Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal 'Aisyiyah Medika

PENGARUH SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI DAUN PURUN TIKUS (Eleocharisdulcis) DENGAN MENGGUNAKAN METODE Ultrasonic assisted-Extraction PADA AKTIVITAS ANTIJAMUR Mayang Tari; Yudi Arina
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 1: Februari 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i1.574

Abstract

Latar Belakang: Iklim tropis dengan kelembapan udara yang tinggi menjadikan Indonesia menjadi tempat yang mendukung untuk pertumbuhan jamur. Jamur Candida albicans dikenal sebagai penyebab penyakit akibat pola hidup yang tidak bersih, salah satu penyakit yang ditimbulkan adalah kadidiasis. Berdasarkan laporan penelitian sebelumnya, dengan kandungan total flavonoid sebesar 86,17 mg/g. Purun tikus memiliki aktivitas antioksidan, dan aktivitas  antibakteri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui aktivitas anti jamur, dan mengetahui perbandingan rendemen  purun tikus  berdasarkan suhu dan waktu ekstraki. Metode:  penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Hasil:  Dilihat dari hasil uji statistik Mann-whitney pada tabel 4.3, pada perlakuan  35 menit dengan perlakuan 50 menit memiliki nilai signifikan 0,513 pada p ≤ 0,05, yang berarti tidak memiliki perbedaan yang nyata antara perlakuan lama waktu 35 menit dengan 50 menit. Hal yang sama terjadi pada perlakuan 50 menit dengan 65 menit, hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikan 0,513 pada p ≤ 0,05 yang juga berarti antara perlakuan 50 menit dengan 65 menit tidak memiliki perbedaan yang nyata. Perbedaan yang nyata terlihat pada perlakuan 35 menit dan 65 menit dengan nilai signifikan 0,05 pada p ≤ 0,05. Metode kontrol dengan maserasi diketahui persen ekstrak yang diperoleh yaitu sebesar 9,65%. Untuk aktivitas antijamur, ekstrak purun tikus tidak memiliki aktivitas jamur dikarenakan faktor permukaan tubuh jamur itu sendiri, pemanasan saat ekstraksi. Kesimpulan:  ekstraksi dengan metode UAE dapat meningkatkan rendemen ekstrak dan ekstrak purun tikus tidak memiliki aktivitas antijamur. Kata Kunci: UAE, Ultrasonic assisted-extraction, Eleocharisdulcis, Candida albicans
PENGARUH EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Delile) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans Susanti Delina; Yudi Arina; Novy Morlina Indah Sari
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 4: Agustus 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.009 KB) | DOI: 10.36729/jam.v4i3.211

Abstract

Latar belakang: Salah satu jamur yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada kulit manusia adalah jamur Candida albicans. Obat-obatan yang sering digunakan untuk terapi penyakit infeksi biasanya berupa obat terapi modern, tetapi obat terapi modern tersebut berisiko dengan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan, bahkan tak jarang menimbulkan resistensi. Penggunaan daun afrika secara empiris banyak digunakan oleh masyarakat dengan pengolahan yang sederhana yaitu dengan cara meminum air rebusan dari daun afrika. Metode: penelitian ini merupakan eksperimental laboratorik dengan posttest only control grup design. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2019. Penelitian meliputi tahap preparasi (determinasi tanaman, pengambilan sampel, pembuatan simplisia, uji mutu simplisia) Tahap ekstraksi, skrining fitokimia, fraksinasi kemudian tahap pengujian pada biakan jamur Candida albicans. Konsentrasi ekstrak yaitu 20%, 30%, 40% dan 50%, konsentrasi fraksi yaitu 60%, 80% dan 100%. Dengan kontrol positif ketokonazol dan kontrol negative Na-CMC. Hasil: Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak dengan konsentrasi 20%, 30%, 40% dan 50% dan fraksi dengan konsentrasi 60%, 80% dan 100% memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Kesimpulan: Ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun afrika memiliki daya antijamur terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Daya antijamur yang diberikan dilihat dari luasnya zona hambat yang diberikan. Perbedaan zona hambat antar konsentrasi ekstrak dan fraksi tidak terlalu berbeda.Kata kunci      : Ekstrak, Fraksi, Daun Afrika, Candida albicans
OPTIMASI FORMULA LIPSTIK EKSTRAK BIJI COKLAT (Theobroma cacao L.) DENGAN KOMBINASI BASIS CARNAUBA WAX DAN PARAFFIN WAX MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN Galih Pratiwi; Yudi Arina; Mayang Tari; Shaum Shiyan; Mas Ayu Anggun Prasasty
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 8, No 1: Februari 2023 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v8i1.982

Abstract

Latar Belakang: Lipstik merupakan salah satu kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan memberikan ekspresi wajah yang menarik. Ekstrak biji coklat (Theobroma cacao L.) mengandung antosianin yang berpotensi sebagai zat warna alami. Metode simplex lattice design (SLD) mudah digunakan dan dapat digunakan untuk memprediksi formula optimum sediaan lipstik ekstrak biji coklat. Tujuan: Diketahuinya komposisi bahan carnauba wax dan paraffin wax penyusun formula optimum lipstik dan karakteristiknya Metode: Pendekatan design of experiment (DoE) dengan SLD menggunakan piranti lunak design expert. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Agustus 2022 di Laboratorium Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Palembang. Parameter yang diuji meliputi organoleptis, homogenitas, daya oles, titik leleh, pH, daya lekat. Analisis data menggunakan pendekatan DoE. Hasil: Formula optimum yang diperoleh dari sediaan lipstik kombinasi carnauba wax dan paraffin wax yaitu berturut-turut 5,561 % dan 19,439 %. Formula optimum memiliki daya lekat 82 ± 13,25 detik dan titik leleh 68 ± 1,89. Lipstik biji coklat berwarna ungu dengan bau khas coklat, homogen, merata dengan warna intensif Saran: Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap kandungan kimia ekstrak biji coklat. Kata Kunci: Lipstik, Theobroma cacao, optimasi, design of experiment, simplex lattice design