M. SOEHARDJAN
Pengendalian Hama Terpadu, Departemen Pertanian

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FENOLOGI PEMBUNGAAN DAN KELIMPAHAN POPULASI KEPIK Diconocoris hewetti (DIST.) (HEMIPTERA: TINGIDAE) PADA PERTANAMAN LADA I WAYAN LABA; AUNU RAUF; UTOMO KARTOSUWONDO; M. SOEHARDJAN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 14, No 2 (2008): Juni 2008
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v14n2.2008.43-53

Abstract

ABSTRAKKepik renda lada (KRL), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae) adalah salah satu hama pada pertanaman lada di Indonesia.Hama ini selalu hadir pada perbungaan lada dan bulir bunga lada denganjalan mengisap cairan bunga sebelum menjadi buah. Serangan nimfa danimago pada bunga dan bulir bunga akan mengakibatkan perubahan warnabunga dari hijau kekuningan menjadi cokelat atau hitam. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui fenologi pembungaan, kelimpahan populasiKRL, dan tingkat kerusakan bunga pada pertanaman lada. Kelimpahan danfenologi pembungaan lada menentukan kelimpahan populasi KRL.Penelitian dilakukan di kebun petani, di Desa Air Anyir, KecamatanMerawang, Kabupaten Bangka Induk, dari Mei 2003 sampai dengan Mei2004, dan di Desa Puput, Kecamatan Simpang Katis Kabupaten BangkaTengah, dari Oktober 2003 sampai dengan Mei 2004. Luas lahanpercobaan masing-masing sekitar 5000 m 2 yang sudah ditanami ladavarietas Chunuk di Air Anyir dan varietas Lampung Daun Lebar (LDL) diPuput. Umur tanaman masing-masing sekitar 5 tahun. Jumlah pohoncontoh di setiap lokasi 24 pohon. Pengamatan dilakukan setiap minggudengan cara menghitung langsung KRL yang ada pada bulir bunga, sertabanyaknya bunga yang terserang. Pada percobaan lainnya dilakukanpengamatan terhadap perkembangan bulir bunga serta tingkat keguguranfisiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pembungaan ladavarietas Chunuk dan LDL mengikuti pola curah hujan. Rataan banyaknyabulir bunga berkisar antara 2,63-120,59 tandan per pohon pada varietasChunuk, sedangkan pada varietas LDL antara 4,79-153,84 tandan perpohon. Masa perkembangan bulir bunga fase-1 berlangsung 16,6 hari,fase-2 berlangsung 7,6 hari, dan fase-3 berlangsung 6,4 hari. Tidaksemua bulir bunga dan buah muda berhasil menjadi buah siap dipanen(23,14% pada Chunuk mengalami keguguran fisiologis). Keguguranpaling banyak terjadi pada bulir bunga yang berumur 4-5 minggu(17,62%). Rataan kelimpahan kepik renda lebih tinggi (0,042-1,375ekor/pohon) pada varietas LDL dibandingkan pada varietas Chunuk(0,042-0,333 ekor/pohon), terutama selama periode November hinggaApril. Perkembangan populasi kepik renda pada varietas LDL meningkat(1,375 ekor/pohon) selama bulan November hingga Februari, berhubungandengan banyaknya bulir bunga yang tersedia pada periode tersebut.Berdasarkan nisbah ragam terhadap rataan (s 2 /m), populasi kepik D.hewetti umumnya memperlihatkan pola sebaran acak, sedangkan pada saatpopulasi tinggi (1,375 ekor/pohon) memperlihatkan pola sebaranbergerombol. Persentase bulir bunga terserang pada varietas Chunukberkisar antara 0,06-3,85%, sedangkan pada varietas LDL berkisar antara0,34-17,72%. Terdapat hubungan linear varietas Chunuk dan LDL (r =0,87 dan 0,78) yang nyata antara kelimpahan populasi D. hewetti dankerusakan bunga. Varietas LDL lebih rentan dibandingkan dengan varietasChunuk. Pengendalian KRL dapat dilakukan pada awal pembentukanbunga yaitu sejak November.Kata kunci: Lada, Piper nigrum L., hama, kepik renda lada, Diconocorishewetti (Dist.), kerusakan bunga, kelimpahan populasi,Bangka BelitungABSTRACTFlowering phenology and population abundance ofpepper lace bug, Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae) on pepper plantationPepper lace bug (PLB), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera :Tingidae) is one of the insect pests attacking pepper in Indonesia. Thisinsect pest always presents and causes damage to the spikes of pepperinflorescence. The research was conducted to study the floweringphenology of Chunuk and LDL varieties and population abundance ofPLB on pepper plantation. The abundance and inflorescence phenology ofpepper determined PLB abundance. The research was conducted in farmerfields in Air Anyir Village, Sub District of Merawang from May 2003 toMay 2004 and Puput Village, Sub District of Simpang Katis, BangkaIslands, from October 2003 to May 2004. The acreage of the experimentwas about 5000 m 2 for each location with 5 years old of Chunuk and LDLvarieties in Air Anyir and Puput, respectively. Number of plant sampleswere 24 plants for each location. Observation were done every week, forthe population of PLB, the spike and flower damage. Another experimentwas done to study the develop-ment stage of inflorescence and floral lossphysiology. The result indicated that flowering phenology of Chunuk andLDL varieties followed the rainfall pattern. The mean number of spike onChunuk variety varied between 2.63 – 120.59, while that on LDL varietywere 4.79 – 153.84 spikes per tree. The developments period of spikeswere 16.6; 7.6 and 6.4 days for stages 1, 2 and 3 respectively. Not all thespikes became young berries and could be harvested, since there were23.14% inflorescence of the Chunuk variety floral loss naturally. Floralloss occurred mostly when the spikes were 4-5 weeks old (17.62%). Themean number of lace bug density was higher on LDL(0.042-1.375bug/tree) than on Chunuk (0.042-0.333 bugs/tree), especially duringNovember until April. D. hewetti population increased during November-February (1.375 bugs/tree), and it was related to the increase in spikesduring that time. Based on variance-mean ratio (S 2 /m), D. hewettipopulation generally showed a random distribution, but a clumpeddistribution when population density increased (1.375 bugs/tree). Thepercentage of inflorescence damage was between 0.06-3.85% on Chunuk,while on LDL was 0.34-17.2%. There is a linear correlation between PLBand spike damage (r = 0.87 and 0.78 on Chunuk and LDL respectively).LDL variety was more susceptible than Chunuk variety. The study impliesthat controlling PLB has to be done on the beginning of inflorescence inNovember.Key words: Pepper, Piper nigrum L., insect pest, pepper lace bug,Diconocoris hewetti (Dist.), spike damage, populationabundance, Bangka Belitung
FENOLOGI PEMBUNGAAN DAN KELIMPAHAN POPULASI KEPIK Diconocoris hewetti (DIST.) (HEMIPTERA: TINGIDAE) PADA PERTANAMAN LADA I WAYAN LABA; AUNU RAUF; UTOMO KARTOSUWONDO; M. SOEHARDJAN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 14, No 2 (2008): Juni 2008
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v14n2.2008.43-53

Abstract

ABSTRAKKepik renda lada (KRL), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae) adalah salah satu hama pada pertanaman lada di Indonesia.Hama ini selalu hadir pada perbungaan lada dan bulir bunga lada denganjalan mengisap cairan bunga sebelum menjadi buah. Serangan nimfa danimago pada bunga dan bulir bunga akan mengakibatkan perubahan warnabunga dari hijau kekuningan menjadi cokelat atau hitam. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui fenologi pembungaan, kelimpahan populasiKRL, dan tingkat kerusakan bunga pada pertanaman lada. Kelimpahan danfenologi pembungaan lada menentukan kelimpahan populasi KRL.Penelitian dilakukan di kebun petani, di Desa Air Anyir, KecamatanMerawang, Kabupaten Bangka Induk, dari Mei 2003 sampai dengan Mei2004, dan di Desa Puput, Kecamatan Simpang Katis Kabupaten BangkaTengah, dari Oktober 2003 sampai dengan Mei 2004. Luas lahanpercobaan masing-masing sekitar 5000 m 2 yang sudah ditanami ladavarietas Chunuk di Air Anyir dan varietas Lampung Daun Lebar (LDL) diPuput. Umur tanaman masing-masing sekitar 5 tahun. Jumlah pohoncontoh di setiap lokasi 24 pohon. Pengamatan dilakukan setiap minggudengan cara menghitung langsung KRL yang ada pada bulir bunga, sertabanyaknya bunga yang terserang. Pada percobaan lainnya dilakukanpengamatan terhadap perkembangan bulir bunga serta tingkat keguguranfisiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pembungaan ladavarietas Chunuk dan LDL mengikuti pola curah hujan. Rataan banyaknyabulir bunga berkisar antara 2,63-120,59 tandan per pohon pada varietasChunuk, sedangkan pada varietas LDL antara 4,79-153,84 tandan perpohon. Masa perkembangan bulir bunga fase-1 berlangsung 16,6 hari,fase-2 berlangsung 7,6 hari, dan fase-3 berlangsung 6,4 hari. Tidaksemua bulir bunga dan buah muda berhasil menjadi buah siap dipanen(23,14% pada Chunuk mengalami keguguran fisiologis). Keguguranpaling banyak terjadi pada bulir bunga yang berumur 4-5 minggu(17,62%). Rataan kelimpahan kepik renda lebih tinggi (0,042-1,375ekor/pohon) pada varietas LDL dibandingkan pada varietas Chunuk(0,042-0,333 ekor/pohon), terutama selama periode November hinggaApril. Perkembangan populasi kepik renda pada varietas LDL meningkat(1,375 ekor/pohon) selama bulan November hingga Februari, berhubungandengan banyaknya bulir bunga yang tersedia pada periode tersebut.Berdasarkan nisbah ragam terhadap rataan (s 2 /m), populasi kepik D.hewetti umumnya memperlihatkan pola sebaran acak, sedangkan pada saatpopulasi tinggi (1,375 ekor/pohon) memperlihatkan pola sebaranbergerombol. Persentase bulir bunga terserang pada varietas Chunukberkisar antara 0,06-3,85%, sedangkan pada varietas LDL berkisar antara0,34-17,72%. Terdapat hubungan linear varietas Chunuk dan LDL (r =0,87 dan 0,78) yang nyata antara kelimpahan populasi D. hewetti dankerusakan bunga. Varietas LDL lebih rentan dibandingkan dengan varietasChunuk. Pengendalian KRL dapat dilakukan pada awal pembentukanbunga yaitu sejak November.Kata kunci: Lada, Piper nigrum L., hama, kepik renda lada, Diconocorishewetti (Dist.), kerusakan bunga, kelimpahan populasi,Bangka BelitungABSTRACTFlowering phenology and population abundance ofpepper lace bug, Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae) on pepper plantationPepper lace bug (PLB), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera :Tingidae) is one of the insect pests attacking pepper in Indonesia. Thisinsect pest always presents and causes damage to the spikes of pepperinflorescence. The research was conducted to study the floweringphenology of Chunuk and LDL varieties and population abundance ofPLB on pepper plantation. The abundance and inflorescence phenology ofpepper determined PLB abundance. The research was conducted in farmerfields in Air Anyir Village, Sub District of Merawang from May 2003 toMay 2004 and Puput Village, Sub District of Simpang Katis, BangkaIslands, from October 2003 to May 2004. The acreage of the experimentwas about 5000 m 2 for each location with 5 years old of Chunuk and LDLvarieties in Air Anyir and Puput, respectively. Number of plant sampleswere 24 plants for each location. Observation were done every week, forthe population of PLB, the spike and flower damage. Another experimentwas done to study the develop-ment stage of inflorescence and floral lossphysiology. The result indicated that flowering phenology of Chunuk andLDL varieties followed the rainfall pattern. The mean number of spike onChunuk variety varied between 2.63 – 120.59, while that on LDL varietywere 4.79 – 153.84 spikes per tree. The developments period of spikeswere 16.6; 7.6 and 6.4 days for stages 1, 2 and 3 respectively. Not all thespikes became young berries and could be harvested, since there were23.14% inflorescence of the Chunuk variety floral loss naturally. Floralloss occurred mostly when the spikes were 4-5 weeks old (17.62%). Themean number of lace bug density was higher on LDL(0.042-1.375bug/tree) than on Chunuk (0.042-0.333 bugs/tree), especially duringNovember until April. D. hewetti population increased during November-February (1.375 bugs/tree), and it was related to the increase in spikesduring that time. Based on variance-mean ratio (S 2 /m), D. hewettipopulation generally showed a random distribution, but a clumpeddistribution when population density increased (1.375 bugs/tree). Thepercentage of inflorescence damage was between 0.06-3.85% on Chunuk,while on LDL was 0.34-17.2%. There is a linear correlation between PLBand spike damage (r = 0.87 and 0.78 on Chunuk and LDL respectively).LDL variety was more susceptible than Chunuk variety. The study impliesthat controlling PLB has to be done on the beginning of inflorescence inNovember.Key words: Pepper, Piper nigrum L., insect pest, pepper lace bug,Diconocoris hewetti (Dist.), spike damage, populationabundance, Bangka Belitung