Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KARAKTERISTIK MORFOLOGI TANAMAN CABE JAWA (Piper retrofractum. Vahl) DI BEBERAPA SENTRA PRODUKSI Wawan Haryudin
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 20, No 1 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v20n1.2009.%p

Abstract

Cabe jawa merupakan salah satu tanaman obat potensial Indonesia, namun karakteristik tanaman yang dikembangkan di masing-masing daerah belum diketahui. Pene-litian dilakukan di beberapa daerah sentra produksi yaitu Jawa Tengah (Wonogiri), Jawa Timur (Madura, Lamongan, dan Jember) dan Bali pada Juli 2003 dengan metode observasi langsung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi tanaman di beberapa sentra produksi. Tanaman yang di-amati berumur sekitar 5 tahun, sebanyak 50 tanaman setiap lokasi. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa cabe jawa bervariasi dalam bentuk morfologi daun, buah, batang, dan cabang dari 23 nomor aksesi yang dikarak-terisasi. Karakter yang baik untuk membedakan tanaman cabe jawa adalah bentuk daun dan buah. Morfologi daun cabe jawa dapat dibeda-kan ke dalam 2 kelompok, yaitu bentuk daun lebar (membulat) di daerah Curah Nongko Jember, dan daun sempit (lanset) terdapat hampir di semua lokasi. Bentuk buah dibe-dakan ke dalam 4 kelompok, yaitu bentuk buah bulat panjang, bulat pendek, panjang pipih, dan panjang kecil. Hasil analisis cluster menunjuk-kan bahwa tanaman cabe jawa memiliki tingkat kesamaan yang bervariasi dengan nilai ter-tinggi ditunjukan oleh Piret 22 (92,09) dan terendah pada Piret 1 (26,29).
KARAKTERISTIK MORFOLOGI, ANATOMI DAN PRODUKSI TERNA AKSESI NILAM ASAL ACEH DAN SUMATERA UTARA Wawan Haryudin; Nur Maslahah
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n2.2011.%p

Abstract

Nilam (Pogostemon cablin) merupakan sa-lah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang mempunyai peranan penting, baik sebagai sumber devisa negara maupun se-bagai pendapatan petani. Tanaman nilam telah lama dibudidayakan di Indonesia dengan daerah sentra produksi Aceh, Su-matera Utara dan Bengkulu yang meng-alami perkembangan cukup pesat. Minyak nilam digunakan dalam industri parfum, pembuatan sabun kosmetik, antiseptik dan insektisida. Produksi minyak nilam ditentu-kan oleh varietas. Untuk mendapatkan produksi secara kualitas dan kuantitas yang tinggi diperlukan varietas unggul. Ta-hapan penelitian untuk mendapatkan va-rietas unggul dimulai dari eksplorasi ka-rakterisasi morfologi, anatomi dan pro-duksi terna. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik sejak Januari sampai Desember 2009 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi, anatomi dan produksi 10 aksesi nilam asal Aceh dan Sumatera Utara. Parameter yang di-amati meliputi karakter morfologi, anatomi dan produksi terna serta minyak. Berda-sarkan karakter bentuk daun dan batang tidak banyak ditemukan variasi, namun bi-la dilihat dari karakter bentuk pangkal dan ujung daun terdapat variasi, diantaranya berbentuk tumpul, rata, gasal dan runcing. Karakter jumlah sel/kelenjar minyak yang terletak pada sel palisade maupun sel bu-nga karang sangat bervariasi. Potensi pro-duksi terna segar berkisar antara 96,0-319,1 g/phn, tertinggi terdapat pada ak-sesi TM-3 (319,1 g) terendah pada aksesi SK (96,0 g), produksi terna kering berki-sar antara 35,6-97,9 g/phn, tertinggi pa-da aksesi TM-3 (97,9 g) terendah pada aksesi SK (35,6 g). Kadar minyak atsiri berkisar antara 2,52-4,15% per pohon, tertinggi pada aksesi SK (4,15%) dan terendah pada aksesi Sipede 4 (2,52%).
KARAKTERISTIK MORFOLOGI BUNGA KENCUR (Kaempferia galanga L.) Wawan Haryudin; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v19n2.2008.%p

Abstract

Bunga kencur tergolong bunga sempurna yaitu memiliki benang sari dan putik. Penelitian bertujuan untuk mempelajari biologi bunga tanaman kencur yang dilaksanakan di Rumah Kaca Pemuliaan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Bogor sejak Januari – Desember 2007. Parameter yang diamati adalah jumlah kelopak, warna kelopak, panjang dan lebar kelopak, warna mahkota, jumlah mahkota, panjang dan lebar mahkota, panjang kotak sari, lebar kotak sari, panjang tangkai putik, lebar kepala putik, panjang bunga, panjang tabung bunga, dia-meter tabung bunga, jumlah tepung sari (Pollen) fertil, jumlah tepung sari steril, per-sentase fertilitas dan sterilitas tepung sari. Data dianalisis dengan menggunakan Anova. Jika terdapat beda nyata pada setiap perlakuan di-lanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil analisis menunjukkan morfologi kelopak bunga terpanjang pada V1 (2,30 cm) berbeda nyata dengan V5 tetapi tidak berbeda nyata dengan nomor lainnya. Sedangkan panjang mahkota bunga terdapat pada V4 (1,61 cm) berbeda nyata dengan V5 tetapi tidak berbeda nyata dengan nomor lainnya. Lebar kelopak, lebar mahkota, jumlah kelopak dan jumlah mahkota tidak berbeda nyata dari masing-masing nomor. Morfologi bunga jantan dan bunga betina dari masing-masing parameter yang dianalisis tidak berbeda nyata. Warna bunga kencur putih pada nomor V2 dan ungu terdapat pada nomor V1, V3, V4 dan V5. Bunga kencur merupakan jenis bunga yang termasuk kedalam bunga majemuk yang sem-purna (lengkap) karena terdapat bunga jantan dan bunga betina dalam satu anak bunga. Bunga jantan dan bunga betina matang bersamaan pada saat kuntum mekar penuh dengan masa reseftifitas 5 jam. Reseftifitas bunga jantan ditandai adanya warna kuning pada kotak sari sedangkan reseftifitas bunga betina ditandai ligula pada kepala putik sudah rontok dan terdapat lubang menganga di kepala putik. Fertilitas tepung sari sangat tinggi berkisar antara 97,20-99,14 %. 
STABILITAS KARAKTER MORFOLOGI 10 AKSESI CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) DI KEBUN PERCOBAAN CIKAMPEK Wawan Haryudin; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Stability of 10 Accessions of Java Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) Based on Their Morphological Characteristics at Cikampek Research StationJava long pepper (Piper retrofractum) is an Indonesian native medicinal plant, grows in the yard, field or any humid lands. Valuable parts of java long pepper used as medicine are fruit, leaves and roots. Fruits of java long pepper contains piperin, chavicine, palmatix acid, tetrahy-dropiperic acid, 1-undecylenyl-3, 4-me-thylledioxy benzene, piperidine, essential oil, N-isobutyldeka-trans-4-dienamide, and sesamine. An experiment was perfor-med in Cikampek Research Station (50 m above sea level, C climate type in the classification Schmidth and Ferguson). This experiment was conducted since Ja-nuary to December 2005. Direct observa-tion of some accessions was made to germplasm of java long peppers collected from production center areas in 2003. The aim of this study is to identify mor-phological stability of 10 accessions of java long pepper collection. Parameters observed were stem, leaves and fruit cha-racteristics. Results showed that 10 ac-cessions of java long pepper tested were adapted well at new agro-ecological areas based on stability of morphological charac-ter of leaf, stem and fruits. Except, shape of leaf have changed from lancet to oval. Further, cluster analysis showed that 10 accesions of java long pepper were clas-sified into 2 clusters. The first cluster was divided  into 2 sub clusters on which the first sub cluster consists of 6 accessions and the second one consists of 2 acces-sions as classified by length of shortest stem node (3.69-4.05 cm). The second cluster, there were 2 accessions which were separated from one to the others based on the smallest leaves width (2.11-3.48 cm). 
RESPON TANAMAN CABE JAWA PRODUKTIF TERHADAP PEMUPUKAN DI SUMENEP MADURA Agus Ruhnayat; Rosita Sri Muljati; Wawan Haryudin
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n2.2011.%p

Abstract

Cabe jawa (Piper retrofractum) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang memiliki banyak manfaat dalam pengobat-an. Untuk memperoleh sediaan jamu atau industri farmasi berbahan baku cabe jawa yang terstandar, perlu didukung dengan penyediaan teknologi hulu yang memadai, sehingga simplisia dan ekstrak yang akan digunakan terjamin mutunya. Teknologi budidaya yang dilakukan petani cabe jawa umumnya belum mengacu pada standar good agricultural practice (GAP) untuk mendukung quality, safety, and efficacy (QSE). Produksi dan mutu cabe jawa diduga dapat ditingkatkan melalui pemu-pukan. Penelitian dilakukan untuk menge-tahui respon tanaman cabe jawa produktif terhadap pemupukan organik dan anorga-nik serta komposisinya di sentra produksi Sumenep, Madura. Penelitian mengguna-kan rancangan petak-petak terbagi (split-split plot), dengan 3 ulangan. Sebagai pe-tak utama adalah pupuk kandang sapi (5, 10, 15 kg/phn/th), anak petak adalah dosis pupuk anorganik/urea, SP-36, dan KCl (75 dan 50 g/phn/th), dan sebagai anak anak petak adalah komposisi urea, SP-36, dan KCl (1:1:1, 1:2:2, 2:1:2, dan 2:2:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pem-berian 5 kg/phn/th pupuk kandang de-ngan 75 g/phn/th pupuk urea+SP-36 +KCl (1:2:2) atau 15 kg/phn/th pupuk kandang dengan 50 g/phn/th pupuk urea+SP-36+KCl (2:1:2) dapat me-ningkatkan pertumbuhan tanaman ca-be jawa. Pemberian pupuk kandang saja sebanyak 15 kg/phn/th secara nyata me-ningkatkan produksi buah segar (7.612,5 g/phn), dan buah kering (2.537,5 g/phn setara dengan produksi 6,344 t/ha). Pe-ningkatan produksi cabe jawa kering mencapai 28,24% dibandingkan dengan rata-rata petani Sumenep. Kadar piperin (1,87%) dan minyak atsiri (0,91%) yang dihasilkan telah memenuhi standar farma-kope herbal Indonesia.
RESPON TANAMAN CABE JAWA PRODUKTIF TERHADAP PEMUPUKAN DI SUMENEP MADURA Agus Ruhnayat; Rosita Sri Muljati; Wawan Haryudin
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n2.2011.%p

Abstract

Cabe jawa (Piper retrofractum) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang memiliki banyak manfaat dalam pengobat-an. Untuk memperoleh sediaan jamu atau industri farmasi berbahan baku cabe jawa yang terstandar, perlu didukung dengan penyediaan teknologi hulu yang memadai, sehingga simplisia dan ekstrak yang akan digunakan terjamin mutunya. Teknologi budidaya yang dilakukan petani cabe jawa umumnya belum mengacu pada standar good agricultural practice (GAP) untuk mendukung quality, safety, and efficacy (QSE). Produksi dan mutu cabe jawa diduga dapat ditingkatkan melalui pemu-pukan. Penelitian dilakukan untuk menge-tahui respon tanaman cabe jawa produktif terhadap pemupukan organik dan anorga-nik serta komposisinya di sentra produksi Sumenep, Madura. Penelitian mengguna-kan rancangan petak-petak terbagi (split-split plot), dengan 3 ulangan. Sebagai pe-tak utama adalah pupuk kandang sapi (5, 10, 15 kg/phn/th), anak petak adalah dosis pupuk anorganik/urea, SP-36, dan KCl (75 dan 50 g/phn/th), dan sebagai anak anak petak adalah komposisi urea, SP-36, dan KCl (1:1:1, 1:2:2, 2:1:2, dan 2:2:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pem-berian 5 kg/phn/th pupuk kandang de-ngan 75 g/phn/th pupuk urea+SP-36 +KCl (1:2:2) atau 15 kg/phn/th pupuk kandang dengan 50 g/phn/th pupuk urea+SP-36+KCl (2:1:2) dapat me-ningkatkan pertumbuhan tanaman ca-be jawa. Pemberian pupuk kandang saja sebanyak 15 kg/phn/th secara nyata me-ningkatkan produksi buah segar (7.612,5 g/phn), dan buah kering (2.537,5 g/phn setara dengan produksi 6,344 t/ha). Pe-ningkatan produksi cabe jawa kering mencapai 28,24% dibandingkan dengan rata-rata petani Sumenep. Kadar piperin (1,87%) dan minyak atsiri (0,91%) yang dihasilkan telah memenuhi standar farma-kope herbal Indonesia.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI BUNGA KENCUR (Kaempferia galanga L.) Wawan Haryudin; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v19n2.2008.%p

Abstract

Bunga kencur tergolong bunga sempurna yaitu memiliki benang sari dan putik. Penelitian bertujuan untuk mempelajari biologi bunga tanaman kencur yang dilaksanakan di Rumah Kaca Pemuliaan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Bogor sejak Januari – Desember 2007. Parameter yang diamati adalah jumlah kelopak, warna kelopak, panjang dan lebar kelopak, warna mahkota, jumlah mahkota, panjang dan lebar mahkota, panjang kotak sari, lebar kotak sari, panjang tangkai putik, lebar kepala putik, panjang bunga, panjang tabung bunga, dia-meter tabung bunga, jumlah tepung sari (Pollen) fertil, jumlah tepung sari steril, per-sentase fertilitas dan sterilitas tepung sari. Data dianalisis dengan menggunakan Anova. Jika terdapat beda nyata pada setiap perlakuan di-lanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil analisis menunjukkan morfologi kelopak bunga terpanjang pada V1 (2,30 cm) berbeda nyata dengan V5 tetapi tidak berbeda nyata dengan nomor lainnya. Sedangkan panjang mahkota bunga terdapat pada V4 (1,61 cm) berbeda nyata dengan V5 tetapi tidak berbeda nyata dengan nomor lainnya. Lebar kelopak, lebar mahkota, jumlah kelopak dan jumlah mahkota tidak berbeda nyata dari masing-masing nomor. Morfologi bunga jantan dan bunga betina dari masing-masing parameter yang dianalisis tidak berbeda nyata. Warna bunga kencur putih pada nomor V2 dan ungu terdapat pada nomor V1, V3, V4 dan V5. Bunga kencur merupakan jenis bunga yang termasuk kedalam bunga majemuk yang sem-purna (lengkap) karena terdapat bunga jantan dan bunga betina dalam satu anak bunga. Bunga jantan dan bunga betina matang bersamaan pada saat kuntum mekar penuh dengan masa reseftifitas 5 jam. Reseftifitas bunga jantan ditandai adanya warna kuning pada kotak sari sedangkan reseftifitas bunga betina ditandai ligula pada kepala putik sudah rontok dan terdapat lubang menganga di kepala putik. Fertilitas tepung sari sangat tinggi berkisar antara 97,20-99,14 %. 
STABILITAS KARAKTER MORFOLOGI 10 AKSESI CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) DI KEBUN PERCOBAAN CIKAMPEK Wawan Haryudin; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Stability of 10 Accessions of Java Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) Based on Their Morphological Characteristics at Cikampek Research StationJava long pepper (Piper retrofractum) is an Indonesian native medicinal plant, grows in the yard, field or any humid lands. Valuable parts of java long pepper used as medicine are fruit, leaves and roots. Fruits of java long pepper contains piperin, chavicine, palmatix acid, tetrahy-dropiperic acid, 1-undecylenyl-3, 4-me-thylledioxy benzene, piperidine, essential oil, N-isobutyldeka-trans-4-dienamide, and sesamine. An experiment was perfor-med in Cikampek Research Station (50 m above sea level, C climate type in the classification Schmidth and Ferguson). This experiment was conducted since Ja-nuary to December 2005. Direct observa-tion of some accessions was made to germplasm of java long peppers collected from production center areas in 2003. The aim of this study is to identify mor-phological stability of 10 accessions of java long pepper collection. Parameters observed were stem, leaves and fruit cha-racteristics. Results showed that 10 ac-cessions of java long pepper tested were adapted well at new agro-ecological areas based on stability of morphological charac-ter of leaf, stem and fruits. Except, shape of leaf have changed from lancet to oval. Further, cluster analysis showed that 10 accesions of java long pepper were clas-sified into 2 clusters. The first cluster was divided  into 2 sub clusters on which the first sub cluster consists of 6 accessions and the second one consists of 2 acces-sions as classified by length of shortest stem node (3.69-4.05 cm). The second cluster, there were 2 accessions which were separated from one to the others based on the smallest leaves width (2.11-3.48 cm). 
KARAKTERISTIK MORFOLOGI TANAMAN CABE JAWA (Piper retrofractum. Vahl) DI BEBERAPA SENTRA PRODUKSI Wawan Haryudin
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 20, No 1 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v20n1.2009.%p

Abstract

Cabe jawa merupakan salah satu tanaman obat potensial Indonesia, namun karakteristik tanaman yang dikembangkan di masing-masing daerah belum diketahui. Pene-litian dilakukan di beberapa daerah sentra produksi yaitu Jawa Tengah (Wonogiri), Jawa Timur (Madura, Lamongan, dan Jember) dan Bali pada Juli 2003 dengan metode observasi langsung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi tanaman di beberapa sentra produksi. Tanaman yang di-amati berumur sekitar 5 tahun, sebanyak 50 tanaman setiap lokasi. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa cabe jawa bervariasi dalam bentuk morfologi daun, buah, batang, dan cabang dari 23 nomor aksesi yang dikarak-terisasi. Karakter yang baik untuk membedakan tanaman cabe jawa adalah bentuk daun dan buah. Morfologi daun cabe jawa dapat dibeda-kan ke dalam 2 kelompok, yaitu bentuk daun lebar (membulat) di daerah Curah Nongko Jember, dan daun sempit (lanset) terdapat hampir di semua lokasi. Bentuk buah dibe-dakan ke dalam 4 kelompok, yaitu bentuk buah bulat panjang, bulat pendek, panjang pipih, dan panjang kecil. Hasil analisis cluster menunjuk-kan bahwa tanaman cabe jawa memiliki tingkat kesamaan yang bervariasi dengan nilai ter-tinggi ditunjukan oleh Piret 22 (92,09) dan terendah pada Piret 1 (26,29).