Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN SARI CEMPEDAK TERHADAP UMUR SIMPAN DAN NUTRISI SARI BUAH NANAS (Effect of Addition Cempedak Juice For Shelf Life and Nutrition Pineapple Juice) Abdullah Bin Arif; Setyadjit Setyadjit; Irpan Badrul Jamal; Heny Herawati; Suyanti Suyanti
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v11n1.2014.30-38

Abstract

Sari buah nanas merupakan sari buah yang digemari oleh masyarakat. Namun umur simpan sari buah nanas cukup singkat. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi untuk memperpanjang umur simpan sari buah nanas. Penambahan sari cempedak pada sari buah nanas dapat memperbaiki umur simpan dan mutu sari buah nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan sari cempedak terhadap umur simpan dan kelayakan sari buah nanas. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah nanas dan cempedak. Sari buah nanas dan nanas-cempedak disimpan pada suhu 15, 30 dan 450C selama 2 bulan. Pengamatan yang dilakukan terdiri atas vitamin C, total asam, total padatan terlarut, komponen flavor, rasa, aroma, warna dan kelayakan. Pendugaan umur simpan sari buah menggunakan metode Accelarated Shelf Life Test (ASLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin C, asam sorbat dan asetaldehida sari buah nanas cempedak lebih tinggi dibandingkan sari buah nanas. Umur simpan sari buah nanas-cempedak 41 hari lebih lama dibandingkan sari buah nanas. Sari buah nanas dan nanas-cempedak masih layak untuk dikonsumsi hingga 2 bulan.Kata kunci :Sari buah nanas, sari buah nanas-cempedak, umur simpan, nutrisiEnglish Version AbstractPineapple juice is a fruit juice that is favored by the people. The shelf life of pineapple juice is quite short. Therefore, it needs the technology to extend the shelf life of pineapple juice. The addition of cempedak juice at pineapple juice has expected to extend the shelf life and improve quality of pineapple juice. This research aimed to study the effect of the addition cempedak juice for shelf life of pineapple juice. The materials used in this research was the fruit of pineapple and Cempedak. Pineapple juice and pineapple- Cempedak were stored at the temperature of 15, 30 and 45 0C for 2 months. Observations were carried out on of vitamin C, total acid, total soluble solids, flavor compounds, taste, flavor, color and edibility. The estimation of shelf life for the juice used a method Accelarated Shelf Life Test (ASLT). The results showed that the content of vitamin C, sorbic acid and acetaldehyde pineapple-cempedak juice higher than pineapple juice. Shelf life of pineapple-cempedak juice was 41 days longer than pineapple juice. Pineapple juice and pineapple-cempedak juice was still fovorable for the consumption until 2 months.Keywords :pineapple juice, pineapple-cempedak mixed juice, shelf life, nutrition
Teknologi Penyimpanan Umbi Kentang (Solanum tuberosum L.) Var. GM-05 dengan Rekayasa Pencahayaan untuk mempertahankan Kesegarannya Wisnu Broto; Dondy A Setyabudi; nFN Sunarmani; nFN Qanytah; Irpan Badrul Jamal
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v14n2.2017.116-124

Abstract

Kondisi penyimpanan menjadi kata kunci untuk meningkatkan daya simpan umbi kentang GM-05 dengan mutu segar yang terjaga.Kentang segar GM-05 dalam penelitian ini diperoleh dari Kebun Percobaan Balai Penelitian Sayuran, Lembang dan dipanen pada umur90 Hari Setelah Tanam (HST). Umbi kentang dengan bobot masing-masing 30 kg dikemas dalam karung rajut, disimpan pada kondisi(1) ruangan gelap, (2) ruangan dengan pencahayaan 100-500 lux/lilin, dan (3) dihamparkan sebagai kontrol. Penyimpanan dilakukanpada suhu ambient, 20, dan 10oC. Pengamatan dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali selama 3 bulan penyimpanan. Parameter yangdiamati meliputi: susut bobot, kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar lemak, kadar amilosa, kadar abu, dan tekstur. Rancanganpercobaan menggunakan rancangan acak lengkap tersarang dengan ulangan tiga kali dan signifikansi beda nyata terkecil pada taraf5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan dalam ruang gelap maupun yang dengan pencahayaan 100-500 lux/lilin suhu10 oC memberikan susut bobot dan laju penurunan kadar air terendah dibandingkan perlakuan lainnya. Kadar karbohidrat, kadar abu,dan tekstur tidak terpengaruh dengan semua perlakuan penyimpanan. Penurunan kadar lemak dan amilosa umbi kentang melambathingga masing-masing sebesar 0,14% dan 4,42% terjadi pada penyimpanan dalam ruang gelap maupun yang dengan pencahayaan padasuhu 10 oC. Kadar protein meningkat hingga pada kisaran 1,51%. Penyimpanan suhu 10oC dengan kondisi gelap ataupun pencahayaan100-500 lux/lilin merupakan metode penyimpanan kentang GM-05 terbaik karena mampu mempertahankan mutu dan kesegarannya.
PEMATANGAN BUAH MANGGA (Mangifera indica, L.) CV. GEDONG MENGGUNAKAN GAS ETILEN Wisnu Broto; Sari Intan Kailaku; Irpan Badrul Jamal; Rahmawati Nurjanah; Enrico Syaifullah
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v17n3.2020.165-176

Abstract

Mangga (Mangifera indica, L.) cv. Gedong merupakan salah satu kultivar unggulan Jawa Barat,dengan daya saing tinggi di pasar domestik dan internasional. Sulitnya mendapatkan kematangan serempak merupakan tantangan yang harus diatasi dengan teknologi pascapanen yang tepat. Penggunaan karbit sebagai pemacu kematangan buah tidak lagi dianjurkan dan perlu diganti dengan bahan lainya seperti etilen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi gas etilen dan lama paparan serta kondisi pemeraman terbaik untuk menghasilkan buah mangga Gedong matang sempurna dengan mutu yang baik.   Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Perlakuan yang diterapkan adalah konsentrasi gas etilen (0, 30, 60 dan 90 ppm) selama 24 jam pada kondisi ambient dan dalam ruangan berpendingin (AC).   Hasil penelitian  menunjukkan bahwa,  perlakuan  terbaik  untuk  mendapatkan  mangga  cv.  Gedong matang sempurna dengan mutu yang baik yaitu penggunaan etilen 30 ppm. Dengan perlakuan tersebut kematangan buah mangga tercapai 2 hari pada suhu berpendingin dan 4 hari   pada kondisi ambient  lebih cepat dibandingkan mangga tanpa paparan gas etilen. Suhu ruangan pemeraman lebih berpengaruh terhadap mutu buah mangga Gedong matang yang dihasilkan. Pemeraman dengan gas etilen meningkatkan kadar TPT (89,55%), vitamin C (71,31%), dan total fenol (167,23%) serta menurunkan total asam (92,62%) dan  total flavonoid (71,67%) dari buah mangga Gedong matang.  Konsentrasi gas etilen tidak berpengaruh terhadap kadar air, TPT, total asam dan vitamin C pada buah mangga Gedong matang hasil pemeraman. Gas etilen tidak menyebabkan penurunan mutu berdasarkan parameter fisikokimia yang diamati. Ripening of Mango (Mangifera Indika L.) CV. Gedong Using Ethylene GasMango (Mangifera indica, L.) CV. Gedong is one of the leading cultivars in West Java, with high competitiveness in the domestic and international markets. The difficulty of obtaining simultaneous ripe fruits is a challenge that must be overcome with the right postharvest technology. The use of carbide as a ripening booster is no longer recommended and needs to be replaced with ethylene gas which has been practiced internationally. This study aims to obtain the best ethylene gas concentration and exposure time and ripening conditions to produce perfectly  ripe  Gedong  mangoes  with  good  quality.  The  research  was  conducted  with  a completely randomized factorial design. The treatment applied was the concentration of ethylene gas (0, 30, 60 and 90 ppm) for 24 hours in ambient conditions and in an air conditioned room. The results showed that, the concentration of 30 ppm ethylene gas was the best treatment to produce fully ripe mangos with good quality, where maturity was obtained 2 days (air-conditioned room) to 4 (ambient condition) days earlier compared to those without ethylene gas exposure. The temperature of the ripening room has more effect on the quality of the ripe Gedong mango produced. Ripening with ethylene gas increased levels of TPT (89.55%), vitamin C (71.31%), and total phenols (167,23%) and decreased total acid (92.62%) and total flavonoids (71.67%) from ripe Gedong mangoes. Ethylene gas concentration had no effect on water content, TPT total acid and vitamin C in ripened mango Gedong. Ethylene gas did not cause deterioration based on observed physicochemical parameters. 
Characteristics and Postharvest Technology of Fresh-Cut Fruits and Vegetables nFN Qanytah; Ridwan Rachmat; Irpan Badrul Jamal
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 9, No 1 (2013): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The increasing demand for ready to eat fresh fruits and vegetables, has increased demand for fresh cut fruits and vegetables. Supply for fresh cut fruits and vegetables is still facing many problems due to their short shelf life and changes in nutritional composition and taste. This is because plant tissue is a living tissue that can isolate many reactions and substrates. Plant tissues of fresh cut products may be wounded plant tissue during grading, sorting, washing, trimming, slicing, packaging, transporting, and loading processes. Physical, physiological, and chemical processes may occur as a result of tissue wounding. Understandiing of these characteristics would help select appropriate technologies to maintain the product quality and to prolong their shelf life. The effects of physiological, chemical, and microbiological processes on fresh cut product could be minimized by treatment such as acidification, edible coating, natural antimicrobial, firming agents, modified atmosphere packaging, low temprature, and heat treatments. Abstrak Versi IndonesiaKarakteristik Dan Teknologi Penanganan Produk Buah Dan Sayuran Terolah Minimal (Fresh Cut)Meningkatnya permintaan buah dan sayuran segar yang dapat dikonsumsi secara langsung berdampak pada peningkatan permintaan terhadap produk buah dan sayuran terolah minimal (fresh cut). Penyediaan produk buah dan sayuran terolah minimal masih banyak menghadapi kendala terkait umur simpannya yang pendek dan mudah mengalami perubahan komposisi kandungan gizi dan rasa. Hal ini terjadi karena jaringan tumbuhan merupakan jaringan hidup yang dapat mengisolasi berbagai reaksi dan substrat. Dalam proses penanganan produk terolah minimal terjadi luka pada jaringan tanaman, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Luka dapat terjadi dalam proses grading, sortasi, pencucian, pengupasan, pemotongan, pengemasan, transportasi, dan proses bongkar muat. Pada jaringan tanaman yang mengalami luka tersebut, Pengetahuan tentang perubahan karakteristik tersebut diperlukan sebagai dasar pemilihan teknologi yang tepat untuk mempertahankan mutu dan penggunaan edible coating, anti mikroba alami Firming Agent, Modified Atmosphere Packaging. perlakuan dingin, dan perlakuan panas.
PENGARUH PENCELUPAN DALAM LARUTAN BENOMYL TERHADAP KESEGARAN CABAI (Capsicum annum L. var. Kencana) PADA PENYIMPANAN SUHU RENDAH DAN RUANG Dondy A Setyabudi; Wisnu Broto; Irpan Badrul Jamal
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n2.2016.53-62

Abstract

Potensi kerusakan dan kehilangan hasil cabai sangat tinggi mencapai 20-30% sebelum sampai konsumen. Tujuan penelitian ini mempertahankan kesegaran cabai Kencana melalui pencelupan GA3 dan benomyl pada penyimpanan suhu rendah dan suhu ruang. Cabai Kencana pada tingkat ketuaan 95-98 hari setelah tanam dipanen sore hari di wilayah Kawali, Ciamis, Jawa Barat pada Oktober- November 2013. Cabai yang diperoleh diangkut ke Laboratorium Pengembangan BB-Pascapanen menggunakan mobil berpendingin. Cabai disortasi terhadap warna seragam, bentuk, ukuran, selanjutnya dilakukan pencelupan ke dalam larutan GA3 dan benomyl. Ditiriskan, hingga kering-angin, dikemas dalam plastik berporforasi dan disimpan pada suhu ruang 27-30 oC dan suhu rendah 10 ± 1 oC. Setiap dua hari diamati terhadap kriteria kesegarannya; kadar air, susut bobot, capsaicin, kadar vitamin C, ada-tidaknya mycellium, dan ciri fisik segarnya. Penelitian menggunakan rancangan acak tersarang dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cabai Kencana yang dilakukan pencelupan dalam GA3 10 ppm dan benomyl 5 ppm pada penyimpanan suhu rendah 10 ± 1 oC hingga hari ke-14 masih segar sebagaimana saat pemanenan. Penyimpanan cabai Kencana menggunakan GA3 10 ppm dengan benomyl 5 ppm dan pengemasan dalam plastik polietilen berlubang 8 merupakan teknologi terbaik untuk mempertahankan kesegarannya. Karakteristik kesegaran cabai Kencana pada hari ke-14; kadar air 80,33%, susut bobot 1,17%, capsaicin 268,8 ppm, kadar vitamin C 81,70 mg/100 g, tangkai buah berwarna hijau, buah cabai masih keras-tidak layu, dan tidak bermycellium.