Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

ANALISIS KELAYAKAN DAN FINANSIAL DALAM PENYEDIAAN BENIH BERMUTU JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) Sujianto Sujianto; Agus Wahyudi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 1 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v26n1.2015.77-86

Abstract

Tingginya minat petani menanam jahe merah meningkatkan permintaan benih bermutu. Benih yang sehat dan berviabilitas tinggi merupakan faktor input yang paling menentukan produktivitas tanaman disamping faktor lainnya seperti pupuk dan pestisida. Ketersediaan benih merupakan pasokan input yang secara berkelanjutan harus terjamin mutunya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa potensi dan kendala penyediaan benih jahe melalui budidaya dalam polibag, sertifikasi dan sistem mutu benih. Analisis kelayakan finansial dilakukan pada usaha agribisnis perbenihan jahe merah. Penelitian di lakukan di Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor, Jawa Barat. Analisis kualitatif menggunakan software SWOTchart.xls berbasis Microsoft Excel. Pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk melihat tingkat kelayakan usaha meliputi perhitungan struktur biaya, analisis R/C rasio, B/C rasio, dan Net Present Value (NPV). Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor dalam sistem budidaya perbenihan jahe merah dalam polibag secara bersama dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) serta dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Berdasarkan analisis finansial, kegiatan usaha perbenihan jahe dalam polibag menguntungkan (profitable) dengan R/C rasio dan B/C rasio berturut-turut sebesar 2,13 dan 1,13 serta NPV (13%) bernilai positif. Komposisi dan jumlah total biaya perbenihan jahe dalam polibag memerlukan modal lebih tinggi dibandingkan dengan sistem budidaya konvensional.