Pipin Ardhianto
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DISTRIBUSI KADAR LDL (LOW-DENSITY LIPOPROTEIN) TARGET PASCA TERAPI STATIN PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Muhammad Irvan Muzakky; Pipin Ardhianto; Ilham Uddin
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.067 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20855

Abstract

Latar Belakang: Target terapi kolesterol LDL bagi pasien dengan risiko kardiovaskuler sangat tinggi adalah ˂70 mg/dL atau dengan penurunan ≥50% dari konsentrasi awal. Kebanyakan pasien dapat mencapai terget ini dengan pemberian monoterapi statin.Tujuan: Mengetahui persentase tercapainya kadar LDL absolut pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) di RSUP Dr. Kariadi yang sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Dislipidemia European Society of Cardiology (ESC) dan European Atherosclerosis Society (EAS).Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sebanyak 100 sampel diambil dari catatan medis pasien PJK periode Januari 2016 sampai Agustus 2017 yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pasien dan profil lipid pasien PJK. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram.Hasil: Karakteristik pasien PJK terbanyak adalah kelompok usia lanjut usia (74%), jenis kelamin laki-laki (77%), dan indeks massa tubuh tergolong berisiko (35%). Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus dan hipertensi dengan frekuensi masing-masing adalah 70% dan 46%. Distribusi fraksi lipid abnormal pada pasien PJK mencakup kolesterol total (36%), trigliserida (57%), K-HDL (71%) dan K-LDL (74%). Jenis statin yang paling banyak diresepkan adalah simvastatin (81%) dan atorvastatin (19%). Sebanyak 5% pasien PJK di RSUP Dr. Kariadi Semarang mencapai target kadar LDL absolut (<70 mg/dL).Kesimpulan: Sebanyak 5% pasien PJK di RSUP Dr. Kariadi Semarang berhasil mencapai target kadar LDL absolut, sedangkan 95% pasien lainnya belum mencapai target.
GAMBARAN PERESEPAN OBAT BETA BLOCKER PADA PASIEN GAGAL JANTUNG SISTOLIK YANG DIRAWAT JALAN DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Monica Destiani; Ilham Uddin; Pipin Ardhianto
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.783 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21472

Abstract

Latar Belakang: Gagal jantung sistolik merupakan kegagalan jantung untuk memberikan suplai darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dengan hipertrofi dinding ventrikel yang memiliki output terbatas karena ejeksi yang terganggu selama sistol dengan Fraksi Ejeksi (FE) £40%. Gagal jantung memiliki prevalensi yang terus meningkat dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup hingga kematian. Terdapat beberapa terapi medikamentosa untuk gagal jantung sesuai pedoman internasional. Beta blocker adalah salah satu obat yang direkomendasikan, namun penggunaannya sebagai terapi gagal jantung masih kurang dimanfaatkan.Tujuan: Mengetahui gambaran peresepan obat beta blocker pada pasien gagal jantung sistolik yang dirawat jalan di RSUP dr. Kariadi Semarang periode Juli 2016 hingga Juli 2017 dengan mengacu pada pedoman pengobatan gagal jantung.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data yang diambil adalah data sekunder dari rekam medis rawat jalan pasien gagal jantung sistolik di RSUP dr. Kariadi Semarang periode Juli 2016 hingga Juli 2017 dengan metode consecutive sampling. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dan didapatkan 115 sampel.Hasil: Terdapat 47 pasien (40,9%) yang memperoleh terapi obat beta blocker dan 68 pasien (59,1%) yang tidak mendapat obat beta blocker. Dari 47 pasien tersebut, sebanyak 41 pasien (87,23%) mendapatkan terapi yang sesuai indikasi. Beberapa alasan kelompok pasien yang tidak mendapatkan obat beta blocker yaitu 1 pasien bradikardia (1,47%), 1 pasien syok kardiogenik (1,47%), 1 orang asma (1,47%), 2 orang kongesti (2,94%), dan 63 pasien (92,64%) tidak diketahui alasannya.Kesimpulan: Pasien gagal jantung sistolik rawat jalan yang mendapatkan terapi beta blocker adalah 40,9%, dan 87,23% di antaranya mendapatkan terapi sesuai dengan indikasi, sementara 59,1% pasien tidak mendapatkan obat beta blocker.
HUBUNGAN FIBRILASI ATRIUM TERHADAP PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF Rofat Askoro Bimandoko; Pipin Ardhianto; Hexanto Muhartomo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.219 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15917

Abstract

Latar Belakang: Fibrilasi atrium merupakan aritmia jantung yang paling sering ditemui. Fibrilasi atrium diyakini memiliki korelasi terhadap terjadinya gangguan kognitif namun mekanismenya masih belum diketahui dengan jelas. Salah satu instrumen untuk mengukur fungsi kognitif adalah Montreal Cognitive Assessment.Tujuan: Mengetahui hubungan fibrilasi atrium dengan penurunan fungsi kognitif yang diukur dengan metode Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina).Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian dari 14 subjek dengan fibrilasi atrium dan 14 subjek dengan irama sinus di Instalasi Elang RSUP Dr.Kariadi Semarang pada bulan April hingga Mei 2016. Kelompok penelitian dilakukan penilaian fungsi kognitif dengan menggunakan Montreal Cognitive Assesment versi Indonesia (MoCA-Ina).Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan fungsi kognitif pada subjek dengan fibrilasi atrium sebanyak 13 subjek (92,9%) dan subjek dengan irama sinus sebanyak 3 subjek (21,4%). Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara fibrilasi atrium dengan kejadian penurunan fungsi kognitif (p=0,000).Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fibrilasi atrium dengan penurunan fungsi kognitif.