Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDIDIKAN KESEHATAN: MENINGKATKAN IMUNITAS DAN KESEHATAN MENTAL MELALUI DIET PROBIOTIK DAN PREBIOTIK SELAMA PANDEMI COVID-19 Sidik Maulana; Hesti Platini; Faizal Musthofa; Dhini Andriani; Fredrick Dermawan Purba; Aulia Iskandarsyah; Zahrotur Rusyda Hinduan
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v4i3.33744

Abstract

Pandemi COVID-19 berdampak pada berbagai aspek dan bidang kehidupan termasuk kesehatan yang berkaitan dengan kerentanan imunitas serta kesehatan mental yang memicu stres, kecemasan, dan depresi. Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap penyebaran COVID-19 dan mengalami masalah kesehatan mental selama masa pandemi. Self-management melalui diet yang mengandung probiotik dan prebiotik dapat menjadi salah salah satu upaya adjuvant treatment dalam meningkatkan imunitas dan kesehatan mental. Dengan demikian, diperlukan edukasi terkait meningkatkan imunitas dan kesehatan mental selama masa pandemi COVID-19. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pendidikan kesehatan secara daring dengan tema happy tummy, happy brain untuk meningkatkan pengetahuan terkait pentingnya diet probiotik dan prebiotik dalam meningkatkan imunitas dan kesehatan mental selama masa pandemi COVID-19. Peserta kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah 32 orang remaja di Kabupaten Garut. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan partisipan terkait manajemen imunitas dan kesehatan mental melalui diet probiotik dan prebiotik secara signifikan (p< .001). Pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat meningkatkan sikap dan perilaku partisipan untuk membiasakan diri mengonsumsi diet yang mengandung probiotik dan prebiotik untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan mental.
Gambaran Coping Strategies pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran Ananda Nadhifasya Nursadrina; Dhini Andriani
Journal of Psychological Perspective Vol 2, No 1: June 2020
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/jopp.021.06200001

Abstract

Stres berkaitan dengan kehidupan mahasiswa. Ketika tidak diatasi dengan tepat, resiko berbagai permasalahan dapat terjadi, mulai dari performa akademik hingga kesehatan. Oleh karena itu, coping strategies menjadi penting. Riset ini bertujuan untuk mencari tahu jenis coping strategies yang digunakan oleh mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan secara online dan menggunakan convenient sampling diperoleh 339 responden mahasiswa Universitas Padjadjaran. Coping strategies diukur menggunakan COPE Inventory yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa coping strategy yang paling sering digunakan oleh mahasiswa Universitas Padjadjaran adalah turning to religion yang kemudian diikuti oleh positive reinterpretation and growth. Maladaptive coping strategies seperti focusing on and venting of emotion serta mental disengagement masih kerap digunakan sehingga diperlukan solusi untuk mengurangi strategi-strategi tersebut. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih lanjut mengenai keefektivan coping strategies dengan mempertimbangkan tingkat stres yang dialami individu, dan melihat hubungannya dengan disposisional dan situasional coping strategies.Abstract. Stress is a part of college students’ lives. If students do not cope well with stress, there would be higher risks of problems, ranging from academic performance to a health problem. How individuals cope with stress is called coping strategies. This research aimed to find out what kind of coping strategies used by students of Universitas Padjadjaran. Data consist of 339 students selected through convenient sampling was collected through online forms. Coping strategies were measured using the COPE Inventory. The most used coping strategy among students is turning to religion, which was followed by positive reinterpretation and growth. Maladaptive coping strategies, such as focusing on and venting of emotion and mental disengagement, were still commonly used. This called for a solution to reduce the use of such strategies. Next, studies can further investigate the effectiveness of coping strategies by looking at the stress level experienced and its link to both dispositional and situational coping strategies.
PARENTING STRESS DAN PARENTING ALLIANCE PADA IBU YANG MENJADI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Dhini Andriani; Elmira N Sumintardja; Muniroh Abdurachman
Journal of Psychological Science and Profession Vol 3, No 3 (2019): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.554 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v3i3.23773

Abstract

Selama berada di lapas Ibu yang menjadi WBP harus berpisah dengan anak mereka dan tidak dapat mengasuh anak secara langsung, serta harus membangun hubungan dengan pengasuh anak mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran parenting stress dan parenting alliance serta korelasi diantara keduanya pada Ibu yang menjadi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Pengukuran menggunakan Parenting Stress Index (PSI) dan parenting Alliance Measure (PAM). Total partisipan penelitian adalah 43 incarcerated mother. Analisa data menggunakan statistik deskriptif dan korelasi Spearman rho. Ibu yang menjadi WBP  memiliki parenting stress yang cenderung rendah. Hal ini berarti meskipun berada di Lapas, para Ibu yang menjadi WBP memiliki sumberdaya yang cukup untuk dapat menjalankan tuntutan sebagai orang tua. Diantara tujuh dimensi pada parenting stress, hanya dimensi depression bernilai tinggi. Hal ini menunjukkan mereka Ibu yang menjadi WBP merasakan perasaan bersalah karena tidak dapat mengasuh anak secara langsung dan tidak merasa puas menjalankan peran sebagai orang tua. Ibu yang menjadi WBP memiliki penilaian yang tinggi terhadap parenting alliance yang dibentuk dengan pengasuh anak. Hal ini berarti mereka merasakan adanya komunikasi dan kerjasama, serta komitmen dari pengasuh anak. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara parenting stress dan parenting alliance pada Ibu yang menjadi WBP. Saran penelitian selanjutnya adalah tidak hanya mengukur Ibu yang menjadi WBP, tapi juga mengukur parenting alliance pada pengasuh anak, serta bagaimana penyesuaian diri anak terhadap perpisahan dengan ibu karena pemenjaraan.
AKTIVITAS FISIK, GANGGUAN PERILAKU MAKAN, DAN KUALITAS HIDUP: BENARKAN PANDEMI MENGUBAH KESADARAN HIDUP SEHAT? Dhini Andriani; Shally Novita; Mariusz Lipowski
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i2.14892.2022

Abstract

Situasi pandemi dan PSBB menyebabkan perubahan perilaku terutama gaya hidup seperti aktivitas fisik dan makan secara massif. Riset ini berujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan aktivitas fisik dan gangguan perilaku makan sebelum dan saat pandemi, serta bagaimana perubahan tersebut berpengaruh terhadap kualitas hidup, yaitu kesehatan fisik dan kesehatan mental. Sampel terdiri dari 172 responden (usia rata-rata = 23.77; SD = 7.73; 90.70% wanita) yang diperoleh melalui online survei. Alat ukur yang digunakan adalah SF-12 dan Eating Attitude Tes (EAT). Analisis statistik menggunakan t-test dan Structural Equation Model (SEM). Hasil menunjukkan bahwa kesadaran untuk melakukan aktivitas fisik jauh lebih tinggi pada saat pandemik daripada sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan karena meningkatnya kesadaran untuk menjaga kesehatan sehingga tidak mudah tertular COVID-19. Sementara itu, pada saat pandemi terdapat kecenderungan untuk melakukan kontrol makan yang lebih ketat daripada sebelumnya. Menjaga pola makan menjadi lebih ketat membuat individu untuk tetap dapat menjaga berat badannya, berat badan yang tetap terjaga dapat menjaga kesehatan fisik dan kesehatan mental. Analisis SEM menunjukkan bahwa usia, tingkat pendidikan dan gangguan perilaku makan berdampak terhadap kesehatan fisik sedangkan area tempat tinggal dan gangguan makan berdampak signifikan terhadap kesehatan mental selama pandemi. Aktivitas fisik tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan kesehatan mental. Pandemi memberi dampak positif dengan membangun gaya hidup yang lebih sehat dengan melakukan aktivitas fisik. Riset lanjutan dibutuhkan untuk dapat mengetahui keberlajutan pola hidup sehat tersebut.
Sumber Stres dan Derajat Stres Siswa di Tahun Pertama Pandemi COVID-19 Fathiaturahmah Az Zahra; Dhini Andriani
Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jurnal_bk.v6i2.727

Abstract

Siswa kelas XII dikhawatirkan menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang semakin bertambah di tengah pandemi COVID-19. Berbagai tantangan dan tuntutan ini dapat mengarahkan siswa pada kondisi stressful. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sumber stres dan derajat stres siswa kelas XII. Total partisipan dalam penelitian ini sejumlah 108 orang dengan rentang usia 16-18 tahun. Pengukuran dilakukan melalui Perceived Stress Scale (Cohen et al., 1983) dan open-ended questions berdasarkan konsep teori Lazarus & Folkman (1984). Instrumen tersebut diolah dengan menggunakan SPSS versi 22 dan thematic analysis. Hasil menunjukkan 75% respon dari partisipan mengungkapkan bahwa sumber stres yang mereka hadapi berasal dari akademik, yakni berkaitan dengan proses belajar mengajar, ujian, dan perencanaan studi. Sebanyak 74% partisipan berada pada derajat stres sedang, 24% dengan derajat stres tinggi, dan hanya 2% dengan derajat stres rendah. Berdasarkan hasil yang diperoleh diperlukan suatu program yang membantu siswa menghadapi situasi stres dan mencegah kondisi psikologis negatif tidak diinginkan.