ABSTRAK Tenaga pendidik mempunyai peran yang penting dalam mendidik dan mengarahkan. Tenaga pendidik tidak hanya yang berperan mengajarkan pengetahuan tetapi juga membentuk mental dan karakter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sikap yang dimiliki tenaga pendidik, guru dan dosen, dalam menjalankan kebijakan WFH. Sikap yang dimaksud adalah sikap yang didasarkan pada komponen kognisi, afeksi, dan konasi. Penelitian ini melibatkan profesi guru dan dosen sebagai respondent dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Data yang dikumpulkan pertama-tama dikalsifikasi kemudian dianalisa dengan menggunakan komponen sikap dan dipaduhkan dengan analisis wacana kritis yang berfokus pada rana tektual. Dalam rana tekstual melibatkan aspek semantiks, sintksis, stalistik dan retorika. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada komponen sikap khusunya kognisi melibatkan kata implisit dalam bentuk tindakan dan strategi yang diterapkan. Kata implisit itu menyatakan dengan jelas bahwa kebijakan WFH disetujui oleh tenaga pendidik di Jayapura. Bentuk sikap tersebut melibatakan kata kerja mental seperti setuju, mengikuti, mematuhi, dan mendukung. Sedangkan pada komponen afeksi menimbulkan rasa yang positif dan berujung pada suatu reaksi konasi yang bentuk tindakan mengajar dan saran tenaga pendidik mengenai situasi WFH di tengah pandemic Covid-19. Pada aspek tekstual menunjukkan rana semantiks yang menyiratkan makna selain itu menunjukkan adanya pemaknaan mengenai penggunaan istilah seperti virtual, zoom, dan meeting. Pada rana sintaksis menampilkan kata kunci yaitu leksikon yang menyatakan hubungan sebab akibat. Pada sisi lain bentuk retorika diperlihatkan dengan adanya analogi yang menyatakan dengan tegas bahwa tenaga pendidik di kota Jayapura siap dan tetap menjaga prefesionalisme sebagai tenaga pendidik walupun di tengah pandemi Covid-19.