Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perubahan Kandungan Likopen dan Kualitas Pasta Tomat Selama Proses Pengolahan Kun Tanti Dewandari; Sari Intan Kailaku; nFN Sunarmani
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v6n2.2009.102-107

Abstract

Pasta tomat adalah produk intermediate yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri makanan. Buah tomat mengandung senyawa yang sangat penting bagi kesehatan yaitu likopen. Likopen dalam tomat akan meningkat jumlahnya jika diproses menjadi jus, pasta dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kadar likopen dalam proses pengolahan pasta tomat. Buah yang akan digunakan diperam dengan mengunakan ethrel. Pada tahap ini dilakukan analisis fisik kimia sebelum dan setelah pemeraman. Buah kemudian diolah menjadi pasta dengan tahapan proses meliputi blansir, penghancuran (pulping) dan pemekatan (evaporation). Pada setiap tahapan proses yang melibatkan panas yaitu blansir dan pemekatan dilakukan analisis kadar likopen dan sifat fisiko kimia. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemeraman meningkatkan kandungan likopen dari 4,28 mg/100g menjadi 18,20 mg/100g. Sedangkan setelah proses blansir kadar likopen sebesar 20,56 mg/100g. Pada pasta tomat dengan total padatan terlarut 9, 12 dan 24 obrix mengandung likopen berturut-turut sebesar 31,09 mg/100g, 50,93 mg/100g dan 67,25 mg/100g. Proses pemanasan dalam pengolahan tomat menyebabkan likopen akan terlepas dan terekstrak dari strukturnya. The Changes of Lycopene Content during Tomato Paste Processing.Tomato paste is an intermediate product used as raw material of processing in food industry. Tomato contains Iycopene which is very beneficial for health. Avaibility of Iycopene in tomato will increase if processed into juice, paste and others. The objective of this research was to observer the change of Iycopene content in blanching during the processing of tomato paste. Ripening of tomato used ethrel, analysis physicochemical .of tomato done before and after ripening. Processing steps of tomato paste included ripening, blanching, pulping and evaporation. Analysis of lycopene content and physicochemical properties were conducted in blanching and evaporation which were involved heat. Ripening increased Iycopene content from 4.28 mg/100g to 18.20 mg/100g. After blanching treatment, Iycopene content was 20.56 mg/100g. In tomato paste with total soluble solids of 9, 12 and 24 0 brix, the Iycopene content were 31.09 mg/100g, 50.93 mg/100g and 67.25 mg/100g respectively. Heat treatment in tomato processing caused lycopene content was ruptured and release forcess their matrix.
Teknologi Penyimpanan Umbi Kentang (Solanum tuberosum L.) Var. GM-05 dengan Rekayasa Pencahayaan untuk mempertahankan Kesegarannya Wisnu Broto; Dondy A Setyabudi; nFN Sunarmani; nFN Qanytah; Irpan Badrul Jamal
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v14n2.2017.116-124

Abstract

Kondisi penyimpanan menjadi kata kunci untuk meningkatkan daya simpan umbi kentang GM-05 dengan mutu segar yang terjaga.Kentang segar GM-05 dalam penelitian ini diperoleh dari Kebun Percobaan Balai Penelitian Sayuran, Lembang dan dipanen pada umur90 Hari Setelah Tanam (HST). Umbi kentang dengan bobot masing-masing 30 kg dikemas dalam karung rajut, disimpan pada kondisi(1) ruangan gelap, (2) ruangan dengan pencahayaan 100-500 lux/lilin, dan (3) dihamparkan sebagai kontrol. Penyimpanan dilakukanpada suhu ambient, 20, dan 10oC. Pengamatan dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali selama 3 bulan penyimpanan. Parameter yangdiamati meliputi: susut bobot, kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar lemak, kadar amilosa, kadar abu, dan tekstur. Rancanganpercobaan menggunakan rancangan acak lengkap tersarang dengan ulangan tiga kali dan signifikansi beda nyata terkecil pada taraf5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan dalam ruang gelap maupun yang dengan pencahayaan 100-500 lux/lilin suhu10 oC memberikan susut bobot dan laju penurunan kadar air terendah dibandingkan perlakuan lainnya. Kadar karbohidrat, kadar abu,dan tekstur tidak terpengaruh dengan semua perlakuan penyimpanan. Penurunan kadar lemak dan amilosa umbi kentang melambathingga masing-masing sebesar 0,14% dan 4,42% terjadi pada penyimpanan dalam ruang gelap maupun yang dengan pencahayaan padasuhu 10 oC. Kadar protein meningkat hingga pada kisaran 1,51%. Penyimpanan suhu 10oC dengan kondisi gelap ataupun pencahayaan100-500 lux/lilin merupakan metode penyimpanan kentang GM-05 terbaik karena mampu mempertahankan mutu dan kesegarannya.
OPTIMASI FORMULA TEPUNG PISANG CAVENDISH (MUSA CAVENDISHII) INSTAN DENGAN METODE RESPON SURFACE Ermi Sukasih; nFN Setyadjit; nFN Sunarmani; Sri Rejeki R. Pertiwi
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v15n1.2018.1-11

Abstract

Salah satu diversifikasi pengolahan pisang adalah menjadi tepung pisang instan dengan pengering drum dryer. Teknologi pengeringan ini memerlukan bahan pengisi dan agen anti pencoklatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi konsentrasi tapioka, asam sitrat dan puree pisang dalam proses pembuatan tepung pisang Cavendish instan. Penelitian ini menggunakan rancangan Response Surface Methodology (RSM), tiga parameter yang dioptimasi adalah konsentrasi tapioka, asam sitrat dan puree pisang. Level dari input parameter adalah tapioka 3-10%, asam sitrat 150-300 ppm dan puree pisang 1-50%. Karakteristik fisiko-kimia produk tepung pisang instan kemudian dianalisis, meliputi kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat, serat kasar, kalori, dan warna (oHue). Hasil prediksi variabel respon dari formula optimal yaitu kadar air 2,67 %, abu 1,60 %, lemak 3,09%, protein 2,38%, karbohidrat 90,26%, serat kasar 7,49%, kalori 398,84 Kkal/100g, dan warna 67,78oHue (kuning kecoklatan). Formula optimum tepung pisang instan adalah formula 6, yaitu dengan penambahan tapioka 6,50%, asam sitrat 225 ppm dan puree pisang 30%. Tepung pisang instan berpotensi untuk digunakan sebagai makanan sarapan melalui formulasi dengan penambahan bahan yang lain seperti lemak dan protein. Optimisation of The Instant Cavendish Banana Flour Formula by Response Surface Method. 2018. Ermi Sukasih, Setyadjit, Sunarmani and Sri Rejeki R. Pertiwi.One of diversification products of banana is instant flour using drum dryer. It requires filler and anti-browning agents. The purpose of this research was to get the optimum concentration of tapioca, citric acid and banana puree to produce instant banana flour.The experiment used Response Surface Methodology (RSM), with three parameters being optimized, i.e. the concentration of tapioca, citric acid and banana puree. The percentage used for tapioca in the range of 3-10 %, citric acid 150-300 ppm and banana puree 1-50%. TThe instant banana flour was analyzed for its physicochemical characteristics, i.e: moisture, ash, fat, protein, carbohydrate, crude fiber content, energy, and color 67.78 (oHue). The result of variable response prediction from the optimum formula was moisture content 2.67%, ash 1.60%, fat 3.09%, protein 2.38%, carbohydrate 90.26%, crude fiber 7.49%, color 67.78oHue brownish yellow, energy 398.84 kcal/100g. The optimum formula was formula 6, with the addition of tapioca 6.50%, citric acid 225 ppm and banana puree 30%. This product has a potential to be used as a breakfast food through further formulations with the addition of other ingredients such as fat and protein.
Pendugaan Umur Simpan Pasta Tomat Kental Dalam Kemasan Botol Plastik Dengan Metode Akselerasi Ermi Sukasih; nFN Sunarmani; Agus Budiyanto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v4n2.2007.72-82

Abstract

Pasta tomat kental merupakan salah satu bentuk olahan konsentrat buah tomat dengan total padatan terlarut tinggi sehingga bersifat kurang voluminous dan memudahkan transportasi serta distribusinya. Untuk menjamin bahwa pasta tomat belum mengalami kerusakan sampai di tangan konsumen, maka diperlukan informasi tentang masa simpan. Salah satu cara untuk menduga umur simpan secara cepat adalah dengan metode Accelerated Storage Studies (ASS) melalui pendekatan metode Arhenius. Ada empat produk pasta tomat yang diduga umur simpannya yaitu K (kontrol: pasta tomat tanpa bahan tambahan), P (pasta tomat ditambah pengawet), PP (pasta tomat ditambah pengawet dan pewarna), PPG (pasta tomat ditambah pengawet, pewarna dan gula). Pasta tomat disimpan dalam tiga suhu yakni suhu 40°C, suhu kamar (28°C) dan ruangan berpendingin udara (20°C). Penelitian diulang sebanyak tiga kali. Analisis dilakukan terhadap parameter mutu kritis yaitu tingkat kecerahan warna dan penerimaan. Analisis dilakukan setiap dua minggu selama delapan minggu penyimpanan. Pasta tomat dengan parameter kritis tingkat kecerahan warna, kontrol mempunyai dugaan umur simpan yang paling lama yaitu pada penyimpanan suhu 7°C, 15°C, 2YC dan 30°C masing-masing mempunyai dugaan umur simpan sebesar 97,93 : 91,90; 85,29 dan 82,32 hari. Sementara berdasarkan parameter kritis penerimaan konsumen, PPG (pasta tomat dengan penambahan pengawet, pewarna dan gula) mempunyai dugaan umur simpan paling lama, pada penyimpanan suhu 7°C, 15°C, 25°C dan 30°C masing-masing mempunyai dugaan umur simpan sebesar 87,72 ; 54,41; 31,05 dan 23,78 hari. Shelf Life Prediction Of Heavy Tomato Paste In Plastic Bottle Using Accelerated Storage MethodHeavy tomato paste is a concentrated product having high total soluble solid (TSS) so that it is less voluminous easy for transportation and distribution. Information on product shelf life is required to ensure that product is recei ved by consumers in excellent condition. An accelerated storage studies (ASS) with Arrhenius model was developed to predict the product shelf life. Four different types of product were employed in this study, i.e. tomato paste without preservatives and colourants (K), tomato paste with preservatives (P), tomato paste with preservatives and colourants (PP), and tomato paste with preservatives, colourant and sugar (PPG). The products were kept at 40"C, 28°C and 20°C, and the experiments were done in triplicates. Parameters observed were colour lightness and consumers acceptance. The product were analysed every two weeks for eight weeks of storage. In term of colour ligtness, K had the longest predicted shelf life at 7°C, 15°C, 25°C and 30°C with the shelf lives 97.93 : 91.90; 85.29 and 82.32 days, respectively. PPG had the longest predicted shelf life in terms of consumers acceptance at 7°C, 15'C, 25°C, 30'C with the shelf lives 87.72 ; 54.41, 31.05 and 23.78 days, respecttively. These results were confirmed with results of normal storage experiments.
Potensi Likopen dalam Tomat untuk Kesehatan Sari Intan Kailaku; Kun Tanti Dewandari; nFN Sunarmani
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 3, No 1 (2007): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tomat adalah buah yang memiliki berbagai vitamin dan senyawa anti penyakit yang baik bagi kesehatan. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, buah tomat dapat juga dikonsumsi dalam bentuk olahan, seperti sari tomat, pasta tomat, pure tomat, saos tomat, jus tomat, dan lain-lain. Zat aktif utama dalam tomat yang ditemukan dalam jumlah besar adalah likopen. Likopen sangat bermanfaat bagi kesehatan, selain itu dapat berfungsi sebagai antioksidan alami, mencegah kanker prostat, penyakit pada wanita seperti kanker payudara serta menekan terjadinya osteoporosis. Berbagai penelitian menemukan bahwa likopen dalam tomat akan lebih mudah diserap tubuh jika diproses menjadi olahan seperti jus, pasta dan lain-lain.
Preferensi Konsumen Bunga Potong Segar Alpinia nFN Sunarmani; - Nurmalinda; Dwi Amiarsi
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v21n1.2011.p60-67

Abstract

Alpinia merupakan jenis bunga potong tropis yang disukai kosumen hotel, floris, dan rumah tangga, namun belum banyak dikenal masyarakat luas. Oleh karena itu jenis bunga potong tersebut perlu disosialisasikan memiliki potensi untuk dikembangkan dalam agribisnis tanaman hias. Penelitian bertujuan mendapatkan informasi preferensi konsumen terhadap bunga potong Alpinia. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2004 sampai Maret 2005 dengan metode survai. Responden yang dipilih ialah pedagang (floris), hotel (berbintang empat dan lima) dan rumah tangga masing-masing sebanyak 10, 9, dan 13 responden. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja, berdasarkan pertimbangan bahwa responden tersebut merupakan konsumen Alpinia dalam bentuk bunga potong. Analisis data untuk menentukan preferensi konsumen dilakukan dengan menggunakan Chi-Square (P=0,01) dan untuk faktor-faktor yang memengaruhi konsumen dalam pemilihan Alpinia menggunakan metode ranking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pembelian bunga potong Alpinia ialah warna bunga. Selera konsumen hotel terhadap bunga potong Alpinia ialah warna merah, ukuran besar, tingkat kemekaran 50% kuncup, jumlah daun per tangkai tiga helai, panjang tangkai  lebih dari 50 cm, dan harga sedang atau murah. Konsumen rumah tangga menyenangi bunga Alpinia berwarna merah, ukuran besar, mekar penuh, tanpa daun, panjang tangkai lebih dari 50 cm dengan harga sedang atau murah. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan agribisnis Alpinia dan upaya pemuliaannya.Alpine is a tropical cut flowers which is preferred by consumers of hotels, florists, and households, but the cut flower has not been widely known by people. It is required to be introduced for the development of its agribusiness. The objective of this research was to identify the consumer’s preference on Alpine cut flower. Primary data were collected from 10 respondents of florist, nine respondents of four and five star hotels, and 13 respondents of household. The respondents were purposively chosen based on that  they are Alpine consumers. Consumer’s preferences were analyzed by a ranking technique and tested by Chi-Square analyses (P=0.01). The results showed that the major factor  of consumenr’s preference was color interest. Hotel consumers prefered red color, outgrows flower, 50% buds opening, total leaf per stalk was three, stalk length more than 50 cm, and lower or medium price. Meanwhile, family consumer’s favoured rudle flower, big, and full opening flower, without leaf, stalk length more than 50 cm, and low or medium price.  This comsumer’s preference study will be useful for farmers to develop Alpine cut flower needed by consumers, and also for researchers to develop new superior varieties.