Ilham Uddin
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERBEDAAN PROFIL LIPID PADA PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS STABIL DAN SINDROMA KORONER AKUT Tsyaning, Wikan Tamara; Uddin, Ilham; Sofia, Sefri Noventi; Utami, Sulistiyati Bayu; Setiawan, I Edward Kurnia
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.239 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21185

Abstract

Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan masalah kardiovaskular dengan tingkat mortalitas paling tinggi. Manifestasi yang paling sering dari PJK adalah Angina Pektoris Stabil (APS) dan Sindroma Koroner Akut (SKA). Patofisiologi APS dan SKA memiliki perbedaan di vulnerabilitas plak, dimana vulnerabilitas plak itu sendiri berhubungan dengan kadar profil lipid.Tujuan Mengetahui gambaran dan perbedaan profil lipid pada pasien dengan APS dan SKA.Metode Observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien APS dan SKA yang menjalani terapi di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan belum mendapat obat antihiperlipidemia ataupun mendapat obat antihiperlipidemia kurang dari seminggu. Data yang diambil merupakan data sekunder. Analisa data menggunakan uji t tidak berpasangan. Perbedaan dinyatakan bermakna jika p>0.05.Hasil Berdasarkan data yang terkumpul sebanyak 38 subjek, didapatkan perbedaan rerata profil lipid, yaitu kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL antara subjek APS dan SKA berturut-turut 184.11±41.96 mg/dl dan 192.63±47.38 mg/dl; 120.42±44.04 mg/dl dan 148.05±52.22 mg/dl; 115.68±36.68 mg/dl dan 126.11±44.56mg/dl; 44.42±11.51 mg/dl dan 39.74±13.61 mg/dl. Pada Uji t tidak berpasangan tidak didapatkan perbedaan bermakna antara kedua kelompok pada masing-masing profil lipid dengan nilai p pada kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL berturut-turut 0.561, 0.086, 0.436, dan 0.162.Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar profil lipid pada pasien APS dan pasien SKA.
DISTRIBUSI KADAR LDL (LOW-DENSITY LIPOPROTEIN) TARGET PASCA TERAPI STATIN PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Muhammad Irvan Muzakky; Pipin Ardhianto; Ilham Uddin
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.067 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20855

Abstract

Latar Belakang: Target terapi kolesterol LDL bagi pasien dengan risiko kardiovaskuler sangat tinggi adalah ˂70 mg/dL atau dengan penurunan ≥50% dari konsentrasi awal. Kebanyakan pasien dapat mencapai terget ini dengan pemberian monoterapi statin.Tujuan: Mengetahui persentase tercapainya kadar LDL absolut pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) di RSUP Dr. Kariadi yang sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Dislipidemia European Society of Cardiology (ESC) dan European Atherosclerosis Society (EAS).Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sebanyak 100 sampel diambil dari catatan medis pasien PJK periode Januari 2016 sampai Agustus 2017 yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pasien dan profil lipid pasien PJK. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram.Hasil: Karakteristik pasien PJK terbanyak adalah kelompok usia lanjut usia (74%), jenis kelamin laki-laki (77%), dan indeks massa tubuh tergolong berisiko (35%). Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus dan hipertensi dengan frekuensi masing-masing adalah 70% dan 46%. Distribusi fraksi lipid abnormal pada pasien PJK mencakup kolesterol total (36%), trigliserida (57%), K-HDL (71%) dan K-LDL (74%). Jenis statin yang paling banyak diresepkan adalah simvastatin (81%) dan atorvastatin (19%). Sebanyak 5% pasien PJK di RSUP Dr. Kariadi Semarang mencapai target kadar LDL absolut (<70 mg/dL).Kesimpulan: Sebanyak 5% pasien PJK di RSUP Dr. Kariadi Semarang berhasil mencapai target kadar LDL absolut, sedangkan 95% pasien lainnya belum mencapai target.
HIPONATREMIA SEBAGAI PREDIKTOR MORTALITAS GAGAL JANTUNG STUDI KASUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Vionika Vitasari; Ilham Uddin; Sefri Noventi Sofia
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.633 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21492

Abstract

Latar Belakang Gagal jantung adalah salah satu masalah kardiovaskular dengan tingkat mortalitas yang tergolong tinggi. Pemeriksaan fisik dan penunjang dilakukan untuk mengetahui tingkat mortalitas pada pasien dengan gagal jantung. Hiponatremia merupakan salah satu prediktor mortalitas pada pasien dengan penyakit gagal jantung yang tergolong praktis untuk dilakukan.Tujuan Membuktikkan hubungan hiponatremia dengan kejadian mortalitas penderita gagal jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode Observasional analitik retrospektif dengan desain case control. Sampel penelitian ini adalah pasien gagal jantung yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Hasil Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pasien gagal jantung yang hiponatremia terhadap kejadian mortalitas di RSUP dr. Kariadi Semarang dengan nilai p berturut-turut p=0,009 dan p=0,017 dengan OR = 6,067. Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pasien gagal jantung dengan usia ≥51 tahun (p=0,613;OR=1,593), normotensi (p=0,011 dan p=0,091; OR=5,926), riwayat diabetes mellitus (p=0,319;OR=1,950), kadar kreatinin yang meningkat (p=0,740;OR=0,802) terhadap kejadian mortalitas di RSUP dr. Kariadi Semarang.Kesimpulan Terdapat hubungan antara hiponatremia dengan kejadian mortalitas pada penderita gagal jantung di RSUP dr. Kariadi Semarang. Sehingga hiponatremia dapat dijadikan prediktor mortalitas pasien gagal jantung di RSUP dr. Kariadi Semarang.
BLOOD PRESSURE CORRELATION WITH IN-HOSPITAL MORTALITY ST-ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION PATIENT CASE STUDY IN RSUP DR. KARIADI Agung Satria Winahyu; Ilham Uddin; Sefri Noventi Sofia; Ariosta Ariosta
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.025 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27670

Abstract

Background: Blood pressure had been suspected to correlate with in-hospital mortality on ST-Elevation Myocardial Infarct (STEMI) patients. Aim: To prove the correlation between blood pressure with short-term in-hospital mortality on STEMI patients. Methods: This study was a retrospective analytic observational qualitative study with a cohort design. The data collecting technique used STEMI patient medical records at the RSUP dr. Kariadi and took blood pressure data when the patients admitted to the hospital, after that divided into three groups, namely hypertension, normotension, and hypotension, then analyze the data on the output of patients alive or dying when they were discharged from the hospital using Fisher exact test.  Results: Hypertension (p=0,428; OR=0,355), Normotension (p = 1; OR=1,267), and Hypotension (p=0,687; OR=1,500) along with hypertension history (p=0,785; OR=1,200) was not correlated with in-hospital mortality of STEMI patient in RSUP dr. Kariadi.  Conclusion: There was no correlation between blood pressure at admission with in-hospital mortality in STEMI patients.
GAMBARAN PERESEPAN OBAT BETA BLOCKER PADA PASIEN GAGAL JANTUNG SISTOLIK YANG DIRAWAT JALAN DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Monica Destiani; Ilham Uddin; Pipin Ardhianto
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.783 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21472

Abstract

Latar Belakang: Gagal jantung sistolik merupakan kegagalan jantung untuk memberikan suplai darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dengan hipertrofi dinding ventrikel yang memiliki output terbatas karena ejeksi yang terganggu selama sistol dengan Fraksi Ejeksi (FE) £40%. Gagal jantung memiliki prevalensi yang terus meningkat dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup hingga kematian. Terdapat beberapa terapi medikamentosa untuk gagal jantung sesuai pedoman internasional. Beta blocker adalah salah satu obat yang direkomendasikan, namun penggunaannya sebagai terapi gagal jantung masih kurang dimanfaatkan.Tujuan: Mengetahui gambaran peresepan obat beta blocker pada pasien gagal jantung sistolik yang dirawat jalan di RSUP dr. Kariadi Semarang periode Juli 2016 hingga Juli 2017 dengan mengacu pada pedoman pengobatan gagal jantung.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data yang diambil adalah data sekunder dari rekam medis rawat jalan pasien gagal jantung sistolik di RSUP dr. Kariadi Semarang periode Juli 2016 hingga Juli 2017 dengan metode consecutive sampling. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dan didapatkan 115 sampel.Hasil: Terdapat 47 pasien (40,9%) yang memperoleh terapi obat beta blocker dan 68 pasien (59,1%) yang tidak mendapat obat beta blocker. Dari 47 pasien tersebut, sebanyak 41 pasien (87,23%) mendapatkan terapi yang sesuai indikasi. Beberapa alasan kelompok pasien yang tidak mendapatkan obat beta blocker yaitu 1 pasien bradikardia (1,47%), 1 pasien syok kardiogenik (1,47%), 1 orang asma (1,47%), 2 orang kongesti (2,94%), dan 63 pasien (92,64%) tidak diketahui alasannya.Kesimpulan: Pasien gagal jantung sistolik rawat jalan yang mendapatkan terapi beta blocker adalah 40,9%, dan 87,23% di antaranya mendapatkan terapi sesuai dengan indikasi, sementara 59,1% pasien tidak mendapatkan obat beta blocker.
HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD Radiyan Meidhiyanto; Ilham Uddin; Sefri Noventi Sofia
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.944 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15813

Abstract

Latar Belakang Infark Miokard atau Infark Miokard Akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian didunia. Lebih dari 7 juta orang didunia terdeteksi penyakit ini tiap tahunnya. Alat diagnostik IMA yang ada saat ini cenderung sulit ditemukan karena tidak semua fasilitas kesehatan memilikinya. Diperlukan alat diagnosis yang mudah diakses dan terjangkau di masyarakat.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah leukosit terhadap kadar troponin I pada pasien dengan infark miokard akut.Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional retrospektif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien infark miokard akut yang diperiksa di RSUP Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah.yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk rekam medis pasien.Hasil Didapatkan hubungan yang signifikan antara jumlah leukosit dengan kadar troponin I pada pasien IMA (p=0,001). Kuat hubungan secara statistik antar variabel termasuk dalam kategori sedang (0,4 – <0,6), dengan arah korelasinya positif yang artinya semakin tinggi variabel bebas, maka semakin tinggi juga variabel terikat.Kesimpulan Terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan kadar troponin I pada pasien Infark miokard akut.