p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Farmaka
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ARTIKEL REVIEW: BEBERAPA TANAMAN OBAT SEBAGAI ANTIMALARIA Kita Radisa; Zelika Mega Ramadhania
Farmaka Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3475.549 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i3.22062

Abstract

ABSTRAKTanaman obat telah menjadi alternatif pengobatan pada masyarakat lokal untuk beberapa penyakit. Terlebih dengan meningkatnya kasus resistensi terhadap obat kimia dan munculnya efek samping yang tidak diinginkan memicu pencarian obat herbal sebagai alternatif, salah satunya adalah pengobatan penyakit malaria. Dalam mengidentifikasi tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan, diperlukan penelitian yang memastikan bahwa tanaman tersebut mengandung senyawa bioaktif yang berguna dalam menghambat parasit penyebab malaria, plasmodium. Berdasarkan kebutuhan yang ada, pengkajian terhadap tanaman-tanaman antimalaria perlu dilakukan agar dapat memberikan manfaat secara menyeluruh terhadap pengembangan obat herbal. Dari hasil ulasan diperoleh beberapa tanaman yang memiliki aktivitas antiplasmodium yaitu Andrographis paniculata (Sambiloto), Artemisia annua (Artemisia Cina), Artocarpus camansi (Keluwih), Artocarpus champeden (Cempedak), Cassia siamea (Johar), Cordyline fruticosa (Andong), Garcinia dulcis (Mundu), Garcinia mangostana (Manggis), Kalanchoe blossfeldiana (Cocor Bebek), Macaranga gigantea (Mengkubung), Morus alba (Murbei), Strychnos lucida (Bidara Laut), dan Wedelia biflora (Sernai) yang memiliki berbagai kandungan kimia seperti xanthon, flavonoid, alkaloid, tanin, dan artemisin.Kata kunci: aktivitas antiplasmodium, malaria, tanaman obatABSTRACTHerbal plants became an alternative treatment in local people for several diseases. Especially with the increased of drug resistance and the adverse side effects triggered the search for herbal plants as an alternative, such as malaria. In identifying plants that can be used as an alternative treatment, research is needed to ensure that these plants contain bioactive compounds that are useful to inhibit malaria-causing parasites, plasmodium. Based on existing needs, an assessment of antimalarial plants needs to be carried out in order to provide overall benefits for the development of herbal medicines. The results from the review obtained several plants that have anti-plasmodium activity, they are Andrographis paniculata (Sambiloto), Artemisia annua (Artemisia Cina), Artocarpus camansi (Keluwih), Artocarpus champeden (Cempedak), Cassia siamea (Johar), Cordyline fruticosa (Andong), Garcinia dulcis (Mundu), Garcinia mangostana (Manggis), Kalanchoe blossfeldiana (Cocor Bebek), Macaranga gigantea (Mengkubung), Morus alba (Murbei), Strychnos lucida (Bidara Laut), and Wedelia biflora (Sernai) which has various chemical constituents such as xanthones, flavonoids, alkaloids, tannins, and artemisinin.Keywords: anti-plasmodium activity, malaria, herbal plants
HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMATOKRIT DENGAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FARMASI UNPAD ANGKATAN 2016 Kita Radisa
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.098 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.22060

Abstract

ABSTRAKHematokrit merupakan hasil total dari persentase volume darah pada tubuh manusia. Tinggi rendahnya nilai hematokrit sangat penting karena dapat berfungsi sebagai pendeteksi penyakit anemia, penyakit lainnya yang berhubungan dengan jumlah sel darah dan dapat mengukur keakuratan kadar haemoglobin pada tubuh manusia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan kadar hematokrit dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular pada mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Angkatan 2016. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran yang memiliki riwayat keluarga penyakit kardiovaskular, pengukuran kadar hematokrit, dan parameter penyakit kardiovaskular meliputi kadar kolesterol total dan tekanan darah sistolik. Hasil analisis dengan uji kolerasi Spearman menggunakan software SPSS menunjukan hasil signifikansi sebesar 0,079 dimana p-value > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan kadar hematokrit.Kata kunci: faktor risiko, hematokrit, penyakit kardiovaskularABSTRACTHematocrit is the total result of the presentation of blood volume in the human body. The high and low hematocrit value is very important because it can function as a detector of anemia, other diseases related to the number of blood cells and can measure the accuracy of hemoglobin levels in the human body. This study was conducted to determine whether or not there was a relationship between hematocrit levels and risk factors for Cardiovascular Disease (CVD) in the Faculty of Pharmacy students of Padjadjaran University. The study was conducted by collecting data from the Faculty of Pharmacy students of Padjadjaran University who had a family history of cardiovascular disease, measurement of hematocrit levels, and measurement of parameters of cardiovascular disease including total cholesterol and systolic blood pressure. The results of the analysis with the Spearman correlation test using SPSS software showed a significance result of 0.079 where p-value> 0.05. It can be concluded that there is no relationship between risk factors for cardiovascular disease and hematocrit levels.Keywords: risk factors, hematocrit, cardiovascular disease