Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Uji Kualitas Biofisik pada Dua Lokasi Berbeda di Kawasan Teluk Talengen Fozandos Mehare; Yetti T. Saselah; Usi Nora Manurung; Darna Susantie; Nurjana Monoarfai
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.031 KB) | DOI: 10.5281/jit.v2i1.76

Abstract

Budidaya perikanan merupakan salah salah satu upaya untuk meningkatkan produksi perikanan di Indonesia secara umum dan secara khusus di Daerah Kepualauan Sangihe. Salah satu lokasi budidaya laut di kabupaten kepulauan Sangihe yang berpotensi besar untuk dikembangkan untuk usaha Budidaya Terutama Teramba Jaring Apung adalah kawasan Teluk Talengen. Hasil analisis matriks kesesuaian lokasi kurungan jaring apung berpedoman dari Affan (2012) dengan 6 parameter amatan dan penilaian skoring skala 4 mendapatkan kisaran nila 70-90 pada skala 0 s/d 100. Sehingga kedua lokasi tergolong baik untuk dikembangkan sebagai areal budidaya.Fluktuasi harian beberapa parameter biofisik adalah sebagai berikut: di Lokasi Teluk Talengen: Suhu 29-300Celsius pH,: 7-8 , Salinitas, 29-310/00, Arus: 0,02-0,012 m/detik, kecerahan : 7-13 m kedalaman, 9-14 m. Di perairan bungalawang, Suhu 29-300Celsius pH, 7-8 , Salinitas, 29-320/00, Arus: 0,04-0,015 m/dtk, kecerahan : 11-15 m kedalaman, 11-15 m.
PENGARUH PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN HIDUP IKAN SIDAT (Anguilla marmorata) Darna Susantie; Jetti T. Saselah
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.603 KB)

Abstract

Sidat (Anguilla marmorata) adalah organisme unik yang bersifat katadromous yaitu tumbuh di habitat air tawar dan ketika dewasa akan bermigrasi ribuan kilometer untuk mengadakan pemijahan di laut. Sidat mengalami beberapa tahap perkembangan dari larva leptocepthalus, glass eel, elver, sidat kuning atau sidat muda (yellow eel) hingga sidat dewasa. Penyebarannya meliputi bagian Utara Atlantik, Indo Pasifik, daerah beriklim tropis dan sup tropis. Sidat selama hidupnya mengalami beberapa tahap perkembangan dari larva sidat leptocepchalus (masih berbentuk bening dan melebar seperti daun dan dapat ditembus cahaya), glass eel, elver, sidat kuning, hingga sidat perak atau sidat dewasa. Sidat dibudidayakan oleh beberapa negara maju seperti Amerika, Jepang, dan Hongkong. Sidat memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan memiliki daging yang kenyal serta enak untuk dikonsumsi (Pratiwi, 1998; Sugeha, 1999; Liviawaty dan Afrianto, 1998 dalam Sugeha, 1999; Robin, 2012). Di Indonesia belum banyak dimanfaatkan, padahal ikan ini baik dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi jumlahnya cukup melimpah. Tingkat pemanfaatan ikan sidat secara lokal (dalam negeri) masih sangat rendah, akibat belum banyak dikenalnya ikan ini, sehingga kebanyakan penduduk belum familiar dalam cara membudidayakan ikan sidat dan masih kurangnya informasi dalam bidang budidaya ikan sidat, sementara banyak negara yang mempunyai permintaan pasar ikan sidat untuk jadi bahan konsumsi bagi mereka yang ingin mengkonsumsi ikan sidat (Sasongko, et al. 2007). Dalam perkembangan budidaya ikan sidat juga tidak terlepas dari kebutuhan pakan. Pakan yang diberikan merupakan pakan yang mempunyai kandungan nilai nutrisi yang tinggi. Pakan terdiri dari duajenis yaitu pakan alami dan pakan buatan (Robin, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan hidup ikan sidat (Anguilla spp) di kolam terpal. Wadah yang digunakan dalam penelitian yaitu 2 buah kolam terpal yang berukuran 100 X 100 X 60 cm danmasing-masing kolam terpal didistribusikan 15 ekor dengan ukuran berkisar antara 6-10 cm. Pakan yang diberikan adalah pakan ikan rucah dari ikan layang (Decapterus sp) dan pakan pelet yang dibuat pasta. Pemberian pakan pada ikan sidat sebanyak 2 (dua) kali dalam sehari yaitu jam 07.00 WITA dan 17.00 WITAsecara ed-libitium. Sampel ikan sidat ditangkap di aliran sungai Kampung Bakalaeng Kecamatan Manganitu. Pertumbuhan ikan sidat (A. marmorata) selama 28 hari pemeliharaan yaitu kolam A (pakan rucah) adalah 0,9 cm/hari dan kolam B (pasta) adalah 0,7 cm/hari. Sedangkan laju pertambahan berat di kolam A adalah 1,24gr/hari dan kolam B adalah 0,079 gr/hari. Sintasan hidup (Survival Rate) baik di kolam A dan kolam B adalah 100 % yang artinya selama 28 hari pemeliharaan tidak ada yang mati. Disarankan perlu adanya penelitian lanjutan dalam pemberian pakan yang bervariasi dengan beberapa perlakuan.
TINGKAH LAKU IKAN CUPANG (Betta splendes) TERHADAP PAKAN YANG BERBEDA Darna Susantie; Usy N. Manurung; Inggrid O. K. Kase
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.635 KB) | DOI: 10.5281/jit.v4i2.142

Abstract

Ikan cupang (Betta splendes) adalah salah satu ikan hias air tawar di daerah tropis (Linke, 1994). Salah satu keistimewaan ikan cupang adalah daya tarik pada warna yang dimunculkan dari tubuhnya seperti bentuk, tampilan dan warnanya (Susanto, 1992). Fungsi utama pakan adalah untuk kelangsunan hidup dan pertumbuhan (Mujiman, 1992). Tingkah laku ikan terhadap pakan secara umum mempunyai dua pola yaitu aktif mencari pakan pada siang hari (diurnal) dan malam hari (nokturnal). Untuk ikan cupang termasuk tipe diurnal (Mudjiman, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku atau respon ikan cupang (Betta splendes) terhadap pakan yang berbeda dan untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan hidup ikan cupang (Betta splendes). Wadah yang digunakan dalam penelitian adalah toples kaca sebanyak 9 buah. Ikana cupang yang menjadi obyek penelitian sebanyak 9 ekor. Pakan yang diberikan adalah pakan cacing sutra (Tubifex sp), cacing darah, dan pelet “Takari” sebanyak 2 (dua) kali dalam sehari secara “ed libitum”. Respon makan ikan cupang berbeda-beda, dimana pemberian cacing sutra adalah kurangaktif, pakan cacing darah adalah sangat aktif dan pakan Takari adalah aktif. Pertumbuhan panjang rata-rata ikan cupang yang tertinggi pada wadah B (cacing darah) yaitu 3,3 cm dan diikuti wadah C (pakan Takari) yaitu 3,0 cm dan wadah A (cacing sutra) yaitu 2,9 cm. Pertambahan berat rata-rata yang tertinggi pada wadah B (cacing darah) yaitu 1,50gr, sedangkan wadah C (pakan Takari) yaitu 1,20 gr dan wadah A (cacing sutra) yaitu 1,07gr. Tingkat keberhasilan hidup ikan cupang (B.splendes) untuk semua wadah pemeliharaan adalah 100%.
EFEKTIVITAS TEPUNG DAUN LUHU (Ormocarpum cochinchinense Lour.) MERR DALAM PAKAN IKAN UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN SINTASAN HIDUP IKAN BAWAL (Colossoma macropomum) Darna Susantie; Usy Nora Manurung
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/jit.v5i1.240

Abstract

Pakan ikan adalah komponen paling penting dalam budidaya ikan. Pakan yang berkualitas bagi ikan adalah apabila pakan itu mudah dicerna, tidak mengandung racun, dan mengandung gizi yang tinggi. Daun Luhu banyak terdapat di Kabupeten Kepulauan Sangihe dan sering dijadikan sebagai sayur dan makanan ternak hewan. Daun Luhu (Ormocarpum cochinchinense Lour.) Merr adalah tanaman yang dapat dijadikan pakan ikan untuk sistem kekebalan tubuh ikan sehingga meningkatkan pertumbuhan dan sintasan hidup dari ikan yang dibudidayakan. Menurut Pazhanisamy, M dan G.A.I. Ebenezer, 2013; Maria John et al., 2011 bahwa daun Luhu atau wori O. cochinchinense (Lour.) Merr merupakan tanaman yang mengandung antioksidan dan dijadikan sebagai obat-obatan tradisional atau herbal. Kegiatan penerapan penelitian Unggulan Perguruan Tinggi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan daun luhu atau wori terhadap pertumbuhan dan sintasan hidup ikan bawal (Colossoma macropomum). Waktu pelaksanaan penelitian selama 1 bulan dari tanggal 3 Agustus- 3 September 2019 di Kampung Nahepese Kecamatan Manganitu. Prosedur kerja penelitian meliputi beberapa tahap yaitu persiapan pakan uji, persiapan wadah pemeliharaan, persiapan ikan uji, dan pemeliharaan ikan uji. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan bawal berukuran 3-5 cm sebanyak 105 ekor dimana masing-masing wadah didistribusikan 5 ekor ikan. Sedangkan bahan uji yang ditambahkan dalam pakan komersil adalah tepung daun luhu atau wori yang dibuat menjadi tepung kemudian dicampurkan dengan tepung pelet kemudian ditambahkan air secukupnya lalu dicetak dan dijemur dibawa sinar matahari. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Laju pertumbuhan harian tertinggi ikan bawal selama 30 hari pemeliharaan terdapat pada kontrol dan perlakuan B dan diikuti perlakuan C, A, D, E, dan F. Sintasan hidup ikan bawal pada semua perlakuan di 21 happa yaitu 100%, yang artinya semua ikan uji yang dipelihara hidup semua. Fish food is the most important component in fish aquaculture. Quality food for fish is when the food is easy to digest, does not contain toxins, and contains high nutrition. Luhu leaf are abundant in the Sangihe island and are often used as vegetables and animal food. Leaf of Luhu (Ormocarpum cochinchinense Lour.) Merr is a plant that can be used as fish food for the fish's immune system, thereby increasing the growth and survival rate of fish cultivated. Pazhanisamy, M and G.A.I. Ebenezer, 2013; Maria John et al., 2011 that the leaves of Luhu or wori O. cochinchinense (Lour.) Merr are plants that contain antioxidants and are used as traditional medicines or herbs. The purpose of the research is to determine the effect of luhu or wori leaf food on the growth and survival rate of pomfret (Colossoma macropomum). The time of the research is 1 month from August 03 2019 to September 03 2019 in Nahepese Village, Manganitu District. The work procedure of the research includes several stages, namely preparation of test food, preparation of maintenance containers, preparation of test fish, and maintenance of test fish. The test fish used in this study were pomfret sized 3-5 cm totaling 105, with 5 fish distributed in happa. While the test material added to commercial food is luhu or wori leaf flour which is made into flour then mixed with pellet flour then added with enough water then printed and dried in the sun. Research data are presented in tables and graphs. The highest daily growth rate of pomfret during 30 days is in the control and treatment B and followed by treatments C, A, D, E, and F. The survival rate of pomfret in all treatments at 21 happa is 100%, which means all of the tested fish are maintained all life.
POTENSI BUDIDAYA IKAN DIBEBERAPA PERAIRAN PULAU LIPANG YANG DIKAJI DARI PARAMETER KUALITAS AIR Usy Manurung; Darna Susantie
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan budidaya laut atau marikultur di Pulau Lipang Kepulauan Sangihe merupakan suatu usaha untuk meningkatkan produksi dan sekaligus merupakan langkah pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang dalam rangka mengimbangi pemanfaatan dengan cara penangkapan. Pemilihan lokasi harus mempertimbangkan faktor lingkungan dan kualitas air. Tujuan dari penelitian adalah mengkajii parameter kualitas air sebagai potensi pengembangan area budidaya laut di Pulau Lipang, Kecamatan Kendahe, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah tersedianya data dan informasi tentang kualitas air dalam menunjang kegiatan marikultur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019. Pengambilan sampel secara langsung dilapangan (in situ) dengan mengukur kualitas air meliputi: suhu, kedalaman, arus, pH (derajat keasaman), salinitas, nitrat, nitrit, fosfat dan amonia. Hasil Penelitian kulitas air di Perairan Pulau Lipang berada pada kategori sangat sesuai (suhu, arus, salinitas, pH, kedalaman) sedangkan untuk arus, kedalaman, fosfat, nitrat berada dalam kriteria cukup sesuai (sedang). Potensi budidaya dapat dilakukan di perairan pulau Lipang untuk komoditas (ikan air laut, teripang, kerang hijau dan kerang mutiara). The development of marine culture or mari culture in the Lipang Island, Sangihe Archipelago Regency. That is an effort to increase production and environment conservation for the enviroment security usage in compatible and balanced through catching. The selection of location shoud be observed the environment factors and water quality. The purpose of this study is to examine standard of water quality as the potential for development of marine culture area in Lipang Island, Kendahe District, Sangihe Archipelago Regency. And the benefits of this research data give information about water quality to support mari culture activities. This research was conducted in August 2019. Direct sampling in the field (in situ) by measuring water quality that is included: water temperature, depth, current, pH (acidity), salinity, nitrate, nitrite, phosphate and ammonia. The results of water quality research in Lipang Island are in appropriate category (temperature, current, salinity, pH, depth) for current, depth, phosphate, nitrate are in the adequate appropriate criteria (medium). Cultivation potential can be cultivated (sea cucumbers, green mussels and pearl shells).
POTENSI TEPUNG KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) Darna Susantie; Usy Nora Manurung
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jit.v7i1.383

Abstract

Ikan membutuhkan pakan dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Pakan ikan adalah komponen paling penting dalam budidaya ikan. Pakan yang berkualitas bagi ikan adalah pakan yang mudah dicerna, tidak mengandung racun, dan mengandung gizi yang tinggi. Kulit buah manggis dapat dijadikan pakan ikan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan karena mengandung senyawa xantone yang cukup kuat sebagai antioksidan, antiproliferartif, dan antimicrobial. selain itu mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid, tanin, dan polifenol (Suksamrarn, 2003; Mardawati et al., 2008; Puspitasari et al., 2013). Komposisi tepung kulit buah manggis yaitu air 9%, abu 2,58%, protein 2,69%, serat kasar 30,05%, gula total 6,92%, dan lainnya (tanin, lemak) 48,76%. Kegiatan penerapan penelitian Unggulan Perguruan Tinggi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kulit buah manggis terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus). Waktu pelaksanaan penelitian selama 1 bulan dari tanggal 08 Agustus sampai 10 September 2020 di Kampung Nahepese Kecamatan Manganitu. Prosedur kerja penelitian meliputi beberapa tahap yaitu persiapan pakan uji, persiapan wadah pemeliharaan, persiapan ikan uji, dan pemeliharaan ikan uji. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila berukuran 3-5 cm sebanyak 180 ekor dimana masing-masing wadah didistribusikan 20 ekor ikan. Sedangkan bahan uji yang dipakai adalah tepung kulit buah manggis yang ditambahkan dalam tepung pelet kemudian dicampurkan menjadi merata lalu ditambahkan air secukupnya, dicetak dan dijemur. Laju pertumbuhan harian tertinggi ikan nila selama 30 hari pemeliharaan terdapat pada perlakuan B. Sintasan hidup ikan nila pada kontrol dan perlakuan B yaitu 100%, yang artinya semua ikan uji yang dipelihara hidup semua. Sedangkan pada perlakuan A yaitu 95%, dimana ada 1 ekor ikan yang meloncat keluar happa. Fish need feed for growth and survival. Fish feed is the most important component in fish farming. Quality feed for fish is food that is easily digested, does not contain toxins, and contains high nutrition. Mangosteen rind can be used as fish feed in increasing the growth and survival of cultivated fish because it contains xanthone compounds which are strong enough as antioxidants, antiproliferarts, and antimicrobials. besides containing flavonoids, saponins, alkaloids, triterpenoids, tannins, and polyphenols (Suksamrarn, 2003; Mardawati et al., 2008; Puspitasari et al., 2013). The composition of mangosteen rind flour is 9% water, 2.58% ash, 2.69% protein, 30.05% crude fiber, 6.92% total sugar, and 48.76% others (tannins, fat). This research application activity of Higher Education Excellence aims to determine the effect of adding mangosteen rind flour to the growth and survival of tilapia (Oreochromis niloticus). The time for conducting the research is 1 month from August 8 to September 10 2020 in Nahepese Village, Manganitu District. The research work procedure includes several stages, namely preparation of test feed, preparation of maintenance containers, preparation of test fish, and rearing of test fish. The test fish used in this study were 180 tilapia fish measuring 3-5 cm in which 20 fish were distributed in each container. While the test material used is mangosteen rind flour which is added to the pellet flour then mixed evenly and then added with enough water then printed and dried. The highest daily growth rate of tilapia for 30 days of maintenance was found in treatment B. The survival rate of tilapia in control and treatment B was 100%, which means that all of the tested fish that were reared were all alive. Whereas in treatment A, it was 95%, where 1 fish jumped out of the happa.
IbM Optimalisasi Produksi, Manajemen Pakan dan Pengendalian Penyakit pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kampung Kauhis Kecamatan Manganitu Jetti Saselah; Darna Susantie; Ussy Manurung; Yessy Manganang
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.984 KB)

Abstract

Kampung Kauhis merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, memiliki potensi untuk pengembangan usaha budidaya darat. Pengabdian Pada Masyarakat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman penduduk tentang bagaimana meningkatkan produksi ikan nila (Oreochromis Niloticus) lewat kegiatan pengelolaan benih, manajemen pakan dan pengendalian penyakit ikan. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan kegiatan yaitu penyuluhan dan diikuti dengan pelatihan pengelolaan benih ikan nila, pembuatan pakan, pengendalian penyakit dan pengelolaan kualitas. Hasil dari kegiatan pengabdian penyuluhan maupun pelatihan menunjukkan bahwa animo masyarakat yang tinggi untuk bisa mengembangkan usaha budidaya ikan, pembuatan pakan ikan. Dengan fasilitas pendukung yang dimiliki, masyarakat mitra bisa membuat pakan secara mandiri dan meningkatkan produksi ikan nila.
Program Pengabdian pada Masyarakat Internal Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Budidaya Benih Unggul Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kampung Taloarane Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara Darna Susantie; Jetti T. Saselah; Aprilia Tomasoa
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.83 KB)

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis, mudah dibudidayakan dan digemari oleh masyarakat. Kampung Taloarane merupakan salah satu desa di Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe yang memiliki potensi untuk pengembangan usaha budidaya darat. Pengabdian pada Masyarakat bertujuan meningkatkan pemahaman penduduk/ mitra tentang peranan benih dalam budidaya ikan dan cara budidaya ikan nila (O. niloticus). Metode dalam pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat yaitu metode pendidikan, metode pelatihan dan metode pendampingan. Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah tahap persiapan (penentuan lokasi kegiatan pengabdian dan mengurus perijinan pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat), tahap persiapan pelaksanaan (persiapan surat ijin, peralatan yang dibutuhkan, pembuatan modul pelatihan), tahap pelaksanaan (penyuluhan tentang teknik budidaya ikan nila, pakan, penyakit dan pengelolaan kualitas air untuk usaha budidaya ikan nila), dan tahap monitoring dan evaluasi (monitoring dan evaluasi terkait dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat). Hasil Pengabdian Pada Masyarakat adalah kelompok-kelompok pembudidaya ikan atau kelompok tani ikan di Kampung Taloarane I lebih memahami teknik atau cara budidaya ikan air tawar yang tepat guna sehingga dapat menghasilkan benih dan induk yang unggul, produksi yang baik dan berkualitas serta dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Melalui kegiatan ini masyarakat pembudidaya ikan di Kampung Taloarane dapat melakukan perbaikan sistem budidaya ikan dengan benar dan juga memperhatikan kualitas air sehingga dapat meningkatkan produksi ikan nila.
PKM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT IKAN DI KAMPUNG NAHEPESE KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Darna Susantie; Usy N. Manurung
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.868 KB)

Abstract

Kegiatan penerapan Program Kemitraan Pada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk membantu petani ikan di Kampung Nahepese Kecamatan Manganitu dalam menanggulangi masalah penyakit ikan yang disebabkan oleh berbagai jenis patogen. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini meliputi penjelasan pengertian penyakit, faktor-faktor penyebab, cara-cara pencegahan dan pengobatan serta penerapan cara-cara mengobati melalui pakan imunostimulan yang terbuat dari ragi roti dan kunyit. Dengan adanya kegiatan ini, petani-petani ikan di kampung Nahepese dapat memahami penyakit ikan termasuk faktor-faktor penyebab, jenis-jenis penyakit,cara-cara pencegahan dan pengobatan penyakit ikan menggunakan bahan imunostimulan yang murah seperti ragi roti dan kunyit, selain untuk meningkatkan sistem imun ikan, ragi roti dan kunyit juga dapat meningkatkan nafsu makan ikan sehingga pertumbuhan ikan meningkat. Dengan pemahaman yang benar dan kemampuan untuk melakukan tindakan apabila timbul masalah penyakit di lokasi budidaya, petani–petani ikan di daerah ini akan mampu menekan kerugian akibat penyakit dan dengan demikian penghasilan para petani dapat ditingkatkan. Selanjutnya hal ini akan berdampak pada peningkatan usaha-usaha budidaya ikan air tawar. Dengan demikian para petani akan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi peningkatan pendapatan daerah.
PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cereviceae) DAN KUNYIT (Curcumae domesticae Val) PADA PAKAN UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN IMUNITAS IKAN BUDIDAYA DI PULAU KAWIO KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Darna Susantie; Usy Nora Manurung
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan penerapan Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) ini bertujuan membantu nelayan dan masyarakat di Pulau Kawio dalam membudidayakan ikan air tawar dan beberapa aspek penting yang menunjang usaha budidaya serta memberikan demonstrasi bagaimana cara membuat pakan bahan herbal yang ditambahkan dalam pakan ikan. Imunostimulan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah ragi roti (Saccharomyces cereviceae) dan kunyit (Curcumae domesticae Val). Penambahan ragi roti (S. cereviceae) dan kunyit (C. Domesticae Val) pada pakan dapat meningkatkan pertumbuhan dan imunitas ikan. Tujuan ini akan dapat dicapai lewat penerapan beberapa metode penambahan ragi roti dan kunyit pada pakan yang mudah dipahami, dimengerti dan diterapkan oleh nelayan dan masyarakat secara mandiri. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini meliputi penjelasan tentang cara budidaya ikan air tawar dan pengelolaan kualitas air serta penerapan penambahan ragi roti dan kunyit pada pakan. Dengan kegiatan ini, nelayan dan masyarakat di Pulau Kawio lebih memahami budidaya ikan air tawar dengan penambahan ragi roti dan kunyit pada pakan. Dimana ragi roti dan kunyit dapat meningkatkan nafsu makan ikan sehingga pertumbuhan ikan dan sistem imunnya juga akan meningkat. Dengan adanya kegiatan ini dapat merangsang masyarakat di Pulau Kawio untuk membudidayakan ikan air tawar sehingga membantu dan menambah penghasilan masyarakat ketika laut tidak bersahabat dalam pemenuhan gizi ikan. The purpose of the application of the Stimulus Community Partnership Service (PKMS) is to help fishermenand communityon Kawio Island to cultivate freshwater fish and several important aspects that support the cultivation business and giving demonstrations that how to make herbal feed added to fish feed. Immunostimulants used in this service are baker’s yeast (Saccharomyces cereviceae) and turmeric (Curcumae domesticae Val). Addition of baker’s yeast (S. cereviceae) and turmeric (C. domesticae Val) to feed can increase growth and immunity of fish. This goal will be achieved through the application of several methods of adding baker’s yeast and turmeric to feed that is easily understood, and applied by fishermen and the community independently. The stages of the implementation of this activity include an explanation of how aquaculture freshwater fish and water quality management and the application of the addition of baker’s yeast and turmeric to the feed. With this activity, fishermen and the community on Kawio Island better understand aquaculture freshwater fish by adding baker’s yeast and turmeric to the feed. Where baker’s yeast and turmeric can increase the appetite of fish so that the growth of fish and the immune system will also increase.With this activity, it can stimulate people on Kawio Island to cultivate freshwater fish so that it helps and increases community income when the sea is not friendly in fulfilling fish nutrition.