Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementation of Brushless DC Motor control system with Six Step Commutation Fuzzy Logic Controller Dirvi Eko Juliando Sudirman; Wahyu Pribadi
VOLT : Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Vol 4, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Department of Electrical Engineering Education, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/volt.v4i1.4056

Abstract

Motor DC brushless (BLDCM) memiliki karakteristik kecepatan / torsi yang baik, efisiensi dan re-spon dinamis tinggi dan banyak diaplikasikan di industri dan propulsi kendaraan. BLDCM umumnya dikontrol menggunakan jembatan semikonduktor daya tiga fase. Pendeteksian posisi rotor menggunakan 3 sensor hall effect. Berdasarkan posisi rotor komponen switching secara berurutan aktif setiap 60 derajat yang disebut six step commutation. Untuk mencapai performa yang baik, BLDCM membutuhkan pengendali kecepatan yang sesuai. Dalam kasus motor magnet permanen, biasanya kontrol kecepatan menggunakan kontroler proporsional-integral (PI). Pen-gendali ini menimbulkan kesulitan di mana ada beberapa kompleksitas kontrol seperti non-linear dan  gangguan beban dan variasi parametrik. Selain itu pengendali PI membutuhkan model ma-tematika linear yang tepat. Penelitian ini membahas Fuzzy Logic Controller (FLC) untuk kontrol kecepatan dari BLDCM. FLC didesain untuk memperbaiki respon dinamis dari sistem penggerak motor dan meminimlisir error steady state. Hasil pengujian menunjukkan fuzzy logic controller berhasil memperbaiki performa BLDC dengan error steady state=0,66 rpm, RMSE= 6,33 rpm dan riak arus 0,899A.
TEKNOLOGI TEPAT GUNA SISTEM MONITORING MESIN PENETAS TELUR AKBP DI KECAMATAN KEBONSARI, MADIUN Dirvi Eko Juliando Sudirman; Dony Indra Suryana; Dyah Anggun Sartika; Johan Pamungkas
Civitas Ministerium Vol 5, No 01 (2021): : Civitas Ministerium
Publisher : Civitas Ministerium

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penetasan telur adalah hal penting dalam produksi unggas. Penetasan telur sendiri memiliki dua  cara yaitu dengandierami oleh induknya dan dengan menggunakan mesin penetas telur. Prinsip penetasan telur adalah dengan menjaga kondisisuhu agar tetap stabil. Karena itu, selain pengendalian suhu, pemantauannya juga diperlukan. Untuk mesin penetas saat inisudah banyak dibuat tetapi masih memerlukan pemantauan secara manual. Dengan kata lain peternak harus datang setiaphari ke  tempat penetasan telur untuk mengecek kondisi alat dan telur. Dan pemantauan secara manual akan menyita waktubagi peternak sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk mengembangkan mesin penetas telur yang sudah ada denganmenambahkan pemantau suhu pada mesin penetas telur yang memanfaatkan Internet dengan teknologi IoT (Internet ofThings). Data suhu yang diambil dari sensor suhu yang ada pada mesin penetas telur kemudian dihimpun padamikrokontroler yang selanjutnya dikirim ke database melalui internet secara wireless. Hasil pengujian akan  menunjukkandata suhu dan status lampu dapat dibaca secara real time menggunakan IoT dengan platform Blynk yang dapat diaksesmenggunakan smartphone. 
Studi Jarak Jangkauan X-Bee Pro S3b 900 untuk Aplikasi Node Wireless Sensor Network pada Daerah Gunung Api Berbasis Received Signal Strength Indicator (RSSI) Rakhmad Gusta Putra; Dirvi Eko Juliando Sudirman; Hanifah Nur Kumala Ningrum; Nur Asyik Hidayatullah
TELKA - Jurnal Telekomunikasi, Elektronika, Komputasi dan Kontrol Vol 5, No 2 (2019): TELKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1457.166 KB) | DOI: 10.15575/telka.v5n2.93-102

Abstract

Indonesia saat ini memiliki 129 gunung berapi yang aktif dan hanya 69 diantaranya yang baru bisa termonitoring dengan baik. Bencana gunung api dapat dihindari dengan melakukan monitoring yang baik terhadap kondisi gunung api secara menyeluruh sebagai mekanisme peringatan dini bencana. Monitoring area gunung api yang cukup luas menjadi kendala tersendiri dikarenakan titik pemantauan yang banyak. Wireless Sensor Network (WSN) merupakan salah satu sistem yang sesuai untuk melakukan pemantauan dengan jumlah titik sensor yang terdistribusi, fleksibel dan terintegrasi. Secara garis besar, sistem WSN terdiri dari receiver dan node sebagai transmiter. Komunikasi dari node menuju receiver dapat dilakukan langsung ataupun melalui node yang lainnya. Standar komunikasi nirkabel dari WSN untuk desain dan aplikasi mengacu pada IEEE 802.15.4. Perangkat yang mendukung standar ini salah satunya adalah X-Bee. X-Bee memiliki keunggulan dalam hal kemudahan penggunaan, relatif murah dan berdaya rendah. Salah satu hal yang menjadi poin penting dalam aplikasi WSN pada gunung api adalah jarak jangkauan. Dalam penelitian ini akan dilakukan studi jarak jangkauan Xbee Pro S3 900 pada area gunung api Kelud menggunakan RSSI. Dalam penelitian ini digunakan tiga buah node dan satu receiver sebagai perangkat pengambilan data. Tiga node transmitter tersebut di tempatkan pada tempat yang sesuai untuk mengamati kondisi gunung api Kelud. Jarak jangkauan XBee Pro S3B 900 LoS dengan konfigurasi yang dilakukan, didapatkan jarak jangkauan 79,2 m, sedangkan pada eksperimen mencapai 3,78 km pada nilai RSSI -60dBm. Jarak jangkauan rata-rata tiga node kondisi non LoS berdasarkan nilai RSSI -80 dBm adalah 50 m sedangkan dalam eksperimen didapatkan 441 m. Nilai RSSI hasil eksperimen didapatkan hasil lebih baik daripada hasil simulasi.