Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL BERBAGAI KLON NILAM ASAL KULTUR JARINGAN . HOBIR; DELIAH SESWITA
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 8, No 4 (2002): Desember, 2002
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v8n4.2002.117-120

Abstract

Pertumbuhan dan daya hasil dari berbagai klom nilam dievatuasi di KP. Cimanggu (Bogor) dari tahun 1999 - 2000. Dua puluh dua klon nilam yang berasal dai kultur kalus yang diradiasi dengan sinar gamma, 1 klon kontrol (asal kultur mata tunas) serta 3 klon pembanding (Klon TT, Sdk dan Crt) ditanam dengan jarak tanam 100 cm x 50 cm. Percobaan dirancang secara acak kelompok dengan 3 ulangan. Luas petak adalah 10 m2 yang memuat 20 tanaman. Parameter yang digunakan adalah sifat- sifat morfologi, yang meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah dan panjang cabang, jumlah daun per cabang, panjang dan lebar daun serta komponen hasil, yang meliputi berat tanaman, berat tcrsuling (segar dan kering) dan kadar minyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan sifat-sifat morfologi dan komponen hasil terdapat 4 klon yang mcnonjol. yaitu 3 klon hasil kultur jaingan (klon lb, 2b, dan 75) dengan hasil tema kering masing-masing 0.222; 0.222; dan 0. 216 kg/tanaman dan kadar minyak masing-masing 4.28; 4.00; dan 4.54%, serta satu klon konvensional (Ct) dengan hasil tema keing 0.469 dan kadar minyak 4.84%.Kata kunci: Pogostemon cablin, nilam, klon, kultur jaringan ABSTRACT Evaluation on the growth and yield potency of different clones ofpatchoulifrom tissue cultureThe growth and yield potency of different patchouli developed from tissue culture were studied at the Cimanggu Experimental Garden from 1999 to 2000. The materials were twenty-two clones of patchouli raised rom the gamma irradiated calli, 1 control clone (raised rom tissue culture propagated plant from which the irradiated calli were derived) and 3 conventionally propagated clones (Crt, TT and Sdk). The planting mateials were planted in a plant spacing of 100 cm x 50 cm. The experiment was designed as a randomaized block in 3 replicates. Plot size was 10 m2, accommodated 20 plants. Parameters used for evaluating the clones were morphological characters and yield components. The morphological characters included plant height, stem diameter number of branches, number of leaves per branch and size of leaves, while the yield component included weight of whole plant, distilled herbs (fresh and dry herbs) and oil content. Based on die morphological characteristics and yield components, 4 clones showed their superioity. The four clones were lb, 2b, and 75 (raised from tissue culture) with a herb yield of 0.222; 0.222 and 0216 kg/plant and an oil content of 4.28, 4.00 and 4.84% respectively, and Ct ( from convetional clone) with a herb yield of 0.469 kg/plant and an oil content of 4.84%.Key words : Pogostemon cablin, nilam, clones, tissue culture
SERAPAN HARA N, P, K PADA TUJUH NOMOR HARAPAN SERAI DAPUR PADA TANAH LASOTOL / The Nutrient Uptake of N, P, and K of Seven Promising Numbers of Lemongrass in Latosol Soil Octivia Trisilawati; Deliah Seswita; M. Syakir
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 23, No 2 (2017): Desember, 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v23n2.2017.105-111

Abstract

The constrain of lemongrass cultivation is crop nutrient requirement does not estimate yet as a reference for determining the dosage of fertilizer needed to produce good yield and quality. The study aims to determine the NPK uptake of seven lemongrass promising numbers grown in latosol soil in Cibinong research garden, Bogor, namely: Cyci 0003, 0004, 0006, 0009, 0012, 0018 and local. Seven lemongrass promising numbers were from Boyolali, Yogyakarta, Cipatat, Cisaroni, East Nusa Tenggara, Bogor, and Cibinong which had been characterized. The design used was randomized block design with four replications and 25 plants per plots. The parameters observed were number of tillers, plant height, leaf length and width, stem diameter weight per clump, oil yield and quality, and chlorophyll content. The results showed that there were differences of nutrient uptake pattern, as well as the amount of fertilizer requirement N, P and K on all seven promising numbers of lemongrass. Local and Cyci 0003 had highest oil and sitral production compared to other lemongrass promising numbers. To generate the essential oil yield 81,39 kg ha-1 and production of citral 14,25 tonnes ha-1, Cyci 0003 absorbed 284,65 kg Urea, 49,15 kg SP-36, and 308,95 kg KCl ha-1, while local Cyci absorbed 230,29 kg Urea, 49,97 kg SP-36, and 161,8 kg KCl ha-1 to produce 97,94 kg essential oils yield ha-1 and 16,01 tonnes citral ha-1. Essential oil content of Lemongrass increased with increasing uptake of N and P, and citral oil content increased with increasing nutrient P uptake. Local Cyci promising number was relatively efficient in N, P, and K nutrient absorption.Keywords: Cymbopogon citratus Stapf., promising number, yield, quality, the uptake of N, P, and K. AbstrakSalah satu kendala dalam pengembangan budidaya serai dapur adalah belum ada perhitungan kebutuhan hara tanaman secara riil sebagai acuan dalam menentukan dosis pupuk yang dibutuhkan untuk menghasilkan produksi dan mutu terna yang baik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui serapan hara N, P, dan K dari tujuh nomor harapan serai dapur yang ditanam di tanah latosol. Tujuh nomor harapan serai dapur yang telah dikarakterisasi yaitu Cyci 0003, Cyci 0004, Cyci 0006, Cyci 0009, Cyci 0012, Cyci 0018 dan Cyci lokal berasal dari Boyolali, Yogyakarta, Cipatat, Cisaroni, NTT, Bogor, dan Cibinong ditanam di kebun percobaan Cibinong, Bogor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 4 ulangan dan jumlah tanaman sebanyak 25 per petak. Parameter yang diamati meliputi jumlah anakan, tinggi tanaman, panjang dan lebar daun, diameter batang, bobot kering terna per rumpun, kadar minyak, mutu minyak, serta kandungan klorofil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola serapan hara, jumlah serta kebutuhan pupuk N, P, dan K dari ke tujuh nomor harapan serai dapur. Cyci lokal dan Cyci 0003 menghasilkan minyak atsiri dan sitral tertinggi. Untuk menghasilkan minyak atsiri 81,39 kg ha-1 dan sitral 14,25 t ha-1, Cyci 0003 menyerap 284,65 kg Urea, 49,15 kg SP-36, dan 308,95 kg KCl ha-1, sedangkan untuk menghasilkan minyak atsiri 97,94 kg ha-1 dan sitral 16,01 ton ha-1, Cyci lokal menyerap 230,29 kg Urea, 49,97 kg SP-36 dan 161,8 kg KCl ha-1. Kadar minyak atsiri serai dapur meningkat sejalan dengan peningkatan serapan hara N dan P, dan kadar minyak sitral meningkat seiring dengan peningkatan serapan hara P. Cyci lokal merupakan nomor harapan serai dapur yang relatif efisien dalam penyerapan hara N, P, dan K.Kata kunci: Cymbopogon citratus Stapf, nomor harapan, produksi, mutu, serapan hara N, P dan K. 
KONSERVASI IN VITRO PANILI (Vanilla planifolia Andrews.) MELALUI PERTUMBUHAN MINIMAL Deliah Seswita; Amalia Amalia; Endang Hadipoentyanti
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v14n1.2003.%p

Abstract

Penelitian mengenai konservasi tanaman panili secara in vitro melalui pertumbuhan minimal telah dilakukan dari bulan April 1998 sampai bulan Oktober 2000 di laboratorium kultur jaringan Kelti Plasma Nutfah dan Pemuliaan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor. Bahan tanaman yang digunakan adalah setek satu buku dari tanaman panili aseptik klon 1 yang telah tersedia dalam botol kultur. Penelitian penyimpanan ini dilakukan pada media dasar Murashige dan Skoog dengan pengenceran media dasar menjadi 3/4 MS, ½ MS, 1/4 MS serta kontrol yaitu media MS penuh. Ke dalam media ditambahkan zat pengatur tumbuh BA 2,5 mg/l. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap, terdiri dari tiga ulangan dan lima botol setiap ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua pengenceran media dasar yang dilakukan mampu menekan pertumbuhan biakan selama periode penyimpanan dan sampai 30 bulan masih mampu tumbuh. Planlet yang telah disimpan selama 24 bulan yang ditumbuhkan kembali pada media dasar (MS + BA 2,5 mg/l ) masih dapat membentuk tunas dengan jumlah tunas terbanyak diperoleh pada perlakuan pengenceran 3/4 MS + BA 2,5 mg/l yaitu sebanyak 7,15 dan tinggi tanaman sebanyak 1,21 cm. Penelitian ini selain mampu mengurangi frekuensi subkultur ke media baru juga dapat menjaga stabilitas kultur. Teknik ini dapat dimanfaatkan untuk pelestarian plasma nutfah yang efisien, disamping sebagai bahan pertukaran dan memudahkan transportasi benih.  
EVALUASI PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL BERBAGAI KLON NILAM ASAL KULTUR JARINGAN . HOBIR; DELIAH SESWITA
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 8, No 4 (2002): Desember, 2002
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v8n4.2002.117-120

Abstract

Pertumbuhan dan daya hasil dari berbagai klom nilam dievatuasi di KP. Cimanggu (Bogor) dari tahun 1999 - 2000. Dua puluh dua klon nilam yang berasal dai kultur kalus yang diradiasi dengan sinar gamma, 1 klon kontrol (asal kultur mata tunas) serta 3 klon pembanding (Klon TT, Sdk dan Crt) ditanam dengan jarak tanam 100 cm x 50 cm. Percobaan dirancang secara acak kelompok dengan 3 ulangan. Luas petak adalah 10 m2 yang memuat 20 tanaman. Parameter yang digunakan adalah sifat- sifat morfologi, yang meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah dan panjang cabang, jumlah daun per cabang, panjang dan lebar daun serta komponen hasil, yang meliputi berat tanaman, berat tcrsuling (segar dan kering) dan kadar minyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan sifat-sifat morfologi dan komponen hasil terdapat 4 klon yang mcnonjol. yaitu 3 klon hasil kultur jaingan (klon lb, 2b, dan 75) dengan hasil tema kering masing-masing 0.222; 0.222; dan 0. 216 kg/tanaman dan kadar minyak masing-masing 4.28; 4.00; dan 4.54%, serta satu klon konvensional (Ct) dengan hasil tema keing 0.469 dan kadar minyak 4.84%.Kata kunci: Pogostemon cablin, nilam, klon, kultur jaringan ABSTRACT Evaluation on the growth and yield potency of different clones ofpatchoulifrom tissue cultureThe growth and yield potency of different patchouli developed from tissue culture were studied at the Cimanggu Experimental Garden from 1999 to 2000. The materials were twenty-two clones of patchouli raised rom the gamma irradiated calli, 1 control clone (raised rom tissue culture propagated plant from which the irradiated calli were derived) and 3 conventionally propagated clones (Crt, TT and Sdk). The planting mateials were planted in a plant spacing of 100 cm x 50 cm. The experiment was designed as a randomaized block in 3 replicates. Plot size was 10 m2, accommodated 20 plants. Parameters used for evaluating the clones were morphological characters and yield components. The morphological characters included plant height, stem diameter number of branches, number of leaves per branch and size of leaves, while the yield component included weight of whole plant, distilled herbs (fresh and dry herbs) and oil content. Based on die morphological characteristics and yield components, 4 clones showed their superioity. The four clones were lb, 2b, and 75 (raised from tissue culture) with a herb yield of 0.222; 0.222 and 0216 kg/plant and an oil content of 4.28, 4.00 and 4.84% respectively, and Ct ( from convetional clone) with a herb yield of 0.469 kg/plant and an oil content of 4.84%.Key words : Pogostemon cablin, nilam, clones, tissue culture
SERAPAN HARA N, P, K PADA TUJUH NOMOR HARAPAN SERAI DAPUR PADA TANAH LASOTOL / The Nutrient Uptake of N, P, and K of Seven Promising Numbers of Lemongrass in Latosol Soil Octivia Trisilawati; Deliah Seswita; M. Syakir
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 23, No 2 (2017): Desember, 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v23n2.2017.105-111

Abstract

The constrain of lemongrass cultivation is crop nutrient requirement does not estimate yet as a reference for determining the dosage of fertilizer needed to produce good yield and quality. The study aims to determine the NPK uptake of seven lemongrass promising numbers grown in latosol soil in Cibinong research garden, Bogor, namely: Cyci 0003, 0004, 0006, 0009, 0012, 0018 and local. Seven lemongrass promising numbers were from Boyolali, Yogyakarta, Cipatat, Cisaroni, East Nusa Tenggara, Bogor, and Cibinong which had been characterized. The design used was randomized block design with four replications and 25 plants per plots. The parameters observed were number of tillers, plant height, leaf length and width, stem diameter weight per clump, oil yield and quality, and chlorophyll content. The results showed that there were differences of nutrient uptake pattern, as well as the amount of fertilizer requirement N, P and K on all seven promising numbers of lemongrass. Local and Cyci 0003 had highest oil and sitral production compared to other lemongrass promising numbers. To generate the essential oil yield 81,39 kg ha-1 and production of citral 14,25 tonnes ha-1, Cyci 0003 absorbed 284,65 kg Urea, 49,15 kg SP-36, and 308,95 kg KCl ha-1, while local Cyci absorbed 230,29 kg Urea, 49,97 kg SP-36, and 161,8 kg KCl ha-1 to produce 97,94 kg essential oils yield ha-1 and 16,01 tonnes citral ha-1. Essential oil content of Lemongrass increased with increasing uptake of N and P, and citral oil content increased with increasing nutrient P uptake. Local Cyci promising number was relatively efficient in N, P, and K nutrient absorption.Keywords: Cymbopogon citratus Stapf., promising number, yield, quality, the uptake of N, P, and K. AbstrakSalah satu kendala dalam pengembangan budidaya serai dapur adalah belum ada perhitungan kebutuhan hara tanaman secara riil sebagai acuan dalam menentukan dosis pupuk yang dibutuhkan untuk menghasilkan produksi dan mutu terna yang baik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui serapan hara N, P, dan K dari tujuh nomor harapan serai dapur yang ditanam di tanah latosol. Tujuh nomor harapan serai dapur yang telah dikarakterisasi yaitu Cyci 0003, Cyci 0004, Cyci 0006, Cyci 0009, Cyci 0012, Cyci 0018 dan Cyci lokal berasal dari Boyolali, Yogyakarta, Cipatat, Cisaroni, NTT, Bogor, dan Cibinong ditanam di kebun percobaan Cibinong, Bogor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 4 ulangan dan jumlah tanaman sebanyak 25 per petak. Parameter yang diamati meliputi jumlah anakan, tinggi tanaman, panjang dan lebar daun, diameter batang, bobot kering terna per rumpun, kadar minyak, mutu minyak, serta kandungan klorofil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola serapan hara, jumlah serta kebutuhan pupuk N, P, dan K dari ke tujuh nomor harapan serai dapur. Cyci lokal dan Cyci 0003 menghasilkan minyak atsiri dan sitral tertinggi. Untuk menghasilkan minyak atsiri 81,39 kg ha-1 dan sitral 14,25 t ha-1, Cyci 0003 menyerap 284,65 kg Urea, 49,15 kg SP-36, dan 308,95 kg KCl ha-1, sedangkan untuk menghasilkan minyak atsiri 97,94 kg ha-1 dan sitral 16,01 ton ha-1, Cyci lokal menyerap 230,29 kg Urea, 49,97 kg SP-36 dan 161,8 kg KCl ha-1. Kadar minyak atsiri serai dapur meningkat sejalan dengan peningkatan serapan hara N dan P, dan kadar minyak sitral meningkat seiring dengan peningkatan serapan hara P. Cyci lokal merupakan nomor harapan serai dapur yang relatif efisien dalam penyerapan hara N, P, dan K.Kata kunci: Cymbopogon citratus Stapf, nomor harapan, produksi, mutu, serapan hara N, P dan K. 
KONSERVASI IN VITRO PANILI (Vanilla planifolia Andrews.) MELALUI PERTUMBUHAN MINIMAL Deliah Seswita; Amalia Amalia; Endang Hadipoentyanti
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v14n1.2003.%p

Abstract

Penelitian mengenai konservasi tanaman panili secara in vitro melalui pertumbuhan minimal telah dilakukan dari bulan April 1998 sampai bulan Oktober 2000 di laboratorium kultur jaringan Kelti Plasma Nutfah dan Pemuliaan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor. Bahan tanaman yang digunakan adalah setek satu buku dari tanaman panili aseptik klon 1 yang telah tersedia dalam botol kultur. Penelitian penyimpanan ini dilakukan pada media dasar Murashige dan Skoog dengan pengenceran media dasar menjadi 3/4 MS, ½ MS, 1/4 MS serta kontrol yaitu media MS penuh. Ke dalam media ditambahkan zat pengatur tumbuh BA 2,5 mg/l. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap, terdiri dari tiga ulangan dan lima botol setiap ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua pengenceran media dasar yang dilakukan mampu menekan pertumbuhan biakan selama periode penyimpanan dan sampai 30 bulan masih mampu tumbuh. Planlet yang telah disimpan selama 24 bulan yang ditumbuhkan kembali pada media dasar (MS + BA 2,5 mg/l ) masih dapat membentuk tunas dengan jumlah tunas terbanyak diperoleh pada perlakuan pengenceran 3/4 MS + BA 2,5 mg/l yaitu sebanyak 7,15 dan tinggi tanaman sebanyak 1,21 cm. Penelitian ini selain mampu mengurangi frekuensi subkultur ke media baru juga dapat menjaga stabilitas kultur. Teknik ini dapat dimanfaatkan untuk pelestarian plasma nutfah yang efisien, disamping sebagai bahan pertukaran dan memudahkan transportasi benih.