Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Uji Efektivitas Formula E-Liquid Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai Repelan terhadap Aedes aegypti Aji Achmad Saputra; Dikdik Mulyadi; Lela Lailatul Khumaisah
Chimica et Natura Acta Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cna.v8.n3.26257

Abstract

Formulasi e-liquid berbahan minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus L.), analisis minyak sereh wangi dan e-liquid dengan GC-MS dan uji aktivitas e-liquid sebagai repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti telah dilakukan. Minyak sereh wangi digunakan sebagai bahan tambahan e-liquid karena mengandung senyawa minyak atsiri berupa sitronelol, sitronelal dan geraniol yang memiliki kemampuan sebagai repelan terhadap nyamuk, sehingga diharapkan asap yang keluar dari e-liquid dapat menolak nyamuk. Konsentrasi minyak sereh wangi yang dibuat untuk formulasi e-liquid terdiri dari 0,25; 2,5; 5 dan 10%. Hasil uji efektivitas repelan e-liquid selama satu jam pengamatan diperoleh nilai 100% pada konsentrasi 10%.  Hasil analisis GC-MS diketahui bahwa pada minyak sereh wangi maupun e-liquid terdapat 3 senyawa di atas sehingga berpotensi sebagai repelan (penolak nyamuk). Uji aktivitas e-liquid sebagai repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti dilakukan dengan variasi konsentrasi 0,25; 2,50; 5 dan 10% selama 24 jam pengamatan. Persentase kematian rata-rata nyamuk pada konsentrasi tertinggi sebesar 33% dengan nilai LC50 13% dan nilai LT50 62 menit.
Phytochemical Screening and Antibacterial Test of Leaf Extract of Canar Susu (Smilax macrocarpa Blume) Against Eschercihia coli, Pseudomonas aeruginosa, and Staphylococcus epidermidis Lela Lailatul Khumaisah; Vina Juliana Anggraeni; Muhamad Salman Fareza
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 7 No 1 (2019): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.226 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2019.7.1.2451

Abstract

Smilax adalah salah satu genus Smilacaceae yang banyak dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat karena mengandung berbagai metabolit sekunder dengan beberapa bioaktivitas, seperti anti-inflamasi, antirematik, analgentik, antioksidan, antikanker dan antibakteri. Spesies Smilax yang belum pernah dikaji dan hanya tumbuh di Indonesia adalah Smilax macrocarpa Blume (canar susu). Penelitian bertujuan untuk mengkaji karakteristik simplisia, kandungan fitokimia, beserta sifat toktsisitas dan antibakterinya dari ekstrak daun tumbuhan ini. Penelitian dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan teknik maserasi dengan pelarut metanol. Selanjutnya terhadap ekstrak S. macrocarpa Blume dilakukan karakteristik simplisia, uji toksisitas dengan metode BSLT, skrining fitokimia menurut metode Harborne, dan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode mikrodilusi terhadap bakteri Escherihia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus epidermidis. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa ekstrak metanol daun canar susu mengandung alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, terpenoid, saponin dan glikosida. Kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar sari air, dan kadar sari alkohol berturut-turut 8,74%; 3,60%; 0,11%; 19,01% dan 5,40%. Hasil toksisitas ekstrak diperoleh nilai LC50 sebesar 680,07 ppm. Pada uji aktivitas antibakteri terhadap E. coli memiliki nilai MIC 625 ppm, sedangkan pada P. aeruginosa dan S. epidermidis ATCC 12228 masing-masing 1.250 ppm. Adapun nilai MBC untuk E. coli, P. aeruginosa dan S. epidermidis ATCC 12228 masing-masing sebesar 5.000 ppm. Dari hasil ini canar susu tidak berpotensi sebagai antibakteri, tetapi bisa berpotensi sebagai biopestisida dilihat dari nilai toksisitasnya.
KOMPOSISI KIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK KEMANGI (Ocimum americanum L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli, Shigella sonnei, DAN Salmonella enteritidis Asep Kadarohman; Gebi Dwiyanti; Yuni Anggraeni; Lela Lailatul Khumaisah
JURNAL PENELITIAN BIOLOGI BERKALA PENELITIAN HAYATI Vol 16 No 2 (2011): June 2011
Publisher : The East Java Biological Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23869/287

Abstract

The chemical composition and antibacterial activity of basil oil (Ocimum americanum L.) against Escherichia coli, Shigella sonnei and Salmonella enteritidis have been determined. Basil oils were isolated from leaves and stems of basil (Ocimum americanum L.) with percolation method and analyzed by FTIR and GC-MS spectrometry. The antibacterial activity of basil oils were obtained by Agar diffusion method with various concentration (v/v) 2, 4, 6, 8, and 10% with ethanol p.a. as negative control, thiamfenicol, and tetracycline 500 mg as positive control. The produces essential oils from leaves and stems of basil by percolation are 1.06 and 0.22%, respectively. There are 22 components of basil oil were identified, with a major component are citral (35.58%) and neral (29.56% ). Basil oil has not effectively against Escherichia coli and Shigella sonnei but effectively against Salmonella enteritidis at concentration 8 and 10%, with inhibition zone diameter are 10.25 and 10.93 mm respectively.
Antifungal Activity of Red Galangal Oil (Alpinia purpurata K. SCHUM) Against Malassezia furfur Hernandi Sujono; Senadi Budiman; Yusi Fudiesta; Ahmad Sahroni; Jasmansyah Jasmansyah; Lela Lailatul Khumaisah
Jurnal Kartika Kimia Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Kartika Kimia
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Sciences and Informatics, Jenderal Achmad Yani University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.865 KB) | DOI: 10.26874/jkk.v2i2.40

Abstract

Plant red galangal (Alpinia purpurata K. Schum) is one of the many spices used as bio-pharmacy products which contain essential oil that is active as an antifungal and antibacterial agent. Isolation of volatile oil from red galangal rhizome (Alpinia purpurata K. Schum) uses the method of water and steam distillation so as to get the rendemen 0.1062%, the density 0.9524 g/mL and the index of refraction by 1.4862. Results from GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) retrieved 30 compounds contained in red galangal rhizome oil with 10 major compounds i.e. 1,8-cineole (40.92%), acetyl chavicol (10.33%), cis β-farnesene (6.91%), 1-caryophillene (6.32%), 1-β-bisabolene (3.37%), β-elemene (3.23%), α-pinene (3.20%), β-sesquiphellandrene (2.32%), β-pinene (2.21%), and germacrene-D (1.90%). The inhibition test was done by agar diffusion method and different variations of concentration (1, 2, 3 and 4%) compared with ketoconazole 2% as positive controls and dimethyl sulfoxide (DMSO) as negative controls with an incubation period of 2x24 hours. The test results show that the essential oil of red galangal rhizome (Alpinia purpurata K. Schum) can inhibit the growth of the fungus Malassezia furfur with the inhibitory power on concentrations1, 2, 3 and 4% were 7.15 mm, 13.87 mm, 16.05 mm and 20.05 mm, respectively. As for comparison, ketoconazole 2% was used as positive (+) control that produces inhibitory zone 27.20 mm and dimethyl sulfoxide (DMSO) as negative control (-) which does not produce inhibitory zones. Keywords: Essential oil, red galangal rhizome (Alpinia purpurata K. Schum), Malassezia furfur
Pemanfaatan Tanaman Minyak Atsiri Sebagai Pengendali Hama Tikus Padi (Biopestisida) Di Kabupaten Sukabumi Lela Lailatul Khumaisah; Lela Mukmilah Yuningsih; Asep Kadarohman
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.177 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.450

Abstract

The chemical content in essential oils have activities on microbes, biopesticides, pathogenic vector insects in humans and animals, including Mentha arvensis and Mentha piperita (mint plants) which have antifertility and antibacterial effects, Vetiveria zizanoides (vetiver root) as insects repellent, Cymbopogon nardus (lemongrass) has an activity against plant pathogenic bacteria and antifungals, and Rosmarinus officinalis (rosemary) has locomotor activity of mice and antibacterial. Essential oils are effective against target organisms, compatible, safe and non-toxic, so they have enormous potential to be developed as biopesticides in controlling rice pests. On the other hand, pests and diseases are problems that always disturb rice farmers, including in Sukaresmi and Kebon Pedes villages, Sukabumi. Therefore, the use of essential oil plants has been carried out to control rice mouse pests. This has been started from the preparation of seeds to process of planting the four types of essential oils (mint, lemongrass, and rosemary) in the fields as intercrops and the procurement of essential oil distillation sets. Based on observations, the growth and development of essential oil plants as intercropping plants on rice runs normally and its impact on rice pests, especially in mice, is quite significant with not found rats around the planting area. Keywords: Mint, lemongrass, rosemary, essential oil, biopesticide
Aktivitas Antibakteri Nanokomposit TiO2/Cu dan TiO2/CuO terhadap Bakteri Bacillus cereus Ine Nuhaeroh; Devi Indah Anwar; Lela Lailatul Khumaisah
Jurnal Sains Dasar Vol 11, No 2 (2022): October 2022
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v11i2.53247

Abstract

Perkembangan nanoteknologi sebagai nanomaterial telah banyak dimanfaatkan salah satunya dalam bentuk nanokomposit. Nanokomposit banyak diaplikasikan sebagai fotokatalis untuk mendegradasi logam berat dan dewasa ini banyak penelitian mengenai manfaat nanokomposit sebagai bahan antibakteri. Penelitian ini bertujuan menganalisis aktivitas antibakteri dari nanokomposit TiO2/Cu dan TiO2/CuO hasil sintesis terhadap Bacillus cereus. Metode yang digunakan dalam melakukan sintesis nanokomposit adalah metode impregnasi basah. CuSO4 merupakan prekursor yang digunakan untuk mensinteis TiO2/Cu sedangkan TiO2/CuO menggunakan CuCl2. Suhu kalsinasi yang digunakan adalah 6000C. Material TiO2/Cu yang dihasilkan berukuran 29.01 nm sedangkan TiO2/CuO 27.64 nm. Uji karaterisasi X-Ray Diffraction (XRD) dilakukan untuk mengetahui pembentukkan nanokomposit TiO2/Cu dan TiO2/CuO. Puncak difraksi pada sudut 2θ TiO2 yaitu 25.33o, CuO 38.70, Cu 43.60 dan menandakkan nanokomposit berhasil terbentuk. Hasil pengujian aktivitas antibakteri terhadap Bacillus cereus dengan menggunakan metode difusi cakram menunjukkan TiO2/Cu memiliki zona hambat bakteri 8.10 mm dan TiO2/CuO 11.40 mm dan termasuk ke dalam antibakteri kuat sedangkan nanopartikel CuO merupakan antibakteri sedang dengan nilai sebesar 7.85 mm. Hasil ini menunjukkan nanokomposit memiliki daya hambat bakteri lebih tinggi dibandingkan nanopartikelnya.
Development Potency of Indonesian Cardamom Essential Oil as Export Diversification in Sukabumi Regency [Potensi Pengembangan Minyak Atsiri Kapulaga Indonesia sebagai Diversifikasi Ekspor Kabupaten Sukabumi] Lela Lailatul Khumaisah; Aris Juliansyah; Cici Suardi
Jurnal Pengabdian Isola Vol 1, No 2 (2022): JPI: VOLUME 1, ISSUE 2, 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpi.v1i2.52435

Abstract

Saat ini, perkembangan minyak atsiri di dunia semakin pesat dikarenakan manfaatnya yang sangat beragam, di antaranya sebagai bahan parfum, kosmetik, obat, dan aromaterapi. Kapulaga (Elletaria cardamomum) merupakan salah satu hasil pertanian Kabupaten Sukabumi yang masih belum mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga daya jual atau nilai ekonomisnya masih rendah. Tanaman asli Indonesia ini masih belum banyak dikembangkan secara komersial oleh masyarakat dan menurut Dewan Atsiri Indonesia, berpotensi dikembangkan di masa mendatang. Di sisi lain, para petani kapulaga di Sukabumi termasuk mitra pengabdian kami baru hanya dapat menghasilkan buah kapulaga (bahan baku/mentah) saja dan belum mampu memproduksi minyak atsiri dari kapulaga. Jumlah produksi dari sekitar 700 pohon kapulaga menghasilkan 2 – 3 kuintal buah dengan harga jual berkisar Rp6.000,00 per kg, sedangkan minyak atsiri kapulaga (cardamon oil) dipatok seharga US 175 atau sekitar Rp 2.300.000,00 pada tahun 2017. Oleh karena itu, pengolahan lebih lanjut bahan mentah untuk menghasilkan minyak atsiri yang harganya jauh lebih mahal perlu dilakukan. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan dan pendampingan mitra dalam menghasilkan cardomon oil yang dilanjutkan dengan pengujian kualitas minyak yang dihasilkan melalui uji Standar Nasional Indonesia (SNI). Potensi pengembangan minyak atsiri kapulaga ini begitu menjanjikan, mengingat manfaat dari cardamon oil sangat beragam di antaranya sebagai antioksidan, antikarminatif, antitusif, analgetik mengingat kualitas yang dihasilkan telah sesuai dengan SNI. Adanya produk minyak kapulaga ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis buah kapulaga yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan para petani serta harapannya akan menjadi salah satu komoditas ekspor Kabupaten Sukabumi pada masa mendatang.