Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : PRISMA

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I Erma Monariska
PRISMA Vol 6, No 1 (2017): Jurnal PRISMA Volume VI, No 1 tahun 2017
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jp.v6i1.25

Abstract

Matematika memiliki struktur keterkaitan yang kuat dan jelas antara konsep-konsepnya sehingga aspek yang penting didalam pembelajaran matematika adalah pemahaman terhadap konsep itu sendiri. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang mampu mengakomodir kemampuan pemahaman konsep secara lebih bermakna, yaitu metode yang memberikan keleluasaan, kebebasan dan kesempatan yang luas bagi mahasiswa calon guru untuk mengkonstruk pengetahuan dan pemahamannya sendiri,  salahsatunya yaitu dengan metode mind mapping. Mind mapping merupakan teknik mencatat kreatif melalui penggambaran simbol, kata-kata, warna, panah dan garis pada selembar kertas berdasarkan ide pikiran mahasiswa dengan mengungkapkan inti-inti penting materi pembelajaran yang menggambarkan keterkaitan antar konsep secara menyeluruh sehingga memudahkan mahasiswa dalam mengingat dan memahami konsep-konsep matematika secara lebih bermakna. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakam instrumen penelitian berupa hasil tes kemampuan awal matematis, tes pemahaman konsep matematis, dan angket skala sikap. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Suryakancana. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa : 1) Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis mahasiswa yang menggunakan mind mapping lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; 2) Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis mahasiswa yang menggunakan mind mapping lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dilihat dari kemampuan awal matematis (rendah, sedang, dan tinggi); 3) Mahasiswa memiliki sikap positif terhadap penggunaan metode mind mapping. Kata kunci : Mind Mapping, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Match Mine Erma Monariska; Nia Jusniani; Neng Hani Sapitri
PRISMA Vol 10, No 1 (2021): PRISMA Volume 10, No 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jp.v10i1.1228

Abstract

Komunikasi matematis memiliki peranan penting karena dapat melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan berbagai bentuk antara lain merefleksikan gambar, tabel, grafik ke dalam ide-ide matematika, memberikan penjelasan ide, konsep atau situasi matematika dengan bahasa sendiri dalam bentuk penulisan secara matematis dan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine dan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa, serta untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine. Penelitian dilakukan pada SMP Negeri 2 Warungkondang. Metode penelitiannya adalah metode eksperimen dengan jenis penelitiannya adalah Quasi Experiment. Desain penelitian berbentuk Two Group Randomized Posttest-Only Control Design. Setelah dilakukan tes awal (pretest) pada kedua kelas, selanjutnya dilaksanakan pembelajaran dengan perlakuan berbeda. Pada kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Match Mine beserta pemberian lembar kerja siswa (LKS), sedangkan pada kelas kontrol hanya dilaksanakan pembelajaran biasa tanpa adanya LKS. Pokok bahasan yang disajikan dengan materi Statistika. Setelah proses pembelajaran selesai, selanjutnya dilakukan tes akhir (posttest). Berdasarkan analisis penelitian, diperoleh 1) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran biasa; 2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine dengan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa; dan 3) Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine positif.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Erma Monariska
PRISMA Vol 7, No 2 (2018): Jurnal PRISMA Volume VII, No 2 tahun 2018
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jp.v7i2.531

Abstract

Latar belakang masalah pada penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis siswa SMK yang masih rendah. Dengan melihat dari berbagai model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan penalaran matematis siswa SMK; untuk mengetahui aktivitas siswa SMK selama pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT; dan untuk mengetahui sikap siswa SMK terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran. Prosedur PTK dimulai dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi tindakan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Administrasi Perkantoran (AP) SMK PGRI 2 Cianjur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes, non tes (skala sikap, jurnal, lembar observasi) dan instrumen untuk membantu pelaksanaan tindakan (silabus, RPP, LKS). Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan penalaran matematis siswa. Ini sejalan dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Kemampuan Penalaran Matematis
Pengaruh Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Erwan Setiawan; Nia Jusniani; Elsa Komala; Erma Monariska
PRISMA Vol 11, No 1 (2022): PRISMA Volume 11, No 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jp.v11i1.2087

Abstract

Pengetahuan awal merupakan faktor yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami suatu konsep materi. Dapat diasumsikan, mahasiswa yang memiliki pengetahuan awal akan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik pada konsep walaupun tanpa perlakuan khusus seperti penggunaan model pembelajaran tertentu ataupun pemberian motivasi belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara model pembelajaran Group Investigation terhadap kemampuan pemecahan masalah, pengaruh antara motivasi belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah, dan pengaruh pembelajaran Group Investigation dan motivasi belajar secara simultan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes uraian dan angket. Materi pembelajaran yang diujikan adalah aritmatika sosial dan perbandingan yang termasuk ke dalam mata kuliah Kapita Selekta Matematika SMP. Subjek penelitian yaitu mahasiswa pendidikan matematika tingkat 1 tahun ajaran 2019/2020 Universitas Suryakancana. Hasil penelitian menyatakan bahwa model-model regresi yang terbentuk merupakan model regresi yang baik karena memenuhi semua asumsi yang diperlukan. Dari model-model regresi yang terbentuk didapat kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari pembelajaran Group Investigation terhadap kemampuan pemecahan masalah, tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari motivasi belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis, dan tidak terdapat pengaruh signifikan dari pembelajaran Group Investigation dan  motivasi belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis.
Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Langkah Polya Ami Nurizlan; Elsa Komala; Erma Monariska
PRISMA Vol 11, No 2 (2022): PRISMA Volume 11, No 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jp.v11i2.2530

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau dari langkah penyelesaian polya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Kesehatan Bhakti Medika Cianjur (BMC) sebanyak 20 orang yang diberikan soal tes dan 6 orang diambil dengan  purposive untuk diwawancara. Instrumen yang digunakan adalah soal tes uraian dan wawancara. Teknik analisis data dalam bentuk kata-kata dan menggunakan persentase untuk jawaban siswa yang kemudian di deskripsikan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: 1) 25% siswa mengalami kesulitan pada tahap memahami masalah yaitu berupa kesulitan dalam mengubah bentuk cerita ke bentuk matematika, membuat model matematika dan kurang paham maksud dari soal tersebut; 2) 16% siswa mengalami kesulitan pada tahap membuat rencana penyelesaian masalah dikarenakan lupa rumus yang digunakan, kurangnya pemahaman konsep siswa, dan kesulitan dalam mengubah langkah penyelesaian ke bentuk matematikanya; 3) 24% siswa mengalami kesulitan pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian masalah dikarenakan  siswa tidak mengetahui langkah solusi yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut; 4) 19% siswa mengalami kesulitan pada tahap menyimpulkan jawaban dan mengaitkan sesuatu yang diperoleh dengan yang ada dalam soal siswa disebabkan siswa kurang teliti dalam membuat kesimpulan dan enggan memeriksanya kembali.