Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI BIMBINGAN PENDIDIKAN BERDASARKAN BAKAT, MINAT BERBASIS IT DALAM MEMAHAMI DIRI SISWA Muh. Syakir; Muhammad Siri Dangnga; A Amaluddin
Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 2 (2019): Prosiding Seminar Nasional Kedua Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknolo
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Research Indonesia (YAPRI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.14 KB)

Abstract

Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana menerapkan dan melaksanakan bimbingan pendidikan (Educational Guidance) kepada siswa yang disesuaikan dengan bakat dan minat. Pelaksanaan bimbingan ini biasanya diberikan pada siswa yang duduk di kelas XII, karena di kelas ini sudah mau tamat di SLTA. Berarti mereka akan mempersiapkan diri memasuki PT yang nantinya juga memilih jurusan sesuai dengan bakat dan minatnya. Apabila siswa memilih jurusan berdasarkan bakat dan minatnya itu akan menunjang atau membantu mempercepat penyelesaian studinya dan dapat menunjukkan prestasi yang gemilang. Tujuan utama penelitian ini adalah membantu para siswa memahami dunia PT, disamping dapat memahami potensi yang dimikiki termasuk dapat memahami kelemahan-kelemahan yang ada pada diri mereka. Apabila siswa dapat memahami diri (self understanding) mereka, akan mudah menyesuaikan di dalam menempuh studi di Perguruan Tinggi (PT). Oleh karena itu mereka sangat butuh bimbingan pendidikan sebelum memasuki PT. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Developmenet) yang berdasarkan tahapan-tahapan penelitian seperti yang dikemukakan Borg and Gall (1989). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, kuesioner, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian bimbingan pendidikan selama ini yang dilaksanakan di SMA Negeri Parepare menunjukkan bahwa hasil survei yang dilakukan melalui wawancara dan observasi bersama dengan guru-guru BK, dan pemberian kuesioner kepada siswa di sekolah diketahui bahwa kegiatan layanan bimbingan pendidikan belum dilakukan secara intensif, tidak berkelanjutan, dan tidak terjadwal kepada peserta didik dan sifatnya temporer saja. (2) Pemberian bimbingan pendidikan di sekolah harus bersifat menarik (interesting) dan berterima (acceptable) menunjukkan belum maksimal. Hasil analisis data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah: (a) uji ketepatan (accuracy), uji kelayakan (feasibity), dan uji kegunaan (utility). Implementasi pemberian bimbingan pendidikan memiliki rata-rata nilai yang tinggi yaitu 83,38%. (b) data tingkat memahaman diri siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari 150 responden yang diteliti memahaman diri sangat baik adalah 98 responden (65,3%) dan selebihnya adalah baik terdapat 52 responden (34,7%). Jika dilihat persentase pemberian bimbingan pendidikan sebelumnya adalah berbanding sangat terbalik dengan pemberian bimbingan pendidikan sesudahnya. (c) Hasil analisis data diperoleh nilai t = 40,790 dengan df = 149, sedangkan harga tabel pada t0,05 = 1,645 dengan nilai signifikan (P) = 0,000 < α = 0,05. Maka hipotesis yang berbunyi: Ada pengaruh yang signifikan terhadap pemberian bimbingan pendidikan dengan pemahaman diri pada siswa di SMA Negeri Parepare, dinyatakan diterima.
Formulasi Pembelajaran PAI dan Implikasi Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 10 Enrekang St. Wardah Hanafie Das; Muh. Syakir; Juliadi Juliadi
Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam Vol 17 No 2 (2019): Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : IAIN PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.141 KB) | DOI: 10.35905/alishlah.v17i2.1096

Abstract

Public schools such as Enrekang 10 Public High Schools need effective and massive character education and Islamic Education (PAI). The 2013 curriculum emphasizes PAI as a core subject in shaping the character of students at school. Students at the high school level are in the adolescent period which is still mentally unstable. Students at the high school level are in the adolescent period which is still mentally unstable. This period students (Muslims) need PAI in guarding psychological development. Reality at Enrekang 10 High School, students lacked focus on learning PAI due to various variables surrounding it. On the other hand, the characteristics of PAI are complex, namely doctrine, belief, knowledge, practice, and moral behavior. Various problems that were born in PAI learning, both from the material aspects in the 2013 curriculum, students' learning motivation, educator competencies, and other aspects. The 2013 curriculum in the field of PAI should be adaptive and summarize the psychological development of students and relevant to social reality. PAI educators are required to have multi-competencies, namely pedagogical, professional, personality, social, religious, cybernetics, entrepreneurship, and managerial competencies. PAI educators 'competencies are considered more likely to increase students' learning motivation. Competence of PAI educators can master learning tools, procedures, systematics, media design and learning resources, setting learning strategies and methods, learning evaluation design, and classroom management