Fachrur Rozi
Indonesian Legumes and Tuber Crops Research Institute

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kemampuan Daya Saing Komoditas Kedelai pada Wilayah Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Fachrur Rozi; Didik Harnowo
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p94-103

Abstract

Swasembada kedelai nasional telah dicanangkan  kembali untuk dicapai pada tahun 2020. Namun, saat ini  areal tanam kedelai  cenderung turun  dan daya saingnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian agroekonomi, dan mengidentifikasi permasalahan dan peluang pengembangan komoditas kedelai pada wilayah perluasan areal tanam baru (PATB). Penelitian dilakukan di lima wilayah yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, dan Lampung. Permasalahan dan peluang  PATB kedelai  diidentifikasi  internal dan  eksternalnya dengan teknik analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peta kekuatan PATB kedelai di masing-masing wilayah  berbeda, sehingga diperlukan strategi khusus untuk masing-masing lokasi tersebut. Dengan menghitung indeks daya saing kedelai terhadap tanaman kompetitor di masing-masing PATB dapat disimpulkan bahwa saat ini daya saing kedelai masih lemah dengan tanaman kompetitor kedelai antara lain jagung, ubi kayu, kacang tanah, tembakau, cabai, bawang merah, dan tanaman tahunan. Kemampuan daya saing kedelai di masing-masing wilayah PATB  bergantung kepada produktivitas kedelai, tingkat harga kedelai, produktivitas tanaman kompetitor dan tingkat harga komoditas kompetitor. Upaya untuk memperkuat daya saing sekaligus meningkatkan semangat berusahatani kedelai dapat dilakukan dengan penerapan regulasi harga dan atau peningkatan produktivitas kedelai.
Prospek Pengembangan Kacang Hijau Berdasarkan Peta Bisnis di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Fachrur Rozi; Andy Wijanarko; Henny Kuntyastuti
Buletin Palawija Vol 18, No 1 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 1, 2020
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v18n1.2020.p33-42

Abstract

Peluang peningkatan produksi kacang hijau di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terbuka luas walaupun ditemui adanya faktor pembatas dalam pengembangannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi permasalahan kacang hijau secara teknis dan sosial ekonomi, serta menyusun model dan strategi pengembangannya berdasarkan posisi peta bisnisnya. Penelitian dilakukan dengan metode survei menggunakan pendekatan PRA dan pengambilan sampel secara ‘purposive’. Pengolahan data dengan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang hijau potensial dikembangkan di Sumba Timur, tetapi terdapat kendala faktor internal dan eksternal (lingkungan). Potensi pengembangan kacang hijau di Sumba Timur ditunjukkan oleh faktor penguat berupa teknologi budi daya yang telah tersedia dan kesesuaian lahan untuk bertanam kacang hijau yang merupakan pengaruh internal usahatani. Pengaruh eksternal yang mendukung pengembangan kacang hijau adalah faktor peluang terdiri atas harga kacang hijau dan permintaan pasar yang tinggi. Selain itu juga ditemukan kelemahan pada faktor internal seperti produktivitas rendah, modal terbatas, kelompok tani pasif dan rasa puas petani dengan kehidupan yang ada (petani ‘laggard’). Pengaruh eksternal yang berpeluang menghambat pengembangan kacang hijau adalah rendahnya infrastruktur, kelangkaan tenaga kerja, serangan hama dan adanya tanaman kompetitor, misalnya jagung. Dengan menganalisis data yang diperoleh, disusun strategi dan prospek pengembangan kacang hijau pada kondisi skala usaha menguntungkan. Strategi jangka pendek yang dapat dilakukan adalah strategi (S-O), yaitu peningkatan kapasitas hasil melalui pengelolaan intensif menggunakan teknologi baru (varietas dan teknik budi daya). Model yang sesuai untuk pengembangan kacang hijau di Sumba Timur NTT adalah model pengembangan kawasan usahatani kacang hijau berbasis korporasi.
Kemampuan Daya Saing Komoditas Kedelai pada Wilayah Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Fachrur Rozi; Didik Harnowo
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.556 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p94-103

Abstract

Swasembada kedelai nasional telah dicanangkan  kembali untuk dicapai pada tahun 2020. Namun, saat ini  areal tanam kedelai  cenderung turun  dan daya saingnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian agroekonomi, dan mengidentifikasi permasalahan dan peluang pengembangan komoditas kedelai pada wilayah perluasan areal tanam baru (PATB). Penelitian dilakukan di lima wilayah yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, dan Lampung. Permasalahan dan peluang  PATB kedelai  diidentifikasi  internal dan  eksternalnya dengan teknik analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peta kekuatan PATB kedelai di masing-masing wilayah  berbeda, sehingga diperlukan strategi khusus untuk masing-masing lokasi tersebut. Dengan menghitung indeks daya saing kedelai terhadap tanaman kompetitor di masing-masing PATB dapat disimpulkan bahwa saat ini daya saing kedelai masih lemah dengan tanaman kompetitor kedelai antara lain jagung, ubi kayu, kacang tanah, tembakau, cabai, bawang merah, dan tanaman tahunan. Kemampuan daya saing kedelai di masing-masing wilayah PATB  bergantung kepada produktivitas kedelai, tingkat harga kedelai, produktivitas tanaman kompetitor dan tingkat harga komoditas kompetitor. Upaya untuk memperkuat daya saing sekaligus meningkatkan semangat berusahatani kedelai dapat dilakukan dengan penerapan regulasi harga dan atau peningkatan produktivitas kedelai.
Prospek Pengembangan Kacang Hijau Berdasarkan Peta Bisnis di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Fachrur Rozi; Andy Wijanarko; Henny Kuntyastuti
Buletin Palawija Vol 18, No 1 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 1, 2020
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.851 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v18n1.2020.p33-42

Abstract

Peluang peningkatan produksi kacang hijau di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terbuka luas walaupun ditemui adanya faktor pembatas dalam pengembangannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi permasalahan kacang hijau secara teknis dan sosial ekonomi, serta menyusun model dan strategi pengembangannya berdasarkan posisi peta bisnisnya. Penelitian dilakukan dengan metode survei menggunakan pendekatan PRA dan pengambilan sampel secara ‘purposive’. Pengolahan data dengan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang hijau potensial dikembangkan di Sumba Timur, tetapi terdapat kendala faktor internal dan eksternal (lingkungan). Potensi pengembangan kacang hijau di Sumba Timur ditunjukkan oleh faktor penguat berupa teknologi budi daya yang telah tersedia dan kesesuaian lahan untuk bertanam kacang hijau yang merupakan pengaruh internal usahatani. Pengaruh eksternal yang mendukung pengembangan kacang hijau adalah faktor peluang terdiri atas harga kacang hijau dan permintaan pasar yang tinggi. Selain itu juga ditemukan kelemahan pada faktor internal seperti produktivitas rendah, modal terbatas, kelompok tani pasif dan rasa puas petani dengan kehidupan yang ada (petani ‘laggard’). Pengaruh eksternal yang berpeluang menghambat pengembangan kacang hijau adalah rendahnya infrastruktur, kelangkaan tenaga kerja, serangan hama dan adanya tanaman kompetitor, misalnya jagung. Dengan menganalisis data yang diperoleh, disusun strategi dan prospek pengembangan kacang hijau pada kondisi skala usaha menguntungkan. Strategi jangka pendek yang dapat dilakukan adalah strategi (S-O), yaitu peningkatan kapasitas hasil melalui pengelolaan intensif menggunakan teknologi baru (varietas dan teknik budi daya). Model yang sesuai untuk pengembangan kacang hijau di Sumba Timur NTT adalah model pengembangan kawasan usahatani kacang hijau berbasis korporasi.