Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Kurva Pertumbuhan Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) Umur 0-12 Minggu (Growth Curve Model of Kampung Unggul Balitnak (KUB) Chicken) Salsabila Urfa; H. Indrijani; W. Tanwiriah
Jurnal Ilmu Ternak Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.931 KB) | DOI: 10.24198/jit.v17i1.14863

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menduga model kurva pertumbuhan ayam kampung unggul balitnak (KUB). Ayam yang digunakan sebanyak 100 ekor dibagi menjadi lima kelompok masing-masing yang diberi ransum yang terdiri atas lima tingkat energi dan protein yaitu ; R1 (15,08% dan 2755 Kkal/kg) R2 (17,04% dan 2754 Kkal/kg), R3 (19,03% dan 2752 Kkal/kg), R4 (15,05% dan 2951 Kkal/kg) R5 (17,02% dan 2948 Kkal/kg). Ayam dipelihara selama 12 minggu, data yang dikumpulkan adalah bobot badan dan pertambanan bobot badan. Data yang diperoleh dibuat tebarannya, kemudian dilihat nilai koefisien determinasi (R2 ) dan standar error (Se). Hasil penelitian diperoleh bahwa : (1) tingkat energi dan protein dalam ransum yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ayam KUB; (2) kurva pertumbuhan ayam KUB sampai umur 12 minggu mengikuti model Morgan Mercer Flodien (MMF) dengan persamaan y x x x 46,1 246,1 = 101)(52,31( )18, + ( 2669 69, ) 1/( + 101 18, ) (3) laju pertumbuhan untuk ayam KUB sampai umur 12 minggu masih cenderung naik. Kata Kunci: Ayam KUB, Kurva Pertumbuhan, Bobot Badan
Modelling Growth Curves In Kampung Super Garut Chicken Fed With Pasak Bumi Meal (Euricoma longifolia Jack) Abdul Kholik; H. Indrijani; W. Tanwiriah
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 1 (2019): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.123 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i1.20257

Abstract

AbstractChicken growth will be showing a curve with certain mathematic model. The aim of this research was to predict growth curve model of kampung super garut chicken Fed With Pasak Bumi Meal (Euricoma longifolia Jack). This research used descriptive eksperimental method with 100, divided in five groups. Every groups fed with Pasak Bumi Meal in five categories is R0 (0%), R1 (0,025%), R2 (0,050%), R3 (0,075%) and R4 (0,100%). Chickens reared for 12 weeks, the collected data is body weight and body weight gain. Scatter plots data is used for estimated determination coefficient (R2), correlation coefficient (r), and standard error (SE). The results showed that; (1) addition of pasak bumi flour in ration at level 0,075% in ration resulted growth performance optimal; (2) The Gompertz model with the formula of  Y = 1965.2 exp (-3.7890e-0.1456t ) was the best model with coefficient determination (R2) of 99.94%, coefficient of correlation (r) of 99.97%, and standard error (SE) of 16.01%. (3) growth rate until 12 weeks ages still increase.
Efektivitas Catatan Test Day untuk Evaluasi Genetik Produksi Susu pada Sapi Perah H. Indrijani; A. Anang; R. R. Noor; C. Talib
Zuriat Vol 14, No 1 (2003)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v14i1.6818

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas catatan Test day dengan model regresi tetap untuk evaluasi genetic produksi susu pada sapi perah berdasarkan laktasi satu dan dua. Data produksi susu berasal dari sapi perah Frisian Holstein periode laktasi satu dan dua dari tahun 1989–2000 di PT. Taurus Dairy Farm Sukabumi. Catatan Test day sebanyak 7503 buah berasal dari 456 ekor sapi betina, 40 pejantan dan 342 ekor induk. Model yang digunakan adalah Model Regresi Tetap, varian komponen diduga dengan Animal Model dengan Restricted Maximum Likelihood (REML) dan Nilai Pemuliaan dengan Best Linier Unbiased Prediction (BLUP). Hasil analisis menunjukkan hari test ke-35 (TD2) merupakan puncak produksi. Pengaruh musim terhadap produksi susu Test day mempunyai pola yang kurang jelas. Ragam genetik aditif pada laktasi dua menurun sejalan dengan penambahan catatan Test day sampai dengan Test day ke-3, setelah itu meningkat sampai akhir laktasi. Dugaan nilai heritabilitas mengikuti pola yang sama dengan ragam genetik. Evaluasi genetic berdasarkan laktasi satu penuh yang ditambah dengan satu catatan Test day pada laktasi dua sudah cukup untuk mengevaluasi seluruh ternak, sedangkan untuk mengevaluasi pejantan, evaluasi harus diperpanjang sampai 3 catatan Test day pada laktasi dua.