Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI PENYAKIT PADA PASIEN HIVAIDS DENGAN TERAPI ANTIRETROVIRAL MENGGUNAKAN INSTRUMEN BRIEF ILLNESS PERCEPTION QUESTIONNAIRE (B-IPQ) VERSI INDONESIA DI KLINIK CST RSJD SUNGAI BANGKONG PONTIANAK Safitri Caesaria; Robiyanto Robiyanto; Eka Kartika Untari
Farmaka Vol 18, No 3 (2020): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i3.21222

Abstract

Brief Illness Perception Questionnaire (B-IPQ) merupakan kuesioner untuk menilai persepsi pasien terhadap penyakit kronik yang diderita, salah satunya penyakit Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS). Farmasis memiliki peran penting dalam keberhasilan suatu terapi karena dapat membantu meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat Antiretoviral (ARV) agar kadar CD4 dapat ditingkat sekaligus mencegah munculnya gejala infeksi oportunistik. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan persepsi pasien HIV/AIDS di klinik Care Support Treatment (CST) Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Sungai Bangkong Pontianak dan mengetahui jenis ARV dan persentase pasien yang mendapatkan peresepan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan potong lintang antara Desember 2018 - Januari 2019. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner B-IPQ versi Indonesia yang sudah diuji validitas dan realiabilitasnya. Jumlah responden penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 50 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pasien HIV/AIDS cenderung negatif dengan skor total 49,56. Jenis ARV yang diresepkan dan persentase pasien yang memperolehnya adalah AZT+3TC+NVP (44%), TDF+3TC+EFV (40%), AZT+3TC+EFV (12%), dan TDF+3TC+NVP (4%). Kesimpulan dari penelitian ini 78% responden (38 pasien) memiliki persepsi negatif terhadap penyakit HIV/AIDS yang dideritanya dan jenis ARV yang paling banyak digunakan adalah kombinasi AZT+3TC+NVP untuk 44% responden.
Uji Fisikokimia dan Uji Iritasi Sabun Antiseptik Kulit Daun Aloe vera (L.) Burm. f Eka Kartika Untari; Robiyanto Robiyanto
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB; Tropical Biopharmaca Research Center - Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1038.079 KB) | DOI: 10.29244/jji.v3i2.54

Abstract

Tanaman lidah buaya merupakan tanaman khas Kalimantan Barat yang memiliki sifat antibakteri, sehingga pada penelitian ini menjadi bahan baku utama pada sediaan sabun cair. Pada penelitian sebelumnya sediaan sabun cair antiseptik lidah buaya ini berpotensi sebagai antiseptik pada penderita ulkus diabetik, oleh karena itu diperlukan uji iritasi sebelum diberikan kepada penderita. Tujuan penelitian adalah untuk menguji sifat fisikokimia dan menentukan ada atau tidaknya efek iritasi akibat pemberian sabun cair lidah buaya pada partisipan sehat. Desain penelitian untuk uji iritasi adalah penelitian eksperimental one group pre-test and post test design yang melibatkan 12 orang partisipan. Formulasi sabun cair terdiri dari infus kulit daun lidah buaya, minyak jarak, KOH, HPMC, asam stearat, gliserin, BHT, dan akuades. Sabun cair diujikan sifat fisikokimia sebelum dilakukan uji iritasi. Uji iritasi menggunakan metode open patch test dengan mengoleskan satu kali sehari sebanyak 2 mL sabun cair ke daerah tengkuk selama 3 hari berturut-turut. Pengamatan efek iritasi pada 30 menit, 1 hari dan 3 hari setelah pengolesan. Hasil uji iritasi yang diperoleh bahwa tidak terdapat gejala iritasi berupa rasa gatal, kemerahan, kulit bengkak, dan rasa perih pada semua partisipan. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa sabun cair lidah buaya tidak memiliki efek iritasi pada kulit partisipan sehat.