Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGUATAN KELEMBAGAAN FORUM PEREMPUAN MELALUI NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM BUDAYA SURAKARTA Setyasih Harini; Chrisy Damayanti; Sritami Santi Hutami
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2021): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v4i2.33619

Abstract

Mahasiswa merupakan bagian penting dari lembaga pendidikan tinggi yang sekaligus memiliki peran sosial dalam pembangunan. Beberapa lembaga pendidikan tinggi belum memberikan kesempatan kepada mahasiswa perempuan untuk berperan maksimal. Sebaliknya, mahasiswa perempuan belum memiliki wadah keorganisasian yang berada dalam lingkungan universitas karena kurangnya minat berorganisasi. Alasan tersebut dipengaruhi oleh budaya lokal yang masih patriarki. Nilai-nilai tersebut masih berkembang salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan keraton sebagai sumber atau asal-usul budaya Jawa. Forum Perempuan merupakan organisasi mitra dari kegiatan pengabdian yang berdiri pada tahun 2019 yang kesemua anggotanya adalah perempuan. Permasalahan dari mitra adalah kurangnya keterampilan berorganisasi sehingga kesulitan dalam proses rekrutmen dan kurangnya regenerasi kepemimpinan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memotivasi anggota Forum Perempuan untuk meningkatkan perannya dalam lingkup universitas. Kedua, meningkatkan keterampilan dan kemampuan kepemimpinan bagi mahasiswa dalam perspektif gender. Ketiga, meningkatkan pengetahuan anggota Forum Perempuan terhadap isu   gender. Metode yang digunakan adalah (1) melakukan observasi permasalahan yang dihadapi mitra; (2) sosialisasi untuk menjelaskan kepada mitra kegiatan yang akan dilaksanakan; (3) pelaksanaan pengabdian di mitra. Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini meningkatkan pengetahuan (capacity building) dan keterampilan kepemimpinan seperti bekerja dalam teamwork, public speaking, komunikasi interpesonal guna penguatan kelembagaan Forum Perempuan sebagai upaya pemberdayaan mahasiswa sebagai salah satu aktor perubahan sosial dalam pembangunan.
Upaya Membangun Masyarakat Ekonomi Kreatif Melalui Kesenian Tradisional Di Era Asean Community Setyasih Harini; Alfonsa Maria Sofia Hapsari
Journal of Social and Political Science Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia has various culture but local culture faced serious threats in globalization era. In globalization, rapid development of information and communication technology has transfered from industrialized or developed countries into developing countries.The developed countries used information and communication technology to transfer culture too. Problematically this culture doesn’t match with basic values of Indonesia. This rapid development has negative impact specially for teenager. Participation of teenager in local art was important to preserve local culture and increase nationalism. Unfortunately, this teenager less participated in that practice. It could cause of identity crisis. Purpose of this research to explain effort of Sanggar Tari Edi Peni and Sanggar Ketoprak Lelono Langen Budoyo. This effort related with increasing nationalism of teenager with traditional art. After training and monitoring activity, students of Sanggar Tari Edi Peni and Sanggar Ketoprak Lelono Langen Budoyo more loved with local art, increase their nationalism, and ready to make their own creativity and completed their Website. This Website will be a tool to promote information and activity of Sanggar Tari Edi Peni and Sanggar Ketoprak Lelono Langen Budoyo. It showed that teenager of Sanggar Tari Edi Peni and Sanggar Ketoprak Lelono Langen Budoyo could make indutrial economy society and also ready to face ASEAN Socio-Cultural Community. Key words: nationalism, teenager, ASEAN Socio-Cultural Community
DIPLOMASI INDONESIA DALAM PENANGANAN KRISIS IMIGRAN ETNIS ROHINGYA TAHUN 2015 Vabicosa Darmawan Wahanda Saputra; Setyasih Harini; GPH Dipokusumo
Solidaritas: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Solidaritas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Skripsi ini bertujuan untuk membahas mengenai Diplomasi Indonesia dalam penanganan krisis imigran etnis Rohingya pada tahun 2015. Krisis imigran etnis Rohingya yang masuk ke Indonesia menjadi kekawatiran pemerintah yang dapat mengganggu stabilitas keamanan nasional. Salah satunya tertangkapnya empat pengungsi etnis Rohingya yang ditampung di Aceh Timur karena menggunakan narkoba. Hal ini terlihat bahwa imigran etnis Rohingya tersebut membawa krisis bagi Indonesia. Maka dari itu, diperlukannya diplomasi pemerintah Indonesia terhadap pemerintah Myanmar guna penyelesaian krisis imigran etnis Rohingya. Dengan menggunakan teori Diplomasi, Hubungan Bilateral dan Migrasi Internasional, metode yang digunakan dalam Skripsi ini adalah kualitatif dengan data sekunder,teknik pengumpulan data sekunder dan penelitian berbasis dokumen, penelusuran pustaka melalui penjabaran dekskriptif. Melalui analisis Hubungan bilateral yang erat antara Indonesia dan Myanmar menjadi aset penting dalam upaya penanggulangan akar permasalahan krisis imigran etnis Rohingya, yaitu dengan pelaksanaan Diplomasi Bilateral. Dalam kunjungan bilateral Menlu RI ke Myanmar, Diplomasi Indonesia kepada Myanmar mencapai kesepakatan, yaitu untuk mencegah perpindahan penduduk tidak berartauran dari wilayahnya bersama negara lain dan Myanmar akan melakukan upaya pemberantasan perdangan manusia dan Myanmar akan terlibat dalam penanganan krisis imigran etnis Rohingya yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara. Kata Kunci : Diplomasi, Hubungan bilateral, Myanmar, imigran Rohingya
KEPENTINGAN NASIONAL AUSTRALIA DENGAN MENJADIKAN BALI SEBAGAI DESTINASI WISATA FAVORIT (2018) Nathalia Monica Kristy; Setyasih Harini; Halifa Haqqi
Solidaritas: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Solidaritas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Australia, which is Indonesia's closest neighbor, has more than just business, security and proven political relations with Australians who make Bali their favorite tourist destination. Although the relationship between Australia and Indonesia had experienced ups and downs, it did not make the relationship between the two countries hostile but became even closer to the efforts to resolve the problem. The existence of a Travel Warning issued by the Australian Government because of Indonesia's critical situation did not discourage Australians from visiting Bali, with various efforts made by the Government of Bali to give positive views to Australians. This is proven by the increase in visits every year and the "Australian Family Tourism Awards" given by the Australian media by Bali in 2018 as a favorite tourist destination for Australians in the category of family holidays. The policy of "Good International Citizenship" to achieve Australia's national interests which are security, economy and geopolitics. Multi-Track Diplomacy is a form of maintaining Australia's relationship with Bali. Relationships made through the government or non-government with organizations within it, business carried out by Australians in Indonesia, the media, to the opinions of Australian citizens are ways to keep Bali as the favorite choice of Australians spending time on vacation, doing business, student exchange and culture as well as spending retirement’s time. Key words: Bali, Australia, National Interest, Multi-Track Diplomacy.
UPAYA KEMENPAREKRAF MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI KEGIATAN GASTRO TOURISM 2019 DI BALI Devani Eka Pratista; Setyasih Harini; GPH Dipokusumo
Solidaritas: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Solidaritas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Culinary is often used as a tourist attraction to invite the international community to be motivated to come to visit an area. Not a few people choose to visit an area with the aim of tasting the special foods and drinks found in that region. This is what is known as gastro-tourism or also known as culinary tourism. Gastronomic tourism is experiential travel to a gastronomic area, for recreational or entertainment purposes, which includes visits to primary and secondary food producers, gastronomic festivals, food exhibitions, events, cooking events and demonstrations, tasting quality food products or tourism activities related to food. The island of Bali is one of the small islands in the Indonesian waters which has a big impact on the world of tourism in Indonesia. There are also various and complete types of tourist attractions on the island of Bali, starting from the beach, rice fields, art and what are unforgettable are Balinese specialties. Bali is one of the favorite tourist destinations for tourists, especially foreign tourists. The attractiveness of Bali for tourists is not only its natural beauty, emalinkan its special food also has an attraction for tourists, especially foreign tourists. This study describes and analyzes the efforts of the Ministry of Tourism and Creative Economy in increasing foreign tourist visits through Gastro Tourism 2019 activities in Bali. In this activity, Ubud, Gianyar Bali Regency became an icon of World Gastronomy which was selected directly by a team of representatives from UNWTO who had been selected from 2017. The purpose of this paper is that this study aims to analyze whether the 2019 Gastro Tourism activities succeeded in attracting many foreign tourists who was in Bali to come to the event. The research method used by researchers is qualitative research using descriptive analysis method. Keywords: Gastro Tourism, Kemenparekraf, Bali
FILM ANIME DRAGON BALL SEBAGAI MEDIA DIPLOMASI BUDAYA JEPANG DRAGON BALL ANIME FILM AS A MEDIUM OF JAPANESE CULTURAL DIPLOMACY Ramadana Alien Jaya; Setyasih Harini; GPH Dipokusumo
Solidaritas: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Solidaritas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research analyzes and explains how the influence of anime films on Japanese cultural diplomacy. As for the background of this writing because the anime film is one of Japan's popular culture that is easily accepted by the world community and is experiencing growth in this modern era. Japan is a country that routinely conducts cultural diplomacy. Japan believes that a cultural approach can build good relations between Japan and other countries. Japanese cultural diplomacy tends to use popular culture such as anime, manga, music, or fashion. This research focuses on the Dragon Ball anime film because this anime is one of the successful anime films abroad and the main character was chosen as one of the mascots of the 2020 Tokyo Olympics. Based on this, this study aims to find out how the Dragon Ball anime film influences as a diplomatic media Japanese culture. This research was examined using the theory of cultural diplomacy. This research method uses descriptive qualitative research methods with secondary data collection. From the research conducted, the researchers found that the Dragon Ball anime film as a medium of cultural diplomacy had a positive impact on enhancing Japan's positive image and foreign relations. The success of this cultural diplomacy can be seen from the high sales of anime-themed products and the increasing number of foreign tourists visiting Japan. Keyword : Anime, Pop Culture, Cultural Diplomacy
PERAN KBRI KUALA LUMPUR DALAM MENINGKATKAN PARIWISATA BANYUWANGI TAHUN 2018 – 2019 Charista Harindha Bidari; Setyasih Harini; GPH Dipokusumo
Solidaritas: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Solidaritas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia has considerable marine wealth with a long coastline. One of the potential coastal and marine resources in Banyuwangi. This study will discuss the potential of Banyuwangi tourism as international tourism and the role of representatives of the Indonesian government in Malaysia, namely the Indonesian Embassy in Kuala Lumpur to conduct diplomacy and bilateral cooperation to promote Banyuwangi tourism to Malaysia and gain national interest. Bilateral cooperation in the tourism sector is a very important part of the other cooperation, especially between Indonesia and Malaysia. The purpose of the cooperation is to strengthen, promote and develop bilateral cooperation between the two countries. This research will discuss with the perspective of international relations to analyze and evaluate how the steps are taken to promote the tourism potential of Banyuwangi and the tourism diplomacy steps taken to gain Indonesia's international interests. The tourism diplomacy efforts carried out by the Indonesian Embassy in Kuala Lumpur are not only carried out in collaboration with the government, but also through the business route (G to B) with Malaysian businesses and through the Malaysian community as well (G to B) to promote Banyuwangi tourism to tourists. Malaysia. Through diplomacy and bilateral cooperation carried out by the Indonesian Embassy in Kuala Lumpur as a state institution that interacts with Malaysian parties to promote Banyuwangi tourism, it is hoped that it can increase tourism in Banyuwangi. It is hoped that the increased tourism in Banyuwangi can support the Indonesian government in gaining Indonesia's national interests. Keywords : Banyuwangi tourism, tourism diplomacy, bilateral cooperation.
REFORMASI HAK-HAK PEREMPUAN ARAB SAUDI MELALUI SAUDI VISION 2030 TAHUN 2017-2019 Analieza Ilmiatun Mufiedah; Setyasih Harini; Halifa Haqqi
Solidaritas: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 4 No. 3 (2020)
Publisher : Solidaritas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research describes and analyse about the reformation of women’s rights in Saudi Arabia along with the announcement of Saudi Vision 2030. Saudi Vision 2030 made because the Kingdom of Saudi Arabia wants to end its economic liability on oil and gas reserve. This research uses liberal feminism and constructivism theory. The purpose of this research is to establish about how Saudi Vision 2030 made few changes on the reformation of Saudi women’s rights. This research uses qualitative method with secondary data collection and uses descriptive method. From the data collected, the writer analyses that Saudi Vision 2030 has made some mignificant changes to Saudi women’s rights with some new policies made through 2017-2019 period of time which more gender friendly to achieve the goals of Saudi Vision 2030 so that Saudi Arabia no longer depending its economic sector on oil and gas reserves. Keywords: Saudi Vision 2030, women’s rights reformations, Saudi Arabia
Peran Mahasiswa Asing melalui Budaya terhadap Dinamika Sosial Politik Kota Surakarta Setyasih Harini; Ganjar Widhiyoga
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 3 No. 1 (2020): JUNI
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/ji.v3i1.1927

Abstract

Abstrak: Citra politik yang baik menjadi salah satu unsur yang dipakai pemerintah dalam mengelola kekuasaannya. Pembangunan citra tersebut dapat dilakukan melalui budaya karena memiliki nilai-nilai universal. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah yang terkait dengan bagaimana peran mahasiswa perempuan asing melalui budaya lokal dalam membangun dinamika sosial politik Kota Surakarta. Untuk mendalami hal ini penggunaan teori politik pencitraan, diplomasi budaya tidak dapat diabaikan. Sebagai riset kualitatif, peneliti menggunakan survei sebagai langkah awal yang diperkuat dengan wawancara. Wawancara dilakukan kepada pengelola instansi pendidikan sebagai tempat para mahasiswa perempuan asing menempuh studi dan mahasiswa perempuan asing itu sendiri. Sehingga diperoleh titik temu bahwa pemerintah kota mendapat manfaat dari kehadiran mahasiswa perempuan asing. Pertama, mereka dapat mengurangi ketegangan-ketegangan dalam masyarakat. Kedua, pemerintah lokal dapat memperbaiki citra positifnya. Ketiga, masyarakat Kota Surakarta secara langsung atau tidak langsung mendapat manfaat dalam hal kreativitas untuk mendukung kemandirian dalam kehidupan sosial ekonomi. Kata kunci: budaya, sosial, perempuan, mahasiswa asing
Edukasi dan Pelatihan dalam Mengelola Desa Wisata bagi Karang Taruna dan PKK Blumbang Setyasih Harini; Untari Nurulita MD
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 2 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i2.11885

Abstract

Wisata balas dendam menjadi tren baru yang muncul seiring dengan pengurangan pembatasan sosial selama pandemi Covid-19. Pariwisata pedesaan menjadi pilihan yang tepat dengan berbasis pada lingkungan dan produk unik. Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali merupakan mitra dari kegiatan pengabdian ini dengan potensi aneka tanaman biofarmaka dan binatang di bukit Wonopotro, waduk, dan adat istiadat. Permasalahan yang dihadapi adalah: (1) kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang managemen desa wisata; (2) belum terbentuknya kader pengelola desa wisata; serta (3) kurangnya pemasaran dan promosi. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan partisipasi anggota karang taruna dan PKK dalam pengelolaan desa wisata; (2) membentuk kader pengelola desa wisata; serta (3) meningkatkan kemampuan dalam menggunakan media sosial untuk mempromosikan desa wisata. Metode yang digunakan melalui edukasi dan pelatihan, pembentukan kader pengelola desa wisata, dan pelatihan penggunaan media sosial sebagai sarana promosi. Kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) edukasi dan pelatihan pemberdayaan; (2) membentuk kader pengelola desa wisata; serta (3) pendidikan dan pelatihan pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi. Hasil kegiatan adalah: (1) peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan desa wisata; (2) terbentuknya kader pengelola desa wisata dari kalangan pemuda; serta (3) peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan media sosial sebagai sarana promosi dan pemasaran secara online.