Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN MUTU SIMPLISIA PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molkenb) MONO RAHARDJO; ROSITA SMD; IRENG DARWATI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 2 (2006): JUNI 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n2.2006.73-79

Abstract

ABSTRAKPurwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.) adalah tanaman obatasli Indonesia yang statusnya langka, dan teknologi budidayanya belumbanyak diketahui. Penelitian pengaruh pemupukan terhadap produksi danmutu simplisia purwoceng telah dilakukan tahun 2004-2005 di DesaSikunang, Dieng, Jawa Tengah. Perlakuan pemupukannya adalah: (1)kontrol (tidak dipupuk); (2) 9,6 kg pupuk kandang (pk); (3) 96 g urea + 48g SP36 + 72 g KCl; (4) 9,6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36 + 72 g KCl; (5)9,6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36; (6) 9,6 kg pk + 96 g urea + 72 g KCl;(7) 9,6 kg pk + 48 g SP36 + 72 g KCl. Percobaan menggunakan rancanganacak kelompok diulang 4 kali dengan ukuran petak 2,4 m 2 . Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian pupuk lengkap 9,6 kg pk + 96 g urea + 48g SP36 + 72 g KCl/petak dan pemupukan 96 g urea + 48 g SP36 + 72 gKCl/petak dapat meningkatkan produksi dan mutu simplisia purwoceng.Dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipupuk, produksi simplisiameningkat 40%, kadar stigmasterol di akar meningkat 11 – 14 kali. Akartanaman purwoceng yang tidak dipupuk tidak mengandung sitosterol,tetapi setelah dipupuk mengandung sitosterol sebanyak 16,17 – 17,11 ppm.Tajuk tanaman tidak mengandung bergapten apabila tidak dipupuk, tetapisetelah dipupuk mengandung bergapten 4,92 – 5,56 ppm. Produksi danmutu simplisia perlakuan 96 g urea + 48 g SP36 + 72 g KCl/petak tidakberbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan 9,6 kg pk + 96 g urea + 48g SP36 + 72 g KCl/petak. Ini diduga karena kandungan bahan organiktanah cukup tinggi, sehingga penambahan 96 kg/petak pupuk kandangtidak berpengaruh nyata. Untuk menghasilkan simplisia kering purwocengsecara optimal 8,41 g/tanaman (6,98 kwt/ha) dan bermutu tinggi,diperlukan serapan hara N, P dan K pada jaringan tanaman masing-masingberturut-turut sebanyak 283 mg N; 55 mg P; dan 356 mg K/tanaman atausetara dengan 23,50 kg N; 6,30 kg P; dan 38,90 kg K/ha.Kata kunci: Purwoceng, Pimpinella pruatjan Molkenb, pemupukan,pertumbuhan, produksi, mutu, Jawa TengahABSTRACTEffect of fertilizer application on production and qualityof Pimpinella pruatjan MolkenbPurwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb) is an Indonesianindigenous medicinal plant. Purwoceng is classified as an endangeredspecies, and its cultivation technology has not been devoleped. Theobjective of the research was to find out the effect of fertilizer applicationon the production and quality of purwoceng simplisia. The research wasconducted in Sikunang, Dieng, Wonosobo, Central Java from 2004 until2005. The treatments of fertilizer application on 2.4 m 2  were (1) control(without fertilizer); (2) 9.6 kg dung manure (dm); (3) 96 g urea + 48 gSP36 + 72 g KCl; (4) 9.6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36 + 72 g KCl; (5)9.6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36; (6) 96 kg pk + 9.6 g urea + 72 g KCl;(7) 9.6 kg pk + 48 g SP36 + 72 g KCl. The experiment was designed inrandomized block designed with four replications. The result of theresearch showed that the treatments of 9.6 kg dm + 96 g urea + 48 g SP36+ 72 g KCl/2.4 m 2 and 96 g urea + 48 g SP36 + 72 g KCl/2.4 m 2 increasedthe simplisia production and quality compared with control. The simplisiaproduction increased up to 40% and the stigma sterol content in the rootsincreased up to 11 – 14 times. The content of sitosterol in the plants withfertilizer application was 6.7 – 17.11 ppm but in the plants withoutfertilizer application was zero. The content of bergapten in shoot part ofplant with fertilizer application was 4.92 – 5.56 ppm, but in the shoot partwithout fertilizer application was zeros. The production and quality ofsimplisia with the fertilizer application of 96 g urea + 48 g SP36 + 72 gKCl/2.4 m 2 were not significantly different from those with fertilizerapplication of 9.6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36 + 72 gKCl/2.4 m 2 . Ithappened probably because the organic soil content was high, so that theapplication of 40 ton/ha of dung manure did not give any effect.Furthermore, to increase the optimum production of purwoceng simplisia(6.98 kwt/ha) with high quality it needs 283 mg N, 55 mg P dan 356 mgK/plant or 23.50 kg N, 6.30 kg P, and 38.90 K/ha.Key words : Purwoceng,  Pimpinella  pruatjan  Molkenb,  fertilizerapplication, growth, production, quality, Central Java
Pengaruh Paclobutrazol Terhadap Produksi dan Kualitas Rimpang Kunyit Rosita SMD; Ireng Darwati; Sri Yuliani
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 2 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v8n2.1993.108-110

Abstract

RESPON TIGA NOMOR HARAPAN KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PEMUPUKAN Rosita SMD; Hera Nurhayati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 18, No 2 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v18n2.2007.%p

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menge-tahui respon 3 nomor harapan kunyit terhadap paket pemupukan organik dengan pupuk alam dan pupuk buatan. Penelitian dilaksanakan di KP. Sukamulya, Sukabumi, sejak Nopember 2005 sampai dengan Agustus 2006. Jenis tanah latosol, dengan ketinggian tempat 350 m dpl dengan tipe iklim B (klasifikasi Schmidt dan Ferguson). Penelitian disusun dalam Rancang-an Petak Terbagi dengan empat ulangan. Petak utama adalah 2 paket pemupukan yaitu paket A (pemupukan organik dan pupuk alam : bokashi 10 ton/ha + pupuk bio 90 kg/ha + zeolit 300 kg/ha + fosfat alam 300 kg/ha) dan paket B (pemupukan organik dan pupuk buatan : pupuk kandang sapi 20 ton/ha + Urea 200 kg/ha + SP-36 200 kg/ha + KCl 200 kg/ha). Anak petak adalah 3 nomor harapan kunyit yaitu Balittro 1, Balittro 2 dan Balittro 3. Jarak tanam 50 cm x 40 cm, ukuran plot 20 m2 (100 tanaman per plot). Perlakuan paket B memberikan pertum-buhan dan produksi yang lebih baik dibanding-kan dengan perlakuan paket A. Produksi rim-pang per hektar meningkat sampai 76,5% pada perlakuan paket B. Nomor harapan Balittro 1 dan Balittro 2 mempunyai kemampuan untuk menghasilkan rimpang segar yang sama, dengan kisaran masing-masing 14,51 – 15,34 kg/7,2 m2 dan 14,10 – 14,91 ton/ha. Hasil minyak atsiri pada nomor harapan Balittro 1, Balittro 2 dan Balittro 3 akan meningkat ber-turut-turut 76%; 9,2% dan 30,3% pada perlaku-an paket B. Hasil kurkumin pada ketiga nomor harapan Balittro 1, Balittro 2 dan Balittro 3 meningkat 68,2%; 35,2% dan 50,4% apabila dipupuk dengan paket B.
PENGGALIAN IPTEK ETNOMEDISIN DI GUNUNG GEDE PANGRANGO Rosita SMD; Otih Rostiana; E. R. Pribadi; Hernani Hernani
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v18n1.2007.%p

Abstract

Hutan tropika Indonesia kaya keane-karagaman species tumbuhan, sedikitnya ter-dapat 40.000 jenis termasuk yang berkhasiat obat. Disamping itu, keberadaan 370 suku asli dengan keanekaragaman adat dan budayanya, turut memberikan keuntungan sendiri bagi kha-sanah etnomedisin dan budaya bangsa. Proses pewarisan IPTEK etnomedisin umumnya dila-kukan secara oral. Kondisi yang demikian akan mendorong terjadinya erosi IPTEK tersebut, disamping karena masuknya budaya modern. Oleh karena itu perlu dilakukan penggalian dan pengembangan IPTEK etnomedisin. Kegiatan pengkajian ini telah dilaksanakan di kawasan Taman Nasional gunung Gede Pangrango pada bulan Januari sampai dengan Desember 2001. Survey dilakukan di 6 lokasi (gunung Gede Pangrango), mencakup 2 kabupaten (Sukabumi dan Cianjur). Penentuan lokasi dilakukan se-cara sengaja, dengan memperhitungkan kemu-dahan untuk mencapai lokasi. Narasumber yang diwawancarai juga ditetapkan secara se-ngaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan etnomedisin di kawasan gunung Gede Pangrango, terbatas pada dukun beranak. Kawasan gunung Gede Pang-rango, telah diin-ventarisasi sebanyak 23 jenis penyakit dengan 72 resep yang menggunakan 80 jenis tumbuhan obat. Hasil analisis mutu beberapa jenis sim-plisia dari lokasi survey memenuhi standar mutu yang ditetapkan MMI (Materia Medika Indonesia), sehingga memiliki prospek untuk produksi bahan baku industri obat tradisional, kosmetika dan lainnya. 
Kesiapan Teknologi Mendukung Pertanian Organik Tanaman Obat: Kasus Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) ROSITA SMD
Perspektif Vol 6, No 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v6n2.2007.%p

Abstract

ABSTRAKPertanian organik semakin mendapat perhatian masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang, khususnya mereka yang sangat memperhatikan kualitas kesehatan, baik kesehatan manusia maupun lingkungan. Hal tersebut mengindikasikan adanya potensi pasar yang perlu dimanfaatkan  secara  optimal. Pertanian organik di Indonesia sampai saat ini belum  secara  maksimal direalisasikan, namun beberapa tanaman hortikultura seperti sayuran organik sudah mulai diproduksi dan dipasarkan di dalam negeri, meskipun masih dalam jumlah yang sangat terbatas. Selain pasar domestik, pangsa pasar dunia akan produk organik setiap tahun terus meningkat, tidak saja untuk pangan tetapi juga produk kesehatan yang berbasis herbal. Jahe merupakan salah satu tanaman obat dengan pangsa pasar  cukup  menjanjikan,  terutama  untuk  tujuan ekspor sebagai bahan baku makanan dan minuman. Selain itu, sebagai salah satu bahan baku industri obat herbal, suplemen makanan dan minuman kesehatan, jahe yang dihasilkan melalui sistem pertanian organik, akan memberikan nilai tambah yang cukup signifikan. Oleh karena itu, kesiapan teknologi untuk mendukung produksi jahe organik perlu dikaji. Untuk menyiapkan teknologi  budidaya  pertanian  organik  jahe  harus diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut : (a) sumber daya lahan, (b) benih, (c) pemupukan, (d) pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) secara terpadu, (e) zona pembatas, dan (f) pola tanam. Sedangkan unsur-unsur yang perlu difokuskan pemecahannya yaitu: a) ketersediaan benih jahe organik yang bermutu, b) teknologi pengendalian OPT, dan c) mencari pola tanam jahe dengan tanaman lain yang bersifat sinergis.Kata Kunci : Jahe, Zingiber officinale Rosc, teknologi, pertanian organik ABSTRACTTechnology to support organic farming on medicinal plant: Case of ginger (Zingiber officinale Rosc.)Interest on organic farming have been raised either within developed or developing countries, especiallyto whom it might has a concern on human being and enviroment healths. Those circumstances indicate that there are potential market to be exploited. Organic farming  in  Indonesia  had  not  been  appropriately implemented. However, some horticultural products such as organic vegetable have been produced and marketed locally, though in a limited numbers and volume.  Except  for  domestic  market,  increase  on demand for organic products in global market are arisen  within  years.  Those  included  the  organic products for food and neutraceutical. Ginger is one of medicinal crops with a good market demand, especially to be exported as a raw material for food and drink supplement industries. Instead for herbal medicine, food and drink supplement industries, the needs on  organic product of ginger would be significantly  arisen  its  economic  value.  Therefore, available technology supporting organic farming on ginger should be identify. Important factors to be concerned in organic farming on ginger are: (a) land use, (b) seeds, (c) fertilizers, (d) integrated control on pest and disease management, (e) buffer zone, and (f) cropping systems. Whereas the problems to be solved are: a) the availability of organic ginger seeds with high quality, b) technology on pest and disease control management, c) synergism cropping system within ginger and others crops.Key Words: Ginger, Zingiber officinale Rosc, technology, organic farming
PENGARUH PUPUK KASTING DAN MACAM BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN MUTU JAHE MUDA Rosita SMD; I Darwati; H. Moko
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n1.2006.7-14

Abstract

ABSTRAKKendala utama dalam produksi jahe (Zingiber officinale, Rosc.)adalah kurang tersedianya benih yang bermutu dan komponen teknologipemupukan yang tepat. Upaya pemilihan bahan tanaman yang bermutuserta penggunaan kasting telah dilakukan melalui penelitian yangbertujuan untuk memberikan petunjuk tentang kondisi optimum benihberdasarkan posisi bagian rimpang (umur fisiologis) yang dapatmeningkatkan produktivitas tanaman serta dosis optimum dari penggunaankasting. Percobaan ini dilaksanakan di Instalasi Penelitian Cimanggu,Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, pada bulan Agustus1996 sampai Januari 1997 yang merupakan percobaan pot. Bahan tanamberasal dari jahe putih besar yang dipanen pada umur 10 bulan. Rancanganyang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang disusun secarafaktorial, 3 ulangan. Faktor pertama terdiri atas perlakuan umur fisiologisposisi bagian rimpang : bagian rimpang ke II, III dan IV dan faktor keduaterdiri atas takaran pupuk kasting : 0; 0,25; 0,50; 0,75; 1,0 kg/tanaman/pot.Setiap perlakuan dalam satu ulangan terdiri atas 6 contoh tanaman. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pemberian kasting meningkatkan tinggitanaman, jumlah anakan dan jumlah daun, bobot segar rimpang, bobotkering tanaman (daun, batang, akar dan rimpang), produksi pati, serapanhara N, P, K dan C-organik. Penggunaan benih pada posisi bagian rimpangke II, III dan IV yang dikombinasikan dengan kasting 0,50 kg/tanamandapat meningkatkan bobot kering rimpang masing-masing 62,17g, 59,49gdan 58,65 g/tanaman dengan kadar pati 40,71%, 34,36% dan 39,57%.Kata kunci : Jahe,  Zingiber  officinale,  pupuk  kasting,  benih,pertumbuhan, produksi, mutu, Jawa BaratABSTRACTThe effect of casting fertilizer and types of seeds ongrowth, yield and quality of young gingerThe most important constrains in ginger (Zingiber officinale Rose)production are lack of good quality seeds and components of fertilizertechnology. The research was conducted to obtain the optimum conditionfor ginger production from different parts of rhizome (physiological age)and optimum dosage of casting. The research was conducted in CimangguResearch Instalation, Indonesian Spice and Medicinal Crops ResearchInstitute (ISMECRI) Bogor from August 1996 until January 1997 in potexperiment which was arranged in completely randomized design with 2factors and 3 replications. The first factor was 3 parts of rhizome position(secondary, tertiary and quarter rhizomes) while the second factor wasdosage of casting fertilizer (0; 0.25; 0.50; 0.75; 1.0 kg/plant). The resultsof the research indicated that the use of casting fertilizer could improve theheight of plant, number of leaves, number of tillers, fresh weight and dryweight of rhizome, dry weight of leaves, dry weight of stem and dryweight of root. Casting application improved starch content and nutrientabsorbtion of N, P, K and organic carbon. Combination treatment ofsecondary, tertiary and quarter rhizomes combined with application ofcasting 0.50 kg/plant, improved dry weight of rhizome 62.17 g, 59.49 gand 58.65 g/plant and starch content of rhizome 40.71%, 34.36% and39.57% respectively.Key words : Zinger, Zingiber officinale, casting fertilizer seeds, growth,yield, quality, West Java
Pengaruh Beberapa Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jahe Muda di Jawa Tengah Rosita SMD; Hidayat Moko
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 2 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v8n2.1993.116-120

Abstract

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN MUTU SIMPLISIA PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molkenb) MONO RAHARDJO; ROSITA SMD; IRENG DARWATI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 2 (2006): JUNI 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n2.2006.73-79

Abstract

ABSTRAKPurwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.) adalah tanaman obatasli Indonesia yang statusnya langka, dan teknologi budidayanya belumbanyak diketahui. Penelitian pengaruh pemupukan terhadap produksi danmutu simplisia purwoceng telah dilakukan tahun 2004-2005 di DesaSikunang, Dieng, Jawa Tengah. Perlakuan pemupukannya adalah: (1)kontrol (tidak dipupuk); (2) 9,6 kg pupuk kandang (pk); (3) 96 g urea + 48g SP36 + 72 g KCl; (4) 9,6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36 + 72 g KCl; (5)9,6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36; (6) 9,6 kg pk + 96 g urea + 72 g KCl;(7) 9,6 kg pk + 48 g SP36 + 72 g KCl. Percobaan menggunakan rancanganacak kelompok diulang 4 kali dengan ukuran petak 2,4 m 2 . Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian pupuk lengkap 9,6 kg pk + 96 g urea + 48g SP36 + 72 g KCl/petak dan pemupukan 96 g urea + 48 g SP36 + 72 gKCl/petak dapat meningkatkan produksi dan mutu simplisia purwoceng.Dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipupuk, produksi simplisiameningkat 40%, kadar stigmasterol di akar meningkat 11 – 14 kali. Akartanaman purwoceng yang tidak dipupuk tidak mengandung sitosterol,tetapi setelah dipupuk mengandung sitosterol sebanyak 16,17 – 17,11 ppm.Tajuk tanaman tidak mengandung bergapten apabila tidak dipupuk, tetapisetelah dipupuk mengandung bergapten 4,92 – 5,56 ppm. Produksi danmutu simplisia perlakuan 96 g urea + 48 g SP36 + 72 g KCl/petak tidakberbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan 9,6 kg pk + 96 g urea + 48g SP36 + 72 g KCl/petak. Ini diduga karena kandungan bahan organiktanah cukup tinggi, sehingga penambahan 96 kg/petak pupuk kandangtidak berpengaruh nyata. Untuk menghasilkan simplisia kering purwocengsecara optimal 8,41 g/tanaman (6,98 kwt/ha) dan bermutu tinggi,diperlukan serapan hara N, P dan K pada jaringan tanaman masing-masingberturut-turut sebanyak 283 mg N; 55 mg P; dan 356 mg K/tanaman atausetara dengan 23,50 kg N; 6,30 kg P; dan 38,90 kg K/ha.Kata kunci: Purwoceng, Pimpinella pruatjan Molkenb, pemupukan,pertumbuhan, produksi, mutu, Jawa TengahABSTRACTEffect of fertilizer application on production and qualityof Pimpinella pruatjan MolkenbPurwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb) is an Indonesianindigenous medicinal plant. Purwoceng is classified as an endangeredspecies, and its cultivation technology has not been devoleped. Theobjective of the research was to find out the effect of fertilizer applicationon the production and quality of purwoceng simplisia. The research wasconducted in Sikunang, Dieng, Wonosobo, Central Java from 2004 until2005. The treatments of fertilizer application on 2.4 m 2  were (1) control(without fertilizer); (2) 9.6 kg dung manure (dm); (3) 96 g urea + 48 gSP36 + 72 g KCl; (4) 9.6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36 + 72 g KCl; (5)9.6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36; (6) 96 kg pk + 9.6 g urea + 72 g KCl;(7) 9.6 kg pk + 48 g SP36 + 72 g KCl. The experiment was designed inrandomized block designed with four replications. The result of theresearch showed that the treatments of 9.6 kg dm + 96 g urea + 48 g SP36+ 72 g KCl/2.4 m 2 and 96 g urea + 48 g SP36 + 72 g KCl/2.4 m 2 increasedthe simplisia production and quality compared with control. The simplisiaproduction increased up to 40% and the stigma sterol content in the rootsincreased up to 11 – 14 times. The content of sitosterol in the plants withfertilizer application was 6.7 – 17.11 ppm but in the plants withoutfertilizer application was zero. The content of bergapten in shoot part ofplant with fertilizer application was 4.92 – 5.56 ppm, but in the shoot partwithout fertilizer application was zeros. The production and quality ofsimplisia with the fertilizer application of 96 g urea + 48 g SP36 + 72 gKCl/2.4 m 2 were not significantly different from those with fertilizerapplication of 9.6 kg pk + 96 g urea + 48 g SP36 + 72 gKCl/2.4 m 2 . Ithappened probably because the organic soil content was high, so that theapplication of 40 ton/ha of dung manure did not give any effect.Furthermore, to increase the optimum production of purwoceng simplisia(6.98 kwt/ha) with high quality it needs 283 mg N, 55 mg P dan 356 mgK/plant or 23.50 kg N, 6.30 kg P, and 38.90 K/ha.Key words : Purwoceng,  Pimpinella  pruatjan  Molkenb,  fertilizerapplication, growth, production, quality, Central Java
PENGARUH PUPUK KASTING DAN MACAM BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN MUTU JAHE MUDA Rosita SMD; I Darwati; H. Moko
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n1.2006.7-14

Abstract

ABSTRAKKendala utama dalam produksi jahe (Zingiber officinale, Rosc.)adalah kurang tersedianya benih yang bermutu dan komponen teknologipemupukan yang tepat. Upaya pemilihan bahan tanaman yang bermutuserta penggunaan kasting telah dilakukan melalui penelitian yangbertujuan untuk memberikan petunjuk tentang kondisi optimum benihberdasarkan posisi bagian rimpang (umur fisiologis) yang dapatmeningkatkan produktivitas tanaman serta dosis optimum dari penggunaankasting. Percobaan ini dilaksanakan di Instalasi Penelitian Cimanggu,Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, pada bulan Agustus1996 sampai Januari 1997 yang merupakan percobaan pot. Bahan tanamberasal dari jahe putih besar yang dipanen pada umur 10 bulan. Rancanganyang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang disusun secarafaktorial, 3 ulangan. Faktor pertama terdiri atas perlakuan umur fisiologisposisi bagian rimpang : bagian rimpang ke II, III dan IV dan faktor keduaterdiri atas takaran pupuk kasting : 0; 0,25; 0,50; 0,75; 1,0 kg/tanaman/pot.Setiap perlakuan dalam satu ulangan terdiri atas 6 contoh tanaman. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pemberian kasting meningkatkan tinggitanaman, jumlah anakan dan jumlah daun, bobot segar rimpang, bobotkering tanaman (daun, batang, akar dan rimpang), produksi pati, serapanhara N, P, K dan C-organik. Penggunaan benih pada posisi bagian rimpangke II, III dan IV yang dikombinasikan dengan kasting 0,50 kg/tanamandapat meningkatkan bobot kering rimpang masing-masing 62,17g, 59,49gdan 58,65 g/tanaman dengan kadar pati 40,71%, 34,36% dan 39,57%.Kata kunci : Jahe,  Zingiber  officinale,  pupuk  kasting,  benih,pertumbuhan, produksi, mutu, Jawa BaratABSTRACTThe effect of casting fertilizer and types of seeds ongrowth, yield and quality of young gingerThe most important constrains in ginger (Zingiber officinale Rose)production are lack of good quality seeds and components of fertilizertechnology. The research was conducted to obtain the optimum conditionfor ginger production from different parts of rhizome (physiological age)and optimum dosage of casting. The research was conducted in CimangguResearch Instalation, Indonesian Spice and Medicinal Crops ResearchInstitute (ISMECRI) Bogor from August 1996 until January 1997 in potexperiment which was arranged in completely randomized design with 2factors and 3 replications. The first factor was 3 parts of rhizome position(secondary, tertiary and quarter rhizomes) while the second factor wasdosage of casting fertilizer (0; 0.25; 0.50; 0.75; 1.0 kg/plant). The resultsof the research indicated that the use of casting fertilizer could improve theheight of plant, number of leaves, number of tillers, fresh weight and dryweight of rhizome, dry weight of leaves, dry weight of stem and dryweight of root. Casting application improved starch content and nutrientabsorbtion of N, P, K and organic carbon. Combination treatment ofsecondary, tertiary and quarter rhizomes combined with application ofcasting 0.50 kg/plant, improved dry weight of rhizome 62.17 g, 59.49 gand 58.65 g/plant and starch content of rhizome 40.71%, 34.36% and39.57% respectively.Key words : Zinger, Zingiber officinale, casting fertilizer seeds, growth,yield, quality, West Java
Kesiapan Teknologi Mendukung Pertanian Organik Tanaman Obat: Kasus Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) ROSITA SMD
Perspektif Vol 6, No 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.131 KB) | DOI: 10.21082/p.v6n2.2007.%p

Abstract

ABSTRAKPertanian organik semakin mendapat perhatian masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang, khususnya mereka yang sangat memperhatikan kualitas kesehatan, baik kesehatan manusia maupun lingkungan. Hal tersebut mengindikasikan adanya potensi pasar yang perlu dimanfaatkan  secara  optimal. Pertanian organik di Indonesia sampai saat ini belum  secara  maksimal direalisasikan, namun beberapa tanaman hortikultura seperti sayuran organik sudah mulai diproduksi dan dipasarkan di dalam negeri, meskipun masih dalam jumlah yang sangat terbatas. Selain pasar domestik, pangsa pasar dunia akan produk organik setiap tahun terus meningkat, tidak saja untuk pangan tetapi juga produk kesehatan yang berbasis herbal. Jahe merupakan salah satu tanaman obat dengan pangsa pasar  cukup  menjanjikan,  terutama  untuk  tujuan ekspor sebagai bahan baku makanan dan minuman. Selain itu, sebagai salah satu bahan baku industri obat herbal, suplemen makanan dan minuman kesehatan, jahe yang dihasilkan melalui sistem pertanian organik, akan memberikan nilai tambah yang cukup signifikan. Oleh karena itu, kesiapan teknologi untuk mendukung produksi jahe organik perlu dikaji. Untuk menyiapkan teknologi  budidaya  pertanian  organik  jahe  harus diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut : (a) sumber daya lahan, (b) benih, (c) pemupukan, (d) pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) secara terpadu, (e) zona pembatas, dan (f) pola tanam. Sedangkan unsur-unsur yang perlu difokuskan pemecahannya yaitu: a) ketersediaan benih jahe organik yang bermutu, b) teknologi pengendalian OPT, dan c) mencari pola tanam jahe dengan tanaman lain yang bersifat sinergis.Kata Kunci : Jahe, Zingiber officinale Rosc, teknologi, pertanian organik ABSTRACTTechnology to support organic farming on medicinal plant: Case of ginger (Zingiber officinale Rosc.)Interest on organic farming have been raised either within developed or developing countries, especiallyto whom it might has a concern on human being and enviroment healths. Those circumstances indicate that there are potential market to be exploited. Organic farming  in  Indonesia  had  not  been  appropriately implemented. However, some horticultural products such as organic vegetable have been produced and marketed locally, though in a limited numbers and volume.  Except  for  domestic  market,  increase  on demand for organic products in global market are arisen  within  years.  Those  included  the  organic products for food and neutraceutical. Ginger is one of medicinal crops with a good market demand, especially to be exported as a raw material for food and drink supplement industries. Instead for herbal medicine, food and drink supplement industries, the needs on  organic product of ginger would be significantly  arisen  its  economic  value.  Therefore, available technology supporting organic farming on ginger should be identify. Important factors to be concerned in organic farming on ginger are: (a) land use, (b) seeds, (c) fertilizers, (d) integrated control on pest and disease management, (e) buffer zone, and (f) cropping systems. Whereas the problems to be solved are: a) the availability of organic ginger seeds with high quality, b) technology on pest and disease control management, c) synergism cropping system within ginger and others crops.Key Words: Ginger, Zingiber officinale Rosc, technology, organic farming