Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pewarisan Karakter Ketahanan Terhadap Nematoda Puru Akar (Meloidogyne incognita) Pada Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Untung Setyo Budi; Nur Basuki; , Sudjindro
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6755

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pewarisan karakter ketahanan tanaman F1 hasil persilangan interspesifik antara kenaf (Hibiscus cannabinus L. 2n=2x=36) dengan kerabat liarnya H. radiulus L. atau radiatus (2n=4x=72) yang tahan terhadap serangan Nematoda Puru Akar (NPA). Percobaan telah dilaksanakan di Kebun Benih Roscla PTPN XI, Kendalrejo, Kabupaten Blitar pada bulan Februari s/d Agustus 2003, pada jenis tanah berpasir berstruktur ringan dengan kesuburan sedang dan banyak mengandung larva NPA nya dari spesies M. infognita. Pengamatan dan perhitungan larva NPA dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) Malang. Genotipe F1 dari 5 set persilangan interspesifik antara kenaf dan H. radiatus ditambah masing-masing tetua ditanam dengan metoda baris dengan jarak tanam 20 cm × 20 cm. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah puru akar per tanaman, kerusakan akar tanaman, populasi larva NPA dalam tanah sebagai faktor R (R = reproduksi larva), populasi larva NPA dalam akar tanaman. Untuk mengetahui dan menduga pewarisan karakter dan peran gen ketahanan dilakukan dengan heritabilitas dan nisbah potensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pewarisan karakter ketahanan terhadap NPA pada F1 dari persilangan KR 6 × Kal II dan KR 11 × Kal II dikendalikan secara genetik dengan peran gen aditif, sedangkan F1 dari persilangan KR 12 × Kal 11 dikendalikan oleh gen nonaditif, serta F1 dari persilangan Hc G-1 × Kal II dan Hc G-51 Kal II dikendalikan secara genetik dengan peran gen resesif.
Keragaan Klon-Klon Abaca (Musa Textilis Nee) Hasil Kultur In-Vitro pada Fase Aklimatisasi P Parnidi; Untung Setyo Budi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (961.927 KB)

Abstract

Pengadaan bibit pada tanaman abaca secara masal melalui perbanyakan vegetatif lebih sulit dilakukan dibandingkan melalui perbanyakan generatif. Sejalan dengan perkembangan teknik kultur jaringan, pengadaan bibit secara masal melalui perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan mudah. Aklimatisasi merupakan tahapan dalam teknik kultur jaringan guna membantu planlet untuk berdaptasi di lingkungan non steril. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keragaan klon-klon abaca (Musa textilis nee) hasil kultur in-vitro pada fase aklimatisasi dilakukan di rumah kasa Balittas Malang pada bulan November 2012 - Maret 2013 dengan menggunakan 11 klon abaca. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang 4 kali. Setiap perlakuan dalam satu ulangan terdiri dari 25 planlet. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah tunas, jumlah daun, panjang dan lebar daun. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada signifikansi 95%. Analisis korelasi dan regresi antara panjang dan lebar daun dengan tinggi dan diameter bibit abaca dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak minitab 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon Tangongon EMS menghasilkan karakter morfologi (tinggi, lingkar batang,panjang dan lebar daun) yang lebih baik dibandingkan klon-klon lainnya.