Status kesehatan remaja perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, tangguh, dan produktif serta mampu bersaing. Remaja sangat rentan terhadap perilaku berisiko terhadap kesehatan dan masa depan, misalnya melakukan perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam – macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama. Hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Kesehatan pada bulan Oktober 2013, memaparkan bahwa sekitar 62,7 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Data BKKBN tahun 2012 didapatkan beberapa alasan hubungan seksual pranikah ialah sebagian besar karena penasaran/ingin tahu (57,5 persen laki-laki), terjadi begitu saja (38 persen perempuan), dan dipaksa oleh pasangan (12,6 persen perempuan). Terjadinya perilaku seksual pranikah ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, kontrol orang tua, keterpaparan media informasi, dorongan seksual, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa di salah satu SMA X yang ada di Kabupaten Sangihe, sedangkan teknik pengambilan sampel ialah total sampling berjumlah 166 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2018. Diperoleh hasil bahwa 78,3 persen responden sudah melakukan perilaku seksual pranikah, dengan jenis perilaku seksual pranikah yang paling banyak dilakukan responden ialah berciuman kering (97,6 persen). Hasil analisa uji stastitik chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p = 0,792), pengetahuan (p = 0,072), dan pengawasan orang tua (p = 0,810) dengan perilaku seksual pranikah, sedangkan faktor lain yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah ialah mengakses situs porno dan menonton video porno dengan nilai p masing – masing 0,000 dan 0,810. Faktor menonton video porno memiliki nilai OR 1,195 yang berarti bahwa responden yang sering menonton video porno memiliki peluang 1,195 lebih besar untuk melakukan perilaku seksual pranikah dibanding dengan responden yang tidak sering menonton video porno, sedangkan faktor mengakses situs porno memiliki nilai OR sebesar 1,456 yang berarti bahwa responden yang sering mengakses situs porno memiliki peluang 1,456 kali lebih besar untuk melakukan perilaku seksual. Sebagian besar responden sudah melakukan perilaku seksual pranikah dan terdapat 2 faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah, yaitu mengakses situs porno dan menonton video porno. Faktor yang paling dominan berpengaruh ialah menonton video porno. Perlu adanya komitmen yang kuat dari responden untuk menghindari perilaku seksual pranikah, serta diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan penerapan pendidikan seks dimulai dari lingkungan keluarga, serta perlu adanya peningkatan kegiatan keagamaan dan kegiatan sekolah yang positif dilaksanakan.