Puspitasari Puspitasari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA SOLOK, SUMATERA BARAT Puspitasari Puspitasari; Adhitya Marendra Kiloes
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 24, No 3 (2021): Desember 2021
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v24n3.2021.p275-288

Abstract

Strategy for Agricultural Technology Innovation-Based Agro-tourism Development in Solok City, West Sumatera. Agro-tourism area is an agricultural-based tourism area aimed at increasing the community income. One of the potential agro-tourism areas to be developed is the Payo agro-tourism area in Solok City, West Sumatra. The development of the Payo Agro-tourism Area aims to create a sustainable agro-tourism area and improve the economy and welfare of the community and farmers. Therefore, it is necessary to identify the factors of strengths and opportunities that can support and weaknesses and threats that can become obstacles in developing the agro-tourism area, then formulate an appropriate strategy for its development. This study aims to analyze the community-based agro-tourism development strategy in Solok City. The research was conducted in 2018, with the determination of research respondents carried out by purposive sampling, which is based on the criteria of respondents who are stakeholders or actors who have an interest in developing the Payo agro-tourism area in Solok. Data and information were analyzed using SWOT and QSPM to determine strategic priorities. The SWOT analysis results show 10 alternative strategies such as the development of superior fresh and processed products as agro-tourism icons, technical guidance on cultivation and post-harvest technology, promotion through social media, plant rejuvenation and technology application, the establishment of community institutions, arrange the production planning, arrange agro-tourism management planning, government budgeting support, build supporting facilities and infrastructure, managerial training for agro-tourism management. Based on the results of the QSPM analysis, the most appropriate strategy to prioritize is budgeting support from local governments in terms of promotion and improvement of the quality of tourism objects. Keywords: agro-tourism, strategy, SWOT, QSPM ABSTRAK Kawasan agrowisata merupakan kawasan wisata berbasis pertanian yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di dalam kawasan. Salah satu kawasan agrowisata yang potensial untuk dikembangkan adalah kawasan agrowisata Payo di Kota Solok, Sumatera Barat. Pengembangan Kawasan Agrowisata Payo ini bertujuan untuk menciptakan kawasan agrowisata yang berkelanjutan, serta meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dan petani. Oleh karena itu perlu diidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan peluang yang dapat mendukung, serta kelemahan dan ancaman yang dapat menjadi hambatan dalam pengembangan kawasan agrowisata tersebut, kemudian dirumuskan suatu strategi yang tepat untuk pengembangannya.  Penelitian ini bertujuan untuk   menganalisis strategi pengembangan kawasan agrowisata berbasis masyarakat di Kota Solok. Penelitian dilakukan pada tahun 2018, dengan penentuan responden penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria responden yang merupakan stakeholders yang berkepentingan terhadap pengembangan kawasan agrowisata Payo di Kota Solok. Data dan informasi dianalisis menggunakan SWOT dan  QSPM untuk mengetahui prioritas strategi. Dari hasil perumusan analisis SWOT diperoleh 10 alternatif strategi yaitu pengembangan produk segar dan olahan unggulan sebagai ikon agrowisata, bimbingan teknis mengenai teknologi budidaya dan pasca panen, promosi melalui media sosial, peremajaan tanaman dan penerapan teknologi, pembentukan kelembagaan masyarakat, penyusunan rencana produksi, pembuatan rencana manajemen pengelolaan agrowisata, dukungan  penganggaran dari pemerintah, melengkapi sarana dan prasarana, serta pelatihan manajerial bagi SDM pengelola agrowisata. Berdasarkan hasil analisis QSPM strategi yang paling tepat untuk diprioritaskan adalah dukungan penganggaran dari pemerintah daerah dalam hal promosi dan peningkatan kualitas obyek wisata. Kata kunci: agrowisata, strategi, SWOT, QSPM,   
ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA TANI KELAPA KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT: STUDI KASUS DI KAMPAR, RIAU Mamat Haris Suwanda; Puspitasari Puspitasari; Deciyanto Soetopo; Chalid Talib
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 22, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v22n1.2019.p67-83

Abstract

Sustainability Analysis of Oil Palm Farming Business in Several Management and Types of Business Land in Kampar, Riau. Oil palm is one of the mainstay of export commodities and farmers' income, including cultivated on peat land. The use of peat land for agriculture is feared to threaten the sustainability of farming, mainly due to a decrease in environmental quality. Sustainability analysis of oil palm had objectives to assess the  sustainability index of oil palm farming system from some of the plasma management of  oil palm farmers and to to determine sensitive factors or leverage points as suggestions to improve the sustainability of  oil palm farming system especially on peatlands. Through multidimensional scalling (MDS) analysis based on five dimensions such as economic, ecological, social, technological, and legal and institutional. MDS analysis was carried out on six management models of oil palm farming.  The results of the analysis showed that the plasma  management of oil palm farmers assisted by private companies (PT. Agro Lestari) on peatlands was the highest level of sustainability, which index sustainability was 60.2 or in a fairly sustainable category. Sensitive factors that can used as a determinant point of the sustainability of farming system, including market access , cultivated land area of farmers, and reasonable prices (economic dimension); maturity of peat land, and the existence of cover crops as ground cover plants (ecological dimension); negative  oil palm issues, the role of farmer groups and availability of labor at the local level (social dimension); availability of road facilities (technology dimension); companion effectiveness, ease of licensing, and integration and contribution of existing institutions in the regions related to  oil palm farming system (legal and institutional dimensions). Those sensitive factors were  leverage points that need to be considered and encouraged in  their implementation so that the sustainability of oil palm farming system continues to increase.  Keywords: oil palm, sustainability index, MDS analysis, peatland ABSTRAKKelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan ekspor dan pendapatan petani, diantaranya diusahakan di lahan gambut. Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian dikhawatirkan akan mengancam keberlanjutan usahatani terutama akibat penurunan kualitas lingkungan. Analisis keberlanjutan usaha tani kelapa sawit ini mempunyai tujuan untuk menilai indeks keberlanjutan usaha tani kelapa sawit dari beberapa manajemen pengelolaan kelapa sawit petani plasma, dan menentukan faktor peka atau titik ungkit sebagai saran dalam meningkatkan keberlanjutan usaha tani kelapa sawit khususnya di lahan gambut, dengan menggunakan analisis Multi-Dimensional Scaling (MDS) berdasarkan  lima dimensi yaitu ekonomi, ekologi, sosial, teknologi, serta hukum dan kelembagaan. Analisis MDS dilakukan terhadap enam model manajemen pengelolaan usaha tani kelapa sawit. Hasil analisis menunjukkan manajemen pengelolaan kelapa sawit petani plasma binaan perusahaan swasta (PT. Agro Lestari) di lahan gambut merupakan model manajemen pengelolaan usaha tani kelapa sawit yang paling tinggi tingkat keberlanjutannya, dengan indeks keberlanjutan 60,2 atau masuk katagori cukup berkelanjutan. Faktor peka yang dapat menjadi titik ungkit dalam dimensi ekonomi meliputi akses pasar, luas lahan garapan petani, dan harga TBS yang layak, faktor peka dalam dimensi ekologi adalah kematangan lahan gambut, dan keberadaan tanaman cover crops sebagai tanaman penutup tanah. Faktor peka pada dimensi sosial di antaranya isu negatif kelapa sawit, peran kelompok tani dan ketersediaan tenaga kerja di tingkat lokal, faktor peka dalam dimensi teknologi adalah ketersediaan fasilitas jalan, sedangkan faktor peka pada dimensi hukum dan kelembagaan adalah efektivitas pendamping, kemudahan perijinan, serta keterpaduan dan kontribusi lembaga yang ada di daerah terkait usaha tani kelapa sawit. Faktor-faktor peka tersebut, merupakan titik ungkit yang perlu diperhatikan dan didorong dalam implementasinya agar keberlanjutan usaha tani kelapa sawit terus meningkat.Kata kunci: kelapa sawit, indeks keberlanjutan, analisis MDS, lahan gambut