Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PKM KELOMPOK NELAYAN BERESIKO MASALAH KESEHATAN DI KAMPUNG PALARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN PROVINSI SULAWESI UTARA Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu; Christien A. Rambi; Elviera Tumbale; Fitria Soleman
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.569 KB)

Abstract

Palareng village is located in Tabukan Selatan district, Regency of Sangihe Island, North Sulawesi Province. Based on the Geographical location, this Palareng village is a land located in Sangihe Archipelago but because there is no connecting road between Palareng and the city of Tabukan Selatan , in order we can visit this village we have use the small boat and the said village can be reached within 20 minutes if the weather and the ocean are good. If the water recedes then the boat can not lean to the village, the passengers have to go down on the neighboring beach that can be tie up and take the land route as far as 100 meters from the village. Based on the preliminary research, majority the community of Palareng is fisherman, local people do diving activities for catching the fish in traditional way, namely “Memiti”. Based on the data from the society there were 2 victims who died because of barotrauma and decreased consciousness. There are 40 traditional divers in this village. The method used to overcame the problems of the partners were the training that given the knowledge about health problems due to diving activities for the fisherman. After the training the knowledge of the participants has 70 persen increase and they knew the techique of Basic Life Support. Expected outcome of this program that the marine accidents will decrease and death will be avoided.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMA X KABUPATEN SANGIHE Christien A. Rambi; Ferdinand Gansalangi; Elviera Tumbale
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.026 KB)

Abstract

Status kesehatan remaja perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, tangguh, dan produktif serta mampu bersaing. Remaja sangat rentan terhadap perilaku berisiko terhadap kesehatan dan masa depan, misalnya melakukan perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam – macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama. Hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Kesehatan pada bulan Oktober 2013, memaparkan bahwa sekitar 62,7 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Data BKKBN tahun 2012 didapatkan beberapa alasan hubungan seksual pranikah ialah sebagian besar karena penasaran/ingin tahu (57,5 persen laki-laki), terjadi begitu saja (38 persen perempuan), dan dipaksa oleh pasangan (12,6 persen perempuan). Terjadinya perilaku seksual pranikah ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, kontrol orang tua, keterpaparan media informasi, dorongan seksual, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa di salah satu SMA X yang ada di Kabupaten Sangihe, sedangkan teknik pengambilan sampel ialah total sampling berjumlah 166 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2018. Diperoleh hasil bahwa 78,3 persen responden sudah melakukan perilaku seksual pranikah, dengan jenis perilaku seksual pranikah yang paling banyak dilakukan responden ialah berciuman kering (97,6 persen). Hasil analisa uji stastitik chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p = 0,792), pengetahuan (p = 0,072), dan pengawasan orang tua (p = 0,810) dengan perilaku seksual pranikah, sedangkan faktor lain yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah ialah mengakses situs porno dan menonton video porno dengan nilai p masing – masing 0,000 dan 0,810. Faktor menonton video porno memiliki nilai OR 1,195 yang berarti bahwa responden yang sering menonton video porno memiliki peluang 1,195 lebih besar untuk melakukan perilaku seksual pranikah dibanding dengan responden yang tidak sering menonton video porno, sedangkan faktor mengakses situs porno memiliki nilai OR sebesar 1,456 yang berarti bahwa responden yang sering mengakses situs porno memiliki peluang 1,456 kali lebih besar untuk melakukan perilaku seksual. Sebagian besar responden sudah melakukan perilaku seksual pranikah dan terdapat 2 faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah, yaitu mengakses situs porno dan menonton video porno. Faktor yang paling dominan berpengaruh ialah menonton video porno. Perlu adanya komitmen yang kuat dari responden untuk menghindari perilaku seksual pranikah, serta diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan penerapan pendidikan seks dimulai dari lingkungan keluarga, serta perlu adanya peningkatan kegiatan keagamaan dan kegiatan sekolah yang positif dilaksanakan.