Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

THE VOLCANIC DEPOSIT WEATHERED PRODUCT IN JATINANGOR AREA, WEST JAVA Raden Irvan Sophian; . Abdurrokhim; Iyan Haryanto; . Hendarmawan
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 15, No 2 (2017): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1242.17 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v15i2.13396

Abstract

ABSTRAKPembangunan di Kawasan Jatinangor dalam beberapa waktu ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Jatinangor adalah daerah baru yang dikembangkan untuk Pendidikan dari beberapa kampus seperti Unpad, ITB, IKOPIN, dan IPDN. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah penduduk tiap tahunnya dan juga menyebabkan berkembangnya infrastruktur untuk mendukung kegiatan Pendidikan di daerah ini. Untuk mengetahui hambatan dan menghindari terjadinya bencana alam di masa depan, maka harus dipahami perilaku tanah permukaan sebagai pondasi bangunan berbagai sarana prasarana. Metode penelitian meliputi pemetaan geologi teknik, pengambilan sampel tanah tidak terganggu, uji tes pit, analisis sifat petrologi atau batuan. Kondisi Geologi daerah ini terdiri dari produk vulkanik muda yang tidak terpisahhkan, yang terdiri dari breksi tufan, tuf, lahar, tuf lapilli, dan abu vulkanik yang berumur kuarter (kurang dari 2 Ma). Kondisi geomorfologi daerah ini terdiri dari dataran hingga perbukitan landai di selatan Gn. Manglayang. Berdasarkan hasil penelitian, kawasan Jatinangor memiliki distribusi tanah terdiri dari lanau hingga lempung berplastisitas tinggi (MH dan CH). Kondisi ini menyiratkan produk vulkanik yang tidak terkonsolidasi dan tanah residu semi-konsolidasi sebagai produk pelapukan dari ash dan alterasi dari tuff. Kata Kunci: Jatinangor, Sifat Fisik Tanah, Tuff, Material Vulkanik Muda belum Terpisahkan ABSTRACTThe development of jatinangor area in recent time has experienced a very rapid development. Jatinangor is the new location for Education area from several campuses such as Unpad, ITB, IKOPIN, and IPDN. This results in an increase in the number of population each year and also led to a growing development of infrastructure to support educational activities in this area. To know the obstacles and avoid the occurrence of natural disasters in the future, it should be understood the behavior of surface soil as the building foundation of various infrastructure facilities. The research method includes engineering geologic mapping, undisturbed soil sampling, test pit, petrologic or rock properties analysis. The geology of this area consists of undifferentiated young volcanic product (Qyu), containing tuffaceous breccia, tuff, lava, lapilli tuff, and volcanic ash. This product is deposited on Quaternary geologic age (less than 2 Ma). The geomorphology of this area consists of plain to hilly land at the south of Mount Manglayang. Result of this study shows that around Jatinangor area the distribution of soils consists of high plasticity silt and clay (MH and CH). This condition implies to semiconsolidated-nonconsolidated volcanic product and semi-consolidated residual soil as the weathering product of ash and tuff alterations. Keywords: Jatinangor, physical properties soil, tuff, undifferentiated young volcanic product
Aktivitas Tanah Lempung Pada Formasi Bojongmanik Terhadap Kestabilan Lereng di Daerah Cikopomayak, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Alifahmi Alifahmi; Raden Irvan Sophian; Dicky Muslim
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 14, No 3 (2016): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (964.745 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v14i3.11069

Abstract

Formasi Bojongmanik merupakan formasi yang salah satu material penyusunya merupakan batulempung. Berdasarkan pemetaan geologi teknik yang telah dilakukan daerah penelitian memiliki jenis tanah lempung berplastisitas tinggi (CH) dan lanau berplastisitas tinggi (MH) menurut klasifikasi USCS (Unified Soil Clasification System).  Kondisi tanah dengan plastisitas tinggi merupakan kondisi dimana tanah dapat merubah bentuk dengan mudah akibat adanya pengaruh kenaikan kandungan air. Aktivitas mineral lempung merupakan salah satu faktor yang mengatur kestabilan lereng, dimana tanah lempung memiliki sifat dapat menyusut dan mengembang bergantung pada kadar air. Berdasarkan nilai aktivitas lempung yang diperoleh pada daerah penelitian dengan membandingkan nilai indeks plastisitas terhadap presentase kandungan lempung didapat pada lapisan bagian atas tanah (kedalaman 0.5-1m) memiliki nilai aktivitas lempung yang tinggi (>125) dengan jenis lempung Montmorilonite dan lapisan tanah bagian bawah (kedalaman 2-4m) memiliki nilai aktivitas lempung rendah (<0.75) dengan jenis mineral kaolinite hingga aktivitas lempung normal (0.75-1.25) dengan jenis mineral illite. Meskipun nilai safety factor pada daerah penelitian lebih besar dari angka stabil yang dinyatakan oleh Bowles, yaitu diatas 1.25, bahaya longsor masih memungkinkan terjadi pada saat tanah berada dalam kondisi basah, hal ini dikarenakan kandungan air dalam lempung meningkat memicu kenaikan aktivitas lempung sehingga menyebabkan kenaikan volume pada lempung. Pada peristiwa tersebut kondisi lereng akan mengalami ketidak stabilan sehingga pergerakan massa tanah terjadi untuk mencapai titik setimbang lereng tersebut. Kata kunci: kestabilan lereng, safety factor, mineral lempung, longsor
JENIS LONGSORAN BERDASARKAN BIDANG DISKONTINUITAS PADA TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK ASMI, KALIMANTAN TENGAH Faisal Akbar; Raden Irvan Sophian; Dicky Muslim; Sahala Manullang
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 18, No 2 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v18i2.27598

Abstract

Kehadiran struktur geologi pada lereng tambang terbuka merupakan kerugian yang dapat menjadikan lereng tidak stabil atau rentan longsor. Analisis kinematik untuk lereng tambang terbuka merupakan salah satu aspek yang penting terhadap pengaruh struktur geologi dalam meminimalisir terjadinya tanah longsor. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi tipe longsoran pada lereng penelitian. Metode yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data sekunder, observasi lapangan, dan analisis kinematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lereng daerah penelitian disusun oleh material batuan sedimen berupa batupasir, batulempung, batulanau, batulempung karbonan, dan batubara. Struktur geologi yang berkembang berupa kekar dan dua buah sesar normal yang berdekatan serta memiliki strike/dip 317°E/74° dan N 296°E/35°. Akibat dari perbedaan nilai strike/dip tersebut menyebabkan sesar normal saling berpotongan yang dapat menjadi penyebab longsoran. Dengan demikian, lereng daerah penelitian memiliki potensi tipe longsoran baji sehingga perlu dipertimbangkan dalam proses penambangan selanjutnya.Kata kunci : analisis kinematik, kestabilan Lereng, struktur geologi
BIO-ENGINEERING, MELALUI PEMANFAATAN TANAMAN KALIANDRA (CALIANDRA CALOTHYRSUS) DI WILAYAH ZONA RAWAN LONGSOR JAWA BARAT Zufialdi Zakaria -; Dicky Muslim -; Raden Irvan Sophian -; Sondi Kuswaryan -; Ujang Hidayat Tanuwiria -
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 11, No 3 (2013): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.022 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v11i3.8297

Abstract

Landslides prone areas can be occur due to a large slope, open slopes, large erosion rate, or a large infiltration. Landslide prone areas can be prevented by a stable slope engineering. Engineering of stable slopes can be integrated through a variety of methods with preliminary procedure : 1) Mapping of landslides prone areas, 2) Slope stability analysis through the study of Safety Factor, 3) Engineering of slope stabilization and integrated through the simulation stable slope, slope design and other engineering, 4) Environmental management and environmental monitoring, 5) Bio-engineering by utilizing plants as part of a stable slope engineering systems, namely as a preventive agent of erosion, reduction of infiltration and runoff flow, landslide prevention as well as strengthening the slopes . Engineering can use the model of Starlet (Stabilisati dan Rancangbangun Lereng Terpadu, or Engineering of Slope Stabilization and Integrated) involving the role of government officials, industrial and businessmen , residents / communities , and scientists . Kaliandra chosen to be a plant that is part of a stable slope engineering . Kaliandra plants have a good root, the tree canopy is not heavy, high-protein leaves for fodder, stems and twigs are dried for energy (fuelwood ) . These plants, in addition to prevention of landslides, will be useful for people and industry. 
AKTIVITAS TEKTONIK BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOMETRI DI DAS CIBANTEN, PROVINSI BANTEN MUHAMMAD HERYOGA MATUZA; Raden Irvan Sophian; Nur Khoirullah
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v19i3.35942

Abstract

Daerah penelitian secara geografi berada di DAS Cibanten, Serang, provinsi Banten. Daerah ini terdiri dari batuan vulkanik kwarter, memiliki kenampakan alam yang bervariasi dan juga terdapat sesar di sekitar daerah penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder.  Daerah penelitian dipelajari untuk mengetahui kondisi geologi, identifikasi aktivitas tektonik dengan analisis kuantitatif pada parameter morfometri berupa rasio percabangan sungai (Rb), indeks gradien sungai (SL), asimetri pengaliran (AF) bentuk sungai (Bs), serta sinusitas muka gunung (Smf). Pola kelurusan sungai dominan berorientasi barat laut-tenggara Dari keenam parameter diperoleh nilai yang menunjukkan daerah penelitian memiliki tingkat aktivitas tektonik yang bervariasi, dari aktif hingga tidak aktif, dan dominan pada tingkat aktivitas tektonik rendah hingga tidak aktif.
PENILAIAN KESTABILAN TIMBUNAN BERDASARKAN WSRHC PADA TIMBUNAN MUARA TIGA BESAR UTARA, PT. BUKIT ASAM, TBK., SUMATRA SELATAN Gilang Perwira Adi; Jodistriawan Ersyari; Reynara Davin Chen; Raden Irvan Sophian; Zufialdi Zakaria
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2020: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.140

Abstract

Timbunan Muara Tiga Besar Utara merupakan kawasan timbunan yang rentan terhadap ketidakstabilan. Kawasan timbunan ini harus direncanakan dan dipantau dengan baik agar material timbunan selalu dalam kondisi stabil. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menilai tingkat kestabilan timbunan dan menentukan upaya investigasi dan desain yang sesuai dengan tingkat kestabilan timbunan. Dalam menentukan tingkat kestabilan timbunan, digunakan metode pembobotan Waste Dump and Stockpile Stability Rating and Hazard Classification System (WSRHC). Pembobotan WSRHC dilakukan terhadap 22 faktor yang mempertimbangkan aspek geologi teknik dan konstruksi timbunan dalam memperkirakan kestabilan. Hasil dari pembobotan WSRHC akan menghasilkan kelas risiko Waste Dump and Stockpile Hazard Class (WHC) pada penilaian kestabilan timbunan. Hasil penelitian menunjukkan bobot total kestabilan timbunan sebesar 33,5 termasuk dalam kategori IV (risiko tinggi) dengan bobot Engineering Geology Index (EGI) sebesar 12,5 dan Design and Performance Index (DPI) sebesar 21. Faktor performa tergolong pada kelas sangat buruk, sehingga timbunan otomatis masuk dalam kategori WHC V (risiko sangat tinggi). Upaya investigasi dan desain yang lebih akurat diterapkan pada kawasan timbunan ini dengan menggunakan tabel level of effort berdasarkan kelas kestabilan. Tabel level of effort terdiri dari tiga bagian yaitu investigasi dan karakterisasi, analisis dan desain, kontruksi dan operasi.
PENENTUAN KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN KUALITAS MASSA BATUAN PADA AREA LOWWALL PIT X PT. BUKIT ASAM TBK SUMATRA SELATAN Siti Khodijah; Utari Sonya Monica; Jordistriawan Ersyari; Nur Khoirulloh; Raden Irvan Sophian
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 20, No 3 (2022): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v20i3.42691

Abstract

Daerah penelitian memiliki kondisi geologi yang cuku kompleks yaitu termasuk ke cekungan Sumatra Selatan. Formasi Muara Enim merupakan formasi penghasil batubara ekonomis pada daerah penelitian. Proses penambangan pada PT. Bukit Asam Tbk yaitu metode tambang terbuka sehingga proses penggaliannya berhubungan dengan kestabilan lereng dan sifat keteknikannya. Pit X diiterpretasikan sebagai sayap antiklin utara Muara Tiga Besar dengan jurus perlapisan batuan relatif ke arah barat laut sehingga memiliki bentuk pit relatif searah jurus perlapisan batuan. Area lowwall sebagai lereng yang didesain mengikuti kemiringan perlapisan batuan menjadi ketertarikan dalam melakukan penelitian dikarenakan berpotensi tinggi terjadi longsoran bidang sehingga perlu dilakukan analisis kualitas massa batuannya. Metode Rock Mass Rating merupakan pembobotan bersistem dalam menentukan kualitas massa batuan dan dapat digunakan untuk menilai stabilitas lereng dan rekomendasi sudut aman maksimal yang dapat diterapkan melalui Slope Mass Rating. Kaitannya dengan kualitas massa batuan, dilakukan pengamatan pada 8 titik massa batuan selain batubara pada area lowwall Pit X menggunakan metode scanline. Berdasarkan pembobotan rock mass rating, daerah penelitian terdiri dari 2 (dua) kelas massa batuan yaitu kelas III (fair rock) dan IV (weak rock). Berdasarkan slope mass rating, daerah penelitian terdiri dari lereng bad dengan stabilitas tidak stabil dan lereng normal dengan stabilitas stabil sebagian. Adapun sudut lereng yang direkomendasikan pada area lowwall berkisar antara 30°-34°. Kata kunci: area lowwall, massa batuan, RMR, SMR, sudut aman lereng
Brief Communication: Rapid Assessment of landslide events based on UAV photogrametry: The 9 January 2021 Cimanggung Landslide, Sumedang, Indonesia Ali Abdurrahman; Muhammad Ariq Budipraja; Nur Khoirullah; Faisal Helmi; Raden Irvan Sophian
Journal of Geological Sciences and Applied Geology Vol 4, No 2 (2021): Journal of Geological Science and Applied Geology
Publisher : Faculty of Geological Engineering, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/gsag.v4i2.32063

Abstract

The landslide incident in Cisarua Village, Cimanggung District on January 9, 2021, is one of the natural disasters which is quite concerning to see the victims. This short mapping is focused on seeing changes in the shape of the affected area and slope faces before the landslide and after the incident. The brief mapping uses the DJI Mavic Pro model UAV that flies at an altitude of 50 meters and 150 meters above the ground with an overlap of 80% and covers an area of 3 ha. Aerial photo processing will produce output in the form of orthophoto images and digital elevation models (DEM) of landslide affected areas. The result of geometric observation showed that the land surface was covered with an area of 3,789 m2. The measured flat length ranges from 120 meters and 32 meters wide. There is also a slope angle after and before the landslide of 2.8 degrees. Analysis of the causes of landslides in terms of geomorphological aspects shows the landslide affected areas that are right in the hilly valleys coupled with buildings that cover the surface water flow from high rainfall. In addition, the analysis of the causes of technical geological analysis shows that landslides can occur due to differences in soil types with different physical properties so that the two soils are not bound by cohesion forces between soils.
SIMULATION OF OPD WASTE DUMP SLOPE USING THE MORGENSTERN-PRICE METHOD IN WORK AREA OF PT. XYZ TBK. PASER DISTRICT, EAST KALIMANTAN PROVINCE Lizzy Evsa Audrey; Raden Irvan Sophian; Sapari Dwi Hadian
Journal of Geological Sciences and Applied Geology Vol 7, No 1 (2023): Journal of Geological Science and Applied Geology
Publisher : Faculty of Geological Engineering, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/gsag.v7i1.48280

Abstract

The research was conducted at a company working in the coal mining contract sector, namely PT. XYZ Tbk. OPD is located in Paser Regency, East Kalimantan. The research aims to create a slope simulation for analysis. This analysis is used to determine the safety value factor with the influence of the parameters used, with reference to the safety value factor based on safe slope criteria according to KEPMEN ESDM Number 1827 K /30/MEM/2018. Parameters in the simulation are material properties in the form of unit weight, cohesion and internal friction angle. The material used is bedrock material in the form of sandstone, and overburden material in the form of a mixture of sandstone and claystone. Engineering is carried out by considering the condition of the groundwater table, namely full saturation and the earthquake vibration coefficient, to be analyzed using the Morgenstern-Price method. The safety factor value that has been obtained in the slope simulation is 1,216, the safety factor value includes unsafe slopes which are affected by groundwater conditions and earthquake vibrations.
Slope Stability Analysis on Muaraenim Formation, South Sumatera, Indonesia Thaha Rizal Ulhaque; Nur Khoirullah; Raden Irvan Sophian; Zufialdi Zakaria
Journal of Geological Sciences and Applied Geology Vol 3, No 2 (2019): Journal of Geological Sciences and Applied Geology
Publisher : Faculty of Geological Engineering, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/gsag.v3i2.23206

Abstract

Slope stability analysis is a necessary aspect in open mining operations. The research location is in the Muaraenim Formation, South Sumatra, Indonesia. In this study, the level of slope stability is determined by the value of the Safety Factor (FS). The method used is limit equilibrium, the Spencer method. The results of this study indicate that FS values are influenced by the angle of the slope, where with decreasing degree of slope, the FS value will increase. In addition, the FS value is also directly proportional to the cohesion value of the slope materials.