Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REPRESENTASI UNGKAPAN-UNGKAPAN BAHASA LAMAHOLOT LINGKUNGAN KELAUTAN MASYARAKAT DESA BAHINGA TERHADAP PENINGKATAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER Fransiska Jone Mare; Fransiska Jone Mare
JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Vol. 8 No. 1 (2021): JIBS : JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Publisher : Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jibs.v8i1.6113

Abstract

The article explains about the representation of maritime-metaphors of Lamaholot Language of Bahinga Community in Increasing the values of educational character. The aims of this article are to find the kinds of maritime-metaphor and to find the representation of those metaphors in building the students’ characters. Research approaches in this article is descriptive qualitative. The data retrieved by using observation and interview as main data and secondary data is taken from the thesis. The results show that there are nine maritime-metaphors of Lamaholot Language of Bahinga Community can be used in increasing the values of educational character.
Analisis Makna Leksikal dan Kultural Dalam Upacara Adat Hue Nuhe Pada Masyarakat Kampung Lewoawang Bartoldus Sora Leba; Fransiska Jone Mare
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.11098

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna leksikal dan kultural yang terdapat pada upacara adat Hue Nuhe pada masyarakat kampung Lewowang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian ini bersumber dari masyarakat kampung Lewoawang, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Motode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara dengan teknik rekam dan catat. Data yang terkumpul berupa data verbal, nonverbal, dan sarana yang digunakan dalam upacara adat tersebut. Data tersebut dianalisis dalam tiga tahap yakni, reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa terdapat tiga aspek yang saling berkaitan erat satu sama lain dalam upacara adat tersebut, yakni aspek verbal berupa tuturan adat, aspek nonverbal berupa tindakan, serta aspek sarana berupa alat dan bahan yang digunakan. Pada aspek verbal makna leksikal ditemukan dalam setiap kata pada tuturan adat sebagai dasar dalam menerjemahkan tuturan tersebut ke dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar, sedangkan makna kulturalnya hanya difokuskan pada beberapa kata dan frasa yang merupakan inti dari tuturan tersebut, yakni mio, loke pada, koda daten, epu onek to’u, dan hue nuhe gi’e wewe. Aspek nonverbal berupa tindakan terdiri atas dua tindakan, yakni tedu nea dan gelu nea, sedangkan aspek sarana terdiri atas empat alat, yakni nea, kela, nuro, dan gebia waja serta tiga bahan, yakni tua, wua, dan malu. Baik aspek nonverbal maupun aspek sarana memiliki makna leksikal dan kultural.
Analisis Wacana Kritis Tentang Perempuan Dalam Stiker Angkutan Kota di Kota Larantuka Fransiska Jone Mare; Ummi Qalsum Arif
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.11120

Abstract

Bahasa stiker akan menjadi sebuah wacana apa bila adanya konteks yang menyertainya. Wacana dalam stiker pada penelitian ini dikhususkan pada perempuan. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena gejala sosial yang terjadi pada perempuan dalam kehidupan di masa dulu hingga masa sekarang. Analisis wacana kritis yang dipakai dalam artikel ini menggunakan model Norman Fairchlough. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stiker pada angkutan kota Larantuka menunjukkan adanya perubahan cara memperlakukan perempuan sebagai bentuk kekuasaan laki-laki atas perempuan. Pada praktek sosiokultural terdapat tiga tingkatan yakni, Pertama, Tingkat situasional menekankan pada gaya hidup, tuntutan ekonomi, seksualitas dan pola pikir. Kedua Tingkat Institusional, pada tingkat ini subjek-subjek yang terlibat menunjukkan kekuasaannya atas perempuan melalui bahasa kritik yang vulgar dan terbuka. Ketiga, Tingkat sosial, pada Tingkat ini melihat pada situasi-situasi makro dalam masyarakat dimana pada bidang budaya terlah mengalami pergeseran cara memperlakukan perempuan, serta dari bidang ekonomi, tuntutan hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku.