Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Applied Sciences

Dekolorisasi Zat Warna Remazol Biru Menggunakan Isolat Jamur Indigenous Asal Limbah Batik Ina Darliana; Nia Rossiana; Mia Miranti
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijas.v1i2.1859

Abstract

Research on decolorization of remazol blue dye by using indigenous fungi isolate from batik waste water has been conducted from February to June 2011. This research was objected to analyze the efficiency of decolorization process of remazol blue dye that used in batik industry by using Aspergillus sp., an indigenous fungi, that isolated from batik waste water. Descriptive and experimental methods were used in this research.. The waste used was simulated from a mixture of remazol blue dye with concentrations of 50 mg/L, 100 mg/L and 200 mg/L. Decolorization process was done under submerged fermentation (SmF) on a rotary shaker at 100rpm for 7 days incubation. The result showed that the efficiency decreased level of color, BOD (biochemical oxygen demand) and COD (chemical oxygen demand) were 80-90%.****Penelitian tentang dekolorisasi  zat  warna  remazol biru menggunakan isolat jamur indigenous asal limbah batik telah dilakukan pada bulan Februari - Juni 2011. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi dekolorisasi zat warna remazol biru yang digunakan pada industri batik menggunakan Aspergillus sp., yaitu jamur indigenous hasil isolasi dari limbah batik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan eksperimental. Limbah yang digunakan adalah limbah buatan dari campuran zat warna remazol biru dengan konsentrasi 50 mg/L,100 mg/L dan 200 mg/L. Proses dekolorisasi dilakukan dengan teknik fermentasi terendam (submerged fermentation) pada rotary shaker dengan kecepatan 100 rpm selama 7 hari inkubasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penurunan kadar warna, BOD (biochemical oxygen demand) dan COD (chemical oxygen demand) mencapai 80–90%.