%. Kata Kunci : penyulingan, input energi, atsiri
Analisis kelayakan ekonomi produk sanitasi dalam upaya self-sufficiency Luthfi Kurnia Dewi; Chandrawati Cahyani; Vivi Nurhadianty; Aji Hendra Sarosa
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 5, No 3 (2022): In progress (November)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v5i3.15455

Abstract

Kegiatan pondok pesantren tidak lepas dari penggunaan produk sanitasi untuk menjaga kesehatan dan kebersihan. Salah satu produk sanitasi yaitu hand sanitizer. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu melatih analisis kelayakan ekonomi produk sanitasi dalam upaya self-sufficiency di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang. Melalui pengabdian ini diharapkan kesehatan dan kebersihan santri terjaga dan dapat menciptakan pondok mandiri secara finansial. Pengabdian ini dilakukan daring dengan memberikan pelatihan formulasi hand sanitizer dan analisis kelayakan ekonomi meliputi perhitungan harga jual produk dan kriteria investasi. Berdasarkan simulasi hasil perhitungan, didapatkan harga jual hand sanitizer kemasan 100 ml yaitu Rp 11.528,00 dengan laba 5% dari harga pokok penjualan. Dengan interest rate (IR) sebesar 4,25%, didapatkan nilai NPV sebesar Rp 235.841.940,31 dan IRR sebesar 58,82%, dimana investasi produk sanitasi ini dikategorikan visible (layak) karena NPV > 0 dan IRR > IR. ROI yang didapatkan sebesar 94,89% dengan PBP selama 1,05 tahun. Capaian pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dapat dilihat dari kepuasan mitra dengan hasil kuesioner rata-rata kepuasan sekitar 74% responden menjawab setuju terhadap kebermanfaatan kegiatan ini. Oleh karena itu, kegiatan analisis kelayakan ekonomi produk sanitasi perlu dilakukan secara kontinyu dan bisa dikembangkan untuk produk sanitasi yang lain.
Analisis kelayakan ekonomi produk sanitasi dalam upaya self-sufficiency Luthfi Kurnia Dewi; Chandrawati Cahyani; Vivi Nurhadianty; Aji Hendra Sarosa
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 5 No 3 (2022): Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v5i3.15455

Abstract

Kegiatan pondok pesantren tidak lepas dari penggunaan produk sanitasi untuk menjaga kesehatan dan kebersihan. Salah satu produk sanitasi yaitu hand sanitizer. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu melatih analisis kelayakan ekonomi produk sanitasi dalam upaya self-sufficiency di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang. Melalui pengabdian ini diharapkan kesehatan dan kebersihan santri terjaga dan dapat menciptakan pondok mandiri secara finansial. Pengabdian ini dilakukan daring dengan memberikan pelatihan formulasi hand sanitizer dan analisis kelayakan ekonomi meliputi perhitungan harga jual produk dan kriteria investasi. Berdasarkan simulasi hasil perhitungan, didapatkan harga jual hand sanitizer kemasan 100 ml yaitu Rp 11.528,00 dengan laba 5% dari harga pokok penjualan. Dengan interest rate (IR) sebesar 4,25%, didapatkan nilai NPV sebesar Rp 235.841.940,31 dan IRR sebesar 58,82%, dimana investasi produk sanitasi ini dikategorikan visible (layak) karena NPV > 0 dan IRR > IR. ROI yang didapatkan sebesar 94,89% dengan PBP selama 1,05 tahun. Capaian pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dapat dilihat dari kepuasan mitra dengan hasil kuesioner rata-rata kepuasan sekitar 74% responden menjawab setuju terhadap kebermanfaatan kegiatan ini. Oleh karena itu, kegiatan analisis kelayakan ekonomi produk sanitasi perlu dilakukan secara kontinyu dan bisa dikembangkan untuk produk sanitasi yang lain.
Studi Perbandingan Metode Isolasi Ekstraksi Pelarut dan Destilasi Uap Minyak Atsiri Kemangi terhadap Komposisi Senyawa Aktif Luthfi Kurnia Dewi; Dwi Lerian Friatnasary; Windhi Herawati; Vivi Nurhadianty; Chandrawati Cahyani
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.633 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2018.002.01.03

Abstract

Tanaman kemangi berpotensi sebagai salah satu sumber minyak atsiri  yang diaplikasikan pada industri flavor dan fragrance. Isolasi minyak atsiri kemangi dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu destilasi uap dan ekstraksi menggunakan pelarut yang menghasilkan minyak atsiri kemangi dengan komposisi senyawa yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode isolasi destilasi uap dan ekstraksi pelarut terhadap komposisi senyawa yang dihasilkan. Proses destilasi uap dilakukan selama 4 jam, 6 jam, dan 8 jam. Destilat dipisahkan antara lapisan minyak atsiri crude dan lapisan kaya air. Proses ekstraksi dilakukan selama 6 siklus dengan menggunakan pelarut n-heksana dan etanol. Ekstrak yang diperoleh dipisahkan antara minyak atsiri kemangi dan pelarut menggunakan rotary evaporator. Komposisi minyak atsiri kemangi diuji menggunakan GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi minyak atsiri kemangi hasil ekstraksi berbeda dengan hasil destilasi uap. Isolasi senyawa karvakrol, heksadekanol, hidroksidihidromaltol, glisidil metakrilat, 3-pirolin, beta bisabolen, isopropil butirat, safrol, geraniol, asam karbamat, dan butil alkohol, 2-D1 (top-note) lebih efektif menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut etanol. Isolasi senyawa geranial, neral, farnesol, alfa bergamoten, alfa bisabolen, dan linalool lebih efektif menggunakan metode destilasi uap dimana waktu destilasi optimal yaitu 4 jam.
Pengaruh Kerapatan Unggun Bahan pada Distilasi Uap terhadap Rendemen dan Komposisi Minyak Jeruk Purut Luthfi Kurnia Dewi; Chandrawati Cahyani; Novelia Puspa Wardani; Hasanuddin Sella
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.8

Abstract

Minyak jeruk purut (kaffir lime oil) banyak digunakan dalam industri flavor, minuman, makanan, farmasi, pewarna, dan parfum. Komponen utama dalam minyak jeruk purut yaitu sitronelal, sitronelol, geraniol, dan linalool. Minyak jeruk purut dapat dihasilkan dengan menggunakan metode distilasi uap. Dalam proses distilasi uap, kerapatan unggun bahan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jumlah rendemen dan kualitas minyak yang dihasilkan karena kerapatan unggun berkaitan dengan aliran uap yang melalui tumpukan bahan yang dapat mempengaruhi jumlah minyak yang dapat terbawa oleh uap tersebut menjadi kondensat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kerapatan unggun (daun dan batang jeruk purut) pada proses distilasi terhadap jumlah rendemen dan komposisi minyak jeruk purut yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan metode distilasi uap indirect selama 6 jam, tekanan 1,2 kg/cm2 (gauge), laju alir uap sebesar 2 L/jam. Perbandingan berat bahan daun dan batang 1:1. Kerapatan unggun divariasi sebesar 0,075 kg/L, 0,100 kg/L dan 0,125 kg/L. Berdasarkan hasil penelitian, kerapatan unggun daun dan batang jeruk purut berpengaruh terhadap rendemen minyak jeruk purut yang dihasilkan yaitu pada kerapatan unggun 0,075 kg/L, 0,100 kg/L dan 0,125 kg/L menghasilkan rendemen berturut-turut sebesar 0,979%, 0,854% dan 0,647%. Kerapatan unggun 0,075 kg/L merupakan kerapatan yang terbaik dengan rendemen dan kadar sitronelal (78,98%) tertinggi. Kata kunci: distilasi uap; kerapatan unggun bahan; minyak jeruk purut; rendemen; sitronelal
Pengaruh Waktu Ekstraksi pada Pektin Ampas dan Kulit Buah Melon (Cucumis Melo L. var. Sky Rocket) Risang Parasu; Ersa Amalia Aisyah; Vivi Nurhadianty; Luthfi Kurnia Dewi
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2021.005.02.04

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of extraction time on yield, methoxyl content and degree of esterification. In this study, the raw materials used are melon pulp and peel. The process of obtaining pectin from raw materials is reflux extraction with the extraction time of 60, 90, and 120 minutes using citric acid pH 2.5 as a solvent. The result shows pectin yield for each extraction time of 60, 90, and 120 minutes to be 4.16%, 11.91%, and 5.49% for melon pulp and 2.29%, 6.86%, and 3.57% for melon peel, respectively. Methoxyl content of pectin increases with increasing extraction time to be 2.05%, 3.41%, and 3.78% for melon pulp and 2.17%, 2.73%, and 3.72% for melon peel, respectively. Pectin esterification degree decreases with increasing extraction time to be 48.53%, 44%, and 33.52% for melon pulp and 46.67%, 39.29%, and 30.93% for melon peel, respectively. Methoxyl content value of <7% and esterification degree of <50% shows pectin obtained from this study is the low-methoxyl pectin.
The Effect of Various Solvent in Soxhlet Extraction on The Characterictics of Basil Oil (Ocimum Americanum L.) Luthfi Kurnia Dewi; Siska Dwi Setyawati; Annisa Nur Fidyanti Pamuji; Syifa Indrayana; Chandrawati Cahyani
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 12, No 1 (2023): June 2023 [Nationally Accredited - Sinta 2]
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v12i1.41903

Abstract

Basil (Ocimum americanum L.) is a common plant in Indonesia used as the source of basil oil. Many methods to produce basil oil, such as solvent extraction using Soxhlet apparatus that called Soxhlet extraction. Determining solvent is a necessary factor in Soxhlet extraction because it affects the results of extraction in the form of quantity and quality of the essential oil produced. This shows that the selection of the type of solvent is an important factor to consider in the process of extracting basil essential oil, so this study was carried out to know the effect of solvent variations on the extraction results which were analyzed based on the yield and quality of essential oils including refractive index, specific gravity, and active compound. This research used three solvents with different polarities, ethanol, ethyl acetate and n-hexane. Basil leaves were separated from their flower and stem and dried in the oven at 102°C until their water content was 15-25%. Before extraction, dried basil leaves were cut to reduce size. The ratio of material to solvent that used was 1:50. Extraction was done at boiling point of each solvent for ten cycles. The rotary evaporator was used to separate basil oil and solvent. The highest yield is accomplished by basil oil that used ethanol (2,74%) followed by ethyl acetate (0,74%) and n-hexane (0,41%). The major active compounds obtained from each solvent were linalool 38.08% (ethanol), linalool 27.11% (ethyl acetate), and methyl chavicol 39.3% (n-Hexane). Basil oil from three solvents has a refractive index and specific gravity that suit commercial basil oil.
Studi Kinetika Ekstraksi Pektin dari Kulit Buah Pisang Kepok: Kinetic Study of Pectin Extraction from Kepok Banana Peel Isnaini Rahmi; Annisa Fairus; Luthfi Kurnia Dewi; Vivi Nurhadianty
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2023.007.02.06

Abstract

Pektin merupakan salah satu polisakarida yang terletak di dinding sel tumbuhan bersamaan dengan polisakarida lain yaitu selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Metode untuk mendapatkan pektin adalah esktraksi. Selama proses ekstraksi berlangsung terdapat kinetika reaksi yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinetika ekstraksi pektin kulit pisang kepok meliputi konstanta laju reaksi dan energi aktivasi dengan variasi waktu ekstraksi. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data sekunder. Data sekunder yang diolah adalah pH ekstraksi 1; 1,5; dan 2, suhu ekstraksi 80oC dan 90oC, waktu ekstraksi 70, 80, 90, dan 100 menit, serta yield pektin. Hasil penelitian menunjukkan nilai konstanta degradasi (k2) lebih kecil daripada nilai konstanta ekstraksi (k1) pada semua variabel. Yemax tertinggi terdapat pada pH 1,5 suhu 90oC sebesar 41,88% dengan tmax 80 menit. Nilai energi aktivasi pembentukan pektin (Ea1) terkecil adalah 17,812 kJ/mol dan energi aktivasi degradasi pektin (Ea2) terbesar adalah -3,878 kJ/mol yang keduanya terdapat dalam pH 1,5. Kondisi optimum ekstraksi pektin kulit buah pisang kepok pada penelitian ini pada pH 1,5 suhu 90oC dengan memperhatikan nilai k1, k2, Yemax, tmax, dan energi aktivasi.