Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN PENDIDIKAN, KONSELING, PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS TELUK KARANG KOTA TEBING TINGGI Vivia Ningsih; Evawani Martalena Silitonga; Donal Nababan Nababan; Frida Lina Tarigan; Mido Ester J. Sitorus
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.2913

Abstract

Lack of nutritious food will cause stunted growth of children and excessive food is also not good because it causes obesity. Adequacy of feeding children is very important because lack of energy/nutrients can interfere with optimal growth, and can also cause nutritional disorders, both curable or not. This study aims to determine the relationship between maternal education, counseling and supplementary feeding on the nutritional status of children under five. This study used a cross-sectional design. The research population was all mothers of children under five who were in the Teluk Karang Health Center in the city of Tebing Tinggi in 2021. The research sample was 56 people obtained by accidental sampling technique. Data was collected by distributing questionnaires to mothers of children under five.  The data processing process starts from editing, coding, entry, cleaning and tabulating. Analysis of research data consisted of univariate and bivariate analysis with chi square test, multivariate with logistic regression test. The results showed that there was a relationship between maternal education (p=0.010), counseling (p=0.004; PR=2,3;95%CI 1.245-4.588), supplementary feeding (p= <0.001; PR=3.6;95 %CI 1.758-7.417) with the nutritional status of children under five. The results of multivariate analysis showed that the dominant variable related to the nutritional status of toddlers was the provision of additional food (p = <0.001; PR = 7.5; 95%CI 3.768-64.441), meaning that toddlers who did not get additional food had 7.5 times the tendency to experience nutritional status is not normal compared with toddlers who get additional food. Thus, mothers of toddlers should actively visit the puskesmas and often consult with doctors, nurses and nutritionists regarding the foods needed by children under five to obtain normal nutritional status.  
HUBUNGAN STANDAR KOMPETENSI PERAWAT DENGAN REWARD YANG DIBERIKAN MANAJEMEN RSUD JAYAPURA Hizkia Simaremare; Mindo Tua Siagian; Taruli Rohana Sinaga; Kesaktian Manurung; Frida Lina Tarigan
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i3.19349

Abstract

Perawat rumah sakit selalu menjadi ujung tombak dan berada di garda terdepan dalam memberikan pelayanan ketika pasien masuk ke rumah sakit. Tenaga kesehatan khususnya perawat Rumah Sakit yang mendapatkan reward yang layak akan berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan secara khusus kepada pasien yang sedang rawat inap dan berobat jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara standar Kompetensi Perawat dengan Reward yang diberikan Manajemen RSUD Jayapura. Penelitian ini menggunakan metode mixed methods research design di mana menggunakan 2 (dua) tahapan penelitian kegiatan yaitu pengumpulan data secara Kuantitatif dengan menggunakan analisis data  dan dengan pendekatan kualitatif melalui teknik wawancara langsung kepada beberapa perawat. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa tidak ada hubungan antara Standar Kompetensi Perawat dengan reward yang diberikan manajemen RSUD Jayapura dengan nilai (p Value = 0.553) dan ada hubungan antara masa kerja perawat dengan reward yang diberikan oleh Manajemen RSUD Jayapura dengan nilai (p Value = 0.021). Setelah melakukan wawancara mendalam, peneliti menemukan jenis-jenis reward yang diterima perawat diluar gaji bulanan antara lain, Jasa Medis berupa BPJS, KPS(Kartu Papua Sehat), dan Swasta. Kemudian peneliti juga menemukan fakta bahwa pemberian reward tidak hanya tergantung pada lamanya seorang perawat berkerja, namun juga status perawat (Perawat tetap atau tidak tetap) dimana sebagian besar yang sudah menjadi perawat tetap sudah berkerja cukup lama sebagai tenaga perawat. Lebih lanjut, berdasarkan informasi yang diperoleh dari perawat, peneliti menemukan bahwa pemberian reward seperti gaji dan jasa medis yang menjadi hak perawat sering mengalami keterlambatan pembayaran. Dengan adanya temuan ini maka diharapkan pihak Manajemen RSUD Jayapura terus meningkatkan kompetensi perawat terutama untuk lebih memperhatikan kesejahteraan semua tenaga kesehatan terutama perawat.