Abstrak Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan hidroponik dan akuakultur dalam lingkungan yang bersifat simbiosis. Kualitas airsangat berperan penting bagi keberlangsungan budidaya ikan dan tanaman. Salah satu parameter yang menjadi penentu kualitas air adalah kadar oksigen terlarut. Organisme akuatik memerlukan oksigen dalam jumlah yang cukup agar tidak terjadi stress, hypoxia pada jaringan, anoreksia, ketidaksadaran, mudah terserang penyakit dan parasit. dibuat sebuah sistem pengontrolan kadar oksigen terlarut menggunakan metode fuzzy logic mamdani yang bertujuan untuk mengontrol dan menjaga kadar oksigen pada air dalam sistem akuaponik dalam kadar yang baik bagi ikan dan tanaman. Komponen utama yang digunakan yaitu sensor DO, Arduino UNO, dan aerator. Pengujian dilakukan dengan menggunakan beberapa setpoint kadar oksigen terlarut yang berbeda yaitu 5, 5,5, dan 5,6 mg/L serta diberi gangguan pada setiap setpointnya. Hasil yang didapatkan bahwa sistem ini dapat mengontrol kadar oksigen terlarut mendekati setpoint yg telah ditentukan, dapat mengatasi gangguan yang diberikan dengan recovery time yg singkat, memiliki setling time yang singkat, tidak terdapat overshoot, dan offset dibawah batas toleransi 5%. memiliki error terbesar masih dibawah toleransi 5% masingmasing yaitu 4,4%, 4,4%, dan 4,2%. Abstract Aquaponics is a sustainable farming system that combines hydroponics and aquaculture in a symbiotic environment. Air quality is very important for the sustainability of fish and plant cultivation. One of the parameters that determine air quality is dissolved oxygen levels. Aquatic organisms need oxygen in sufficient quantities to prevent stress, tissue hypoxia, anorexia, unconsciousness, susceptibility to disease and parasites. A system for controlling dissolved oxygen levels was made using the Mamdani fuzzy logic method which aims to control and maintain oxygen levels in the aquaponics system at good levels for fish and plants. The main components used are DO sensors, Arduino UNO, and aerators. The test was carried out using several different setpoints of dissolved oxygen levels, namely 5, 5.5, and 5.6 mg/L as well as disturbances at each setpoint. The results obtained are that this system can control dissolved oxygen levels close to a predetermined setpoint, can overcome the disturbances given by a short recovery time, has a short setting time, does not contain any overshoot, and offset below the