Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Karakteristik Hidrokimia Akibat Pengaruh Formasi Batuan pada Mata Air Panas Di Desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur Sepridawati Siregar; Desi Kiswiranti; M. Jamaluddin
Piston: Journal of Technical Engineering Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Prodi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.949 KB) | DOI: 10.32493/pjte.v1i2.3192

Abstract

Penelitian dilakukan di desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur tentang pengaruh formasi batuan terhadap karakteristik hidrokimia sumber mata air panas dengan suhu mencapai 500°C di Wana Wisata Prataan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan parameter fisika dan kimia yang terdapat pada sumber mata air panas dan selanjutnya dianalisis hubungan kandungan logam yang dimiliki sumber mata air panas terhadap formasi batuan di daerah Kecamatan Parengan. Pengujian bau dan rasa langsung dilakukan di lokasi penelitian dengan sedikit berbau sulfur dan tidak berasa, sedangkan nilai pH adalah 6,5yang termasuk pada kategori asam. Kandungan sulfur pada mataair panas ini cukup tinggi yaitu 153 mg/L dan nilai kesadahan 65,8mg/L tetapi masih dibawah baku mutu air bersih yang ditetapkan. Sumber mata air panas yang tersingkap di daerah Wukirharjo tersusun atas batugamping dan batupasir kuarsa yang termasuk dalam zona rembang. Dimana zona ini merupakan formasi ngrayong yang terbentuk karena adanya silika yang didominasi oleh logam Fe dengan konsentrasi 10,554 mg/L dan Al dengan konsentrasi 4,552 mg/L. Sumber mata air panas ini memiliki TDS rendah dengan nilai 8,3mg/L dan digolongkan sebagai air lunak (soft water), sehingga masih layak sebagai air pemandian.
Analisis dan Pemanfaatan Unsur Belerang dan Salinitas Lumpur Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobongan, Jawa Tengah Sepridawati Siregar; Nora Idiawati Siregar
POSITRON Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.53 KB) | DOI: 10.26418/positron.v6i1.17126

Abstract

This study was conducted to determine the levels of elemental sulfur and salinity of the mud Bledug Kuwu. The research area has a subsurface lithology bedding rock mud, sand stone and rocks submerged in saltwater, brackish water and sea water. Bledug Kuwu is a phenomenon of volcanic mud. Around Kuwu found several indications of an ancient sea that connect up to the east, that is to Cepu and westward to the region Boja and Cirebon. Judging from geological formations, estimated Kuwu to Cepu was once the sea. The ancient sea stretching from Bledug Kuwu region to the southwest that is to Sangiran and also to Boyolali. Bledug Kuwu mud has a high sulfur and salt contents, evidenced from the results of laboratory analysis where the average concentration of sulfur 62,883 x102 mg/Kg with UV-vis spectrophotometry method and the average of salinity 57,15 mg/L by the Conductometry method. From the analysis, Bledug Kuwu mud can be used for tourism and an additional income for the local community. the mud of Bledug kuwu has high content of sulfur can be used as a treatment especially for skin diseases and salinity can be used for making salt.
KANDUNGAN KARAGENAN Eucheuma cottonii YANG DIBUDIDAYAKAN DI PERAIRAN PULAU LEMUKUTAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA KEDALAMAN BERBEDA Evatricia Ica; Nora Idiawati; Syarif Irwan Nurdiansyah; sukal Minsas; Sepridawati Siregar
Media Akuakultur Vol 17, No 1 (2022): (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.1.2022.17-22

Abstract

Rumput laut merupakan biota laut yang tumbuh dan hampir tersebar diseluruh perairan Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kandungan karagenan rumput laut Eucheuma cottonii yang dibudidayakan pada kedalaman berbeda di perairan Pulau Lemukutan. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Februari sampai Juli 2022 di Desa Teluk Cina, Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang,Kalimantan Barat.Data yang dikumpulkan adalah kandungan karagenan dan parameter kualitas air. Tahapan pertama adalah ekstraksi karagenan, hasil ekstraksi disentrifugasi selanjutnya ditambahkan isopropanol dengan perbandingan (supernatant : isopropanol) adalah 1:3, kemudian didiamkan selama dua jam. Endapan karagenan hasil proses presipitasi dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 60°C. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedalaman berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan karagenan Eucheuma cottonii. Rendemen karagenan tertinggi yang dihasilkan dari penelitian ini terdapat pada kedalaman 90 cm yaitu sebesar 58,00 %, sedangkan pada kedalaman 60 dan 30 cm masing-masing yaitu 56,80 % dan 56,60 %. Hasil uji kadar air dan kadar abu pada rendemen tertinggi memperoleh kadar air 10,4 % dan kadar abu 15,57 %.
Kandungan Klorofil-a dan Karotenoid Pada Eucheuma cottoni yang Dibudidayakan Kedalaman Berbeda di Teluk Cina Pulau Lemukutan Sukal Minsas; Aldhea Rachma Nanda; Syarif Irwan Nurdiansyah; Nora Idiawati; Sepridawati Siregar
Jurnal Kelautan Tropis Vol 26, No 2 (2023): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v26i2.15950

Abstract

Seaweed is one of the low-level plant species in the algae group that lives in water which carries out the process of photosynthesis and requires light. The purpose of this study was to see the content of chlorophyll-a and carotenoids at different depths and to determine the correlation between the content of chlorophyll-a and carotenoids with their physical and chemical parameters. This research was conducted in the waters of the Chinese Bay of Lemukutan Island. The method used in this cultivation is floating cages. The benefit of this research is to determine the optimal content of chlorophyll-a and carotenoids, as well as to provide information that can be studied in the Health and Pharmaceutical Sections. Seaweed cultivation is carried out for 50 days from February to April 2022 on Lemukutan Island. Eucheuma cottoni seaweed was cultivated at a depth of 30 cm, 60 cm and 90 cm. Measurement of chlorophyll-a and carotenoid content was carried out in the laboratory using a spectrophotometer and analyzed using ANOVA on SPSS. This study found that the chlorophyll-a content at a depth of 30 cm was 2.209 mg/g, at a depth of 60 cm was 1.706 mg/g, and at a depth of 90 cm was 1.970 mg/g. As for the carotenoid content, at a depth of 30 cm, it was 0.281 mg/g, at a depth of 60 cm, it was 0.275 mg/g and at a depth of 90 cm, it was 0.337 mg/g.  Rumput laut merupakan salah satu jenis tumbuhan tingkat rendah pada golongan alga yang hidup di air yang melakukan proses fotosintesis dan memerlukan cahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kandungan klorofil-a dan karotenoid terhadap kedalaman yang berbeda dan mengetahui korelasi antara kandungan klorofil-a dan karotenoid dengan parameter fisika dan kimianya. Penelitian ini dilakukan di perairan Teluk Cina Pulau Lemukutan. Metode yang dipakai dalam budidaya ini yaitu keramba apung. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan klorofil-a dan karotenoid yang optimal, serta memberikan informasi yang dapat dikaji dibagian Kesehatan dan farmasi.  Budidaya rumput laut ini dilakukan selama 50 hari dari bulan Februari-April 2022 di Pulau Lemukutan. Rumput laut Eucheuma cottoni dibudidayakan pada kedalaman 30 cm, 60 cm, dan 90 cm. Pengukuran kandungan klorofil-a dan karotenoid dilakukan di laboratorium menggunakan alat spektofotometri dan dianalisis menggunakan ANOVA pada SPSS. Penelitian ini mendapatkan kandungan klorofi-a pada kedalaman 30 cm yaitu 2,209 mg/g, kedalaman 60 cm yaitu 1,706 mg/g, dan kedalaman 90 cm yaitu 1,970 mg/g. Sedangkan untuk kadungan karotenoid yaitu pada kedalaman 30 cm yaitu 0,281 mg/g, kedalaman 60 cm yaitu 0,275 mg/g dan kedalaman 90 cm 0,337 mg/g.
ANALISIS KUALITAS AIR TANAH AKIBAT PENGARUH SUNGAI KLAMPOK YANG TERCEMAR LIMBAH INDUSTRI DI KECAMATAN BERGAS SEMARANG JAWA TENGAH (Analysis of Groundwater Quality Due to Effect Klampok River that was Contaminated Industrial Waste in Bergas Semarang Central Java) Sepridawati Siregar; Desi Kiswiranti
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 26, No 1 (2019): 1
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jml.39962

Abstract

AbstrakSungai Klampok mengalir melalui Kecamatan Bergas dan sekelilingnya terdapat beberapa industri sehingga mengakibatkan sungai tersebut tercemar karena menjadi badan penerima air limbah. Akibat penurunan kualitas air Sungai Klampok akan berimbas pada penurunan kualitas air tanah yang digunakan oleh penduduk sekitar sungai tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah yang berada di sekitar Sungai Klampok sebagai akibat adanya pengaruh beban pencemaran oleh air limbah industri berdasarkan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih. Lokasi pengambilan sampel air sungai dibagi menjadi 3 stasiun (LK1, LK2 dan LK3) sedangkan untuk sampel airtanah dari rumah-rumah penduduk dilakukan pada 6 titik yaitu 3 titik di daerah utara dari Sungai Klampok (U1,U2, U3) dan 3 titik di daerah selatan dari Sungai Klampok (S1,S2, S3). Pengambilan sampel dilakukan pada musim kemarau. Dari hasil uji kualitas air sungai, pencemaran yang terjadi pada air sungai Klampok masuk dalam kategori tercemar ringan-sedang. Sedangkan hasil uji kualitas air tanah masih berada di bawah baku mutu yang disyaratkan oleh Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990, sehingga penurunan kualitas air sungai Klampok tidak mempengaruhi kualitas air tanah di sekitar sungai tersebut. AbstractThe Klampok River flows through the Bergas Subdistrict and there are a number of industries around it, causing the river to become polluted because it becomes the body of the recipient of wastewater. As a result of the decline in the quality of the water in the Klampok River, it will impact on the quality of groundwater used by residents around the river. This study aims to determine the quality of groundwater around the Klampok River as a result of the influence of pollution load by industrial wastewater based on Permenkes No. 416 / MENKES / PER / IX / 1990 concerning requirements for clean water quality. The location of river water sampling is divided into 3 stations (LK1, LK2, and LK3) while for groundwater samples from residential houses is carried out at 6 points, namely 3 points in the northern area of Klampok River (U1, U2, U3) and 3 points in the area south of the Klampok River (S1, S2, S3). Sampling is done in the dry season. From the results of the test of river water quality, pollution that occurs in Klampok river water is categorized as mild-moderate polluted. While the results of groundwater quality testing are still below the quality standards required by Permenkes No. 416 / MENKES / PER / IX / 1990 so that the decline in the water quality of the Klampok river does not affect the quality of groundwater around the river.
Karakteristik Hidrokimia Akibat Pengaruh Formasi Batuan pada Mata Air Panas Di Desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur Sepridawati Siregar; Desi Kiswiranti; M. Jamaluddin
Piston: Journal of Technical Engineering Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Prodi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/pjte.v1i2.3192

Abstract

Penelitian dilakukan di desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur tentang pengaruh formasi batuan terhadap karakteristik hidrokimia sumber mata air panas dengan suhu mencapai 500°C di Wana Wisata Prataan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan parameter fisika dan kimia yang terdapat pada sumber mata air panas dan selanjutnya dianalisis hubungan kandungan logam yang dimiliki sumber mata air panas terhadap formasi batuan di daerah Kecamatan Parengan. Pengujian bau dan rasa langsung dilakukan di lokasi penelitian dengan sedikit berbau sulfur dan tidak berasa, sedangkan nilai pH adalah 6,5yang termasuk pada kategori asam. Kandungan sulfur pada mataair panas ini cukup tinggi yaitu 153 mg/L dan nilai kesadahan 65,8mg/L tetapi masih dibawah baku mutu air bersih yang ditetapkan. Sumber mata air panas yang tersingkap di daerah Wukirharjo tersusun atas batugamping dan batupasir kuarsa yang termasuk dalam zona rembang. Dimana zona ini merupakan formasi ngrayong yang terbentuk karena adanya silika yang didominasi oleh logam Fe dengan konsentrasi 10,554 mg/L dan Al dengan konsentrasi 4,552 mg/L. Sumber mata air panas ini memiliki TDS rendah dengan nilai 8,3mg/L dan digolongkan sebagai air lunak (soft water), sehingga masih layak sebagai air pemandian.