Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TIPOLOGI HUNIAN PESISIR DI PERKAMPUNGAN BAJO DESA LAMANGGAU KECAMATAN TOMIA KABUPATEN WAKATOBI ARIFIN ARIFIN; ISHAK KADIR; LA ODE AMRUL HASAN
Jurnal Malige Arsitektur Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Malige Arsitektur
Publisher : Jurnal Malige Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKRumah atau hunian pesisir yang ada di desa Lamanggau pulau Tolandono merupakan salah satu langgam hunian yang ada di kabupaten Wakatobi. Di desa Lamanggau dihuni oleh masyarakat asli Wakatobi dan masyarakat suku Bajo sehingga terdapat elaborasi budaya yang mengakibatkan banyaknya sebaran-sebaran hunian yang diyakini memiliki nilai arsitektur tersendiri yang perlu dikaji dan diangkat sebagai salah satu langgam arsitektur yang memiliki ciri khas tersendiri. Di Pulau Tomia khususnya di desa lamanggau sendiri, pengetahuan terkait wajah dari arsitektur lokalnya sudah mulai dilupakan bahkan banyak yang sudah tidak mengenalnya, hal inilah yang kemudian menjadi sebuah dasar untuk kembali menggali nilai-nilai arsitektur lokal yang ada di pulau Tomia khususnya desa Lamanggau dengan mengungkap wajah dan bentuk rumah tradisional mereka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif rasionalistik.Hasil penelitian ini menemukan bahwah permukiman pesisir di desa Lamanggau terdiri dari tiga zonasi kawasan yaitu zona perairan, zona peralihan dan zona daratan, sementara tipologi hunian pesisir yang ada di desa Lamanggau dikelompokan kedalam tiga kategori. Pertama berdasarkan bentuk bangunanya (Physical Sistem) hunian di desa Lamanggau terbagi menjadi tiga tipe yaitu hunian tipe sa poporoki, hunian tipe dua poporoki dan hunian tipe tolu poporoki, berdasarkan strukturnya (Physical Sistem) hunian di desa Lamanggau terbagi menjadi dua tipe yaitu hunian tipe tolu ndeu dan hunian tipe hato ndeu. Sementara berdasarkan tatanan spasialnya (Spasial Sistem), hunian di desa Lamanggau terbagi menjadi dua tipe yaitu hunian asli suku Wakatobi di desa Lamanggau dan hunian asli suku Bajo di desa Lamanggau dan berdasarkan ragam hias atau ornement (Stylitic Sistem) hunian di desa Lamanggau terbagi menjadi dua tipe yaitu tipe hunian dengan ragam hias berupa tuora hetade, tuora hembale atau les dindeh dan balo-balo atau tontongah dan tipe hunian dengan ragam hias hanya terdapat balo-balo atau tontongah.Kata Kunci: Tipologi, Arsitektur Tradisional Wakatobi, Permukiman Pesisir,  Lamanggau. ABSTRACTThe house or coastal dwelling in the village of Lamanggau, Tolandono island is one of the residential styles in Wakatobi district. In the village of Lamanggau, it is inhabited by the indigenous Wakatobi people and the Bajo tribal community, so there is a cultural elaboration that results in a large number of residential distributions which are believed to have their own architectural value that needs to be studied and appointed as an architectural style that has its characteristics. On Tomia Island, especially in the village of Lamanggau itself, knowledge related to the face of the local architecture has begun to be forgotten even many who do not know it, this is what later became a basis for re-exploring the local architectural values that exist on the island of Tomia, especially in the village of Lamanggau by revealing the faces and shapes of their traditional houses. This study uses a rationalistic qualitative research method. This study found that coastal settlements in Lamanggau village consist of three regional zonings, namely the water zone, the transition zone, and the land zone. In contrast, the typology of coastal settlements in the village of Lamanggau is grouped into three categories. First, based on the form of the building (Physical System), the dwelling in Lamanggau village is divided into three types, namely the sa poporoki type dwelling, the dua poporoki type dwelling, and the tolu poporoki type dwelling. Tolu ndeu and hato ndeu type housing. Meanwhile, based on the spatial arrangement (Spatial System), the houses in the village of Lamanggau are divided into two types, namely the original homes of the Wakatobi tribe in the town of Lamanggau and the original places of the Bajo tribe in the village of Lamanggau. The type is the type of dwelling with decorations in the form of tuora hetade, tuora hembale or les dindeh and balo-balo or tontongah and the type of dwelling with decorations that only has balo-balo or tontongah.Keywords: Typology, Wakatobi Traditional Architecture, Coastal Settlements, Lamanggau.
KARAKTERISTIK HUNIAN DI KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI LASOLO Nuzul Iqra Muhammad; Ishak Kadir; Sitti Rosyidah
Jurnal Malige Arsitektur Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Malige Arsitektur
Publisher : Jurnal Malige Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Kendari merupakan salah satu Kota perdagangan dan jasa yang berkembang pesat sehingga menimbulkan daya tarik bagi masyarakat luar untuk urbanisasi. Salah satu permukiman yang memiliki kepadatan hunian yang tinggi yakni di bantaran Sungai Lasolo. Fenomena yang berkembang yakni adanya bangunan yang berdiri di bantaran tanggul sungai padahal hal tersebut bertentangan dengan regulasi yang ditetapkan, Penelitian ini bertujuan untuk mendeskriptifkan karakteristik bentuk hunian di Permukiman Bantaran Sungai Lasolo dan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi sebagai upaya memaknai suatu fenomena dengan menganalisis data berdasarkan indikator keteraturaan bangunan, kualitas bangunan, dan kepadatan bangunan. Metode pengambilan data dilakukan dengan observasi sample hunian, kemudian dianalisis berdasarkan indikator tersebut. Hasil penelitian karakteristik hunian pada tampilan bangunan secara visual tidak beraturan karena dipengaruhi arah aliran sungai sehingga berpola linear memanjang dengan komposisi kepadatan bangunan yang besar serta pola hubungan ruang yang bersifat terbuka. Beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk hunian di permukiman Bantaran Sungai lasolo membuat masyarakat tidak memiliki jalan lain selain mempertahankan bentuk huniannya yakni dipengaruhi oleh aspek sosial berkaitan dengan kependudukan, faktor ekonomi terkait tingkat penghasilan, dan budaya yang berkaitan dengan status kepemilikan hunian sehingga mempengaruhi tatanan bentuk hunian.
Perubahan Spasial Permukiman Sulaa Baubau Pasca Reklamasi Pantai Ishak Kadir; Achmad Djunaedi
Forum Teknik Vol 36, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2168.134 KB)

Abstract

     Sulaa is one of the coastal villages in Baubau, most people work as fishermen and weaver, therefore the sea is a very important part of their lives. Local Government has reclaimed Sulaa coast as an effort to solve abrasion that was faced by Sulaa’s people every year. The reclamation has impact on the social, economic, and cultural community. This paper aims to show the variety of spatial changes of settlements and spatial behavior of people in the postreclamation of the coastal settlement. This research uses Phenomonology paradigm and inductive analysis methods. The main instrument is the researcher ownself with the hypothesis that a researcher can see the object in its context, observes directly and improves the awarness continuously.     This research showed there are spatial changes occured in post-reclamation of the coastal settlement, includes (1) a change in the spatial patterns and density of buildings, which is followed by a change in the orientation of the building and adjustment of space in their homes, especially the buildings in the area of reclamation;(2) spatial patterns of social, economic and cultural community tends to be oriented to the shore.Keywords: Spatial changes, post-reclamation of the coastal settlement, Sulaa.
ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN EKS MTQ SEBAGAI KAWASAN TERPADU DI KOTA KENDARI Arif Jaya Pamana; Ishak Kadir; Muh. Husni Kota; Ilham Ilham
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol.5 No.2 Oktober Tahun 2023
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v5i2.47442

Abstract

Kawasan Eks MTQ menjadi sebuah ikonik Kota Kendari tetapi belum memberikan sebuah dampak yang besar bagi Kota Kendari khususnya dalam segi ekonomi. Kawasan Eks MTQ ini memilki banyak potensi yang dapat digali mulai dari potensi sebagai kawasan pusat perdagangan, pusat perkantoran, kuliner, hiburan , rekreasi, olahraga, edukasi, seni dan budaya yang mestinya dapat memberikan dampak besar apabila potensi ini dapat dikembangkan dalam hal ini menjadikanya sebagai kawasan terpadu di Kota Kendari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan potensi yang di miliki Kawasan Eks MTQ Kota Kendari sehingga dapat dirumuskan Konsep Pengembangan Kawasan Eks MTQ Kota Kendari Menjadi Kawasan Terpadu di Kota Kendari. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan validasi menggunakan teknik Triangulasi. Hasil dari penelitian ini di dapatkan bahwa kawasan Eks MTQ tersebut dapat dijadikan sebagai kawasan pusat perdagangan, pusat perkantoran, kuliner, hiburan , rekreasi, olahraga, edukasi, seni dan budaya sehingga bila dikembangakan nantinya dapat menjadi kawasan terpadu di Kota Kendari yang dapat mengakomodasi tuntutan aktivitas masyarakat sehingga dapat menjadi ruang publik yang berkualitas bagi Kota Kendari Kata Kunci : Potensi, Karakteristik, Konsep Pengembangan
ANALISIS PRIORITAS PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DI KECAMATAN KENDARI BARAT Ayu Regina; Ishak Kadir; La Ode Muh Golok Jaya
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol 3 No 2 Oktober Tahun 2021
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v3i2.23457

Abstract

Permukiman kumuh dicirikan dengan tidak atau kurang infrastruktur dan kondisi hunian yang tidak layak. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik tingkat kekumuhan permukiman, menganalisis prioritas penanganan permukiman kumuh dan merumuskan konsep dan strategi penanganan permukiman kumuh di Kecamatan Kendari Barat. Perumusan skala prioritas menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menguraikan tujuan, perumusan kriteria dan memilih prioritas penanganan berdasarkan penjumlahan bobot dari setiap kriteria penilaian.Berdasarkan analisis tingkat kekumuhan, prioritas penanganan permukiman kumuh berdasarkan tingkat kekumuhan meliputi 6 (enam) Kelurahan dengan tingkat kumuh ringan melalui pola penanganan  peremajaan.  Prioritas penanganan permukiman kumuh di Kecamatan Kendari Barat berdasarkan kriteria kondisi fisik lingkungan yaitu proteksi kebakaran (0,30), bangunan gedung (0,16), penyediaan air minum (0,14), drainase lingkungan (0,14), pengelolaan air limbah (0,11), pengelolaan persampahan (0,10) dan jalan lingkungan (0,04). Selain pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, dukungan pemerintah daerah, pemerintah pusat, pihak swasta dan masyarakat dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh seperti peraturan penanganan, antisipasi tumbuhkan permukiman kumuh baru, perencanaan secara kompreshensif dan berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja atau sumber perekonomian baru dan kesadaran tentang budaya hidup sehat bagi masyarakat yang bermukim di permukiman kumuh Kecamatan Kendari Barat. Kata Kunci : Permukiman Kumuh, Prioritas, Penanganan
ANALISIS KARATERISTIK DAN STRATEGI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN PUNGGALOBA KECAMATAN KENDARI BARAT Citra Fatrisia Lase Panggalo; Abdul Kadir; Ishak Kadir
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol.2 No.1 Mei Tahun 2020
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v2i1.13948

Abstract

Permukiman yang ada  di Kelurahan Punggaloba,  dimana sebagian besar keadaan wilayahnya terletak didataran tinggi atau perbukitan merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Kendari Barat yang masih terdapat kawasan permukiman kumuh yang tersebar di beberapa RT/RW.  Perkembangan perumahan di Kelurahan Punggaloba Kecamatan Kendari Barat tidak dibarengi dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karateristik tingkat kekumuhan yang berada di Kelurahan Punggaloba Kecamatan Kendari Barat, berdasarkan penilaian dari ketujuh + 1 indikator yaitu: (1) kondisi bangunan gedung, (2) kondisi jalanan lingkungan, (3) kondisi penyediaan air minum, (4) kondisi drainase lingkungan, (5) kondisi pengelolaan air limbah, (6) kondisi pengelolaan persampahan, (7) kondisi proteksi kebakaran dan (8) ruang terbuka publik. Manfaat dari penelitian ini sebagai masukan bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Pemerintah Kota Kendari dalam mengambil kebijakan untuk penanganan masalah permukiman kumuh. metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah deskriptif kualitatif dan analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats). Hasil analisis menunjukan bahwa karateristik permukiman kumuh yang terdapat di Kelurahan Punggaloba Kecamatan Kendari Barat masuk dalam kategori kumuh perbukitan. Kata Kunci: karateristik permukiman kumuh perbukitan, 7 +1 indikator penilaian kumuh.
Pola Penanganan Pemukiman Kumuh Kelurahan Abeli Kota Kendari Heber Heber; Abdul Kadir; Ishak Kadir
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol.4 No.2 Oktober Tahun 2022
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v4i2.27304

Abstract

Slum settlements are uninhabitable settlements because of building irregularities, high levels of building density, and the quality of buildings and facilities and infrastructure that do not meet the requirements, while slum housing is housing that has decreased quality as a residential and slum area is an area with high population density in a city.The purpose of the study was to describe the Pattern of Handling Quality Improvement of Slum Settlements from the Aspects of Environmental Physical Management in Abeli Village.The research method is descriptive research by describing the phenomenon and method of analysis using the Triagulation method.The results of the study show that the scenario of slum handling in Abeli Village is done by using technical patterns of handling slum patterns; (1) Restoration and (2) Rejuvenation, through technical handling with physical handling on; (1) house building; (2) environmental roads; (3) provision of drinking water; (4) environmental drainage; (5) waste water management; (6) waste management; (7) providing fire protection and (8) providing green open space.To complete the slum handling in a coordinated manner, the collaboration model is carried out, with the effectiveness of (1) Participation; (2) Acceptance; (3) Communication; (4) Mutual trust; and (5) Sharing.In optimizing slum handling, it is expected that joint arrangements in the form of a participatory agreement, because in handling, with collaborative models that are in accordance with the agreement with the community.