Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The effect of tempe biscuit consumption on increasing anemia youth Hb levels Siti Patimah; Meti Megawati
Syntax Idea Vol 4 No 4 (2022): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v4i4.1824

Abstract

Anemia occurs a lot in the community, especially in adolescents and pregnant women.Ministry of Health research on anemia prevalence in Indonesia is 21.7% with anemia sufferers aged 5-14 years 26.4% and 18.4% aged 15-24 years (Ministry of Health, 2014). Young women have ten times greater risk of anemia compared to young men. The most common cause of anemia is iron deficiency which includes 50% of all cases of anemia. One obstacle in giving TTD tablets to adolescents is that they are not consumed by teenagers for various reasons. One of the alternative efforts to treat anemia is Fe fortification. The research method used in this study is a type of experimental research. The research design used at the clinical trial stage was True Experimental and the product testing phase was quasi-experimental, with the design of the Two Group Pretest Posttest Design. The population in this study were students of the seventh grade of Tasikmalaya Middle School 9 with 178 people. Based on the calculation of the sample obtained a sample size of 43 people. The sampling technique uses purposive sampling technique. The results were analyzed using univariate and bivariate analysis with analysis of non parametric Wilcoxon test. The results of the study found that the organoleptic sample E test had a higher value than the other samples so that sample E was selected. The statistical test results of the treatment group pretest mean is 10.22 and the posttest mean is 10.35. For the median pretest 10.35 while the median posttest was 10.60. There was a significant increase from the results of the posttest pretest. Bivariate testing with the Wilcoxon test obtained a value of ρ 0,000 <0,05 so that it can be concluded that there was an effect of iron fortification and vitamin C on tempe biscuits on the levels of juvenile Hb anemia.
PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Meti Megawati; Atit Tajmiati; Sariestya Rismawati; Dita Eka Mardiani
Media Informasi Vol 12, No 2 (2016): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.025 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v12i2.50

Abstract

Penelitian yang dilakukan terhadap 2.488 responden di Tasikmalaya, Cirebon, Singkawang, Palembang, dan Kupang menemukan bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka, 52 persen yang memahami bagaimana kehamilan bisa terjadi, 50 persen dari remaja itu mengaku menonton media pornografi, di antaranya VCD dan hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan tentang kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMPN 15 Kota Tasikmalaya. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest. Teknik sampling menggunakan total sampling, dengan ukuran sampel 40 orang. Instrumen menggunakan quesioner sebanyak 30 pertanyaan dengan uji analisis paired t-test. Hasil penelitian diperoleh nilai p-value= 0,0001, artinya terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan remaja. Dari penelitian ini disarankan perlunya promosi kesehatan dan pendekatan oleh tenaga kesehatan dan pemegang kebijakan, dan perlunya membuat kebijakan yang membangun upaya promotif dengan intensitas berulang untuk mengubah paradigma masyarakat akan persepsi tabu terhadap informasi kesehatan reproduksi remaja.
The effect of tempe biscuit consumption on increasing anemia youth Hb levels Siti Patimah; Meti Megawati
Syntax Idea Vol 4 No 4 (2022): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v4i4.1824

Abstract

Anemia occurs a lot in the community, especially in adolescents and pregnant women.Ministry of Health research on anemia prevalence in Indonesia is 21.7% with anemia sufferers aged 5-14 years 26.4% and 18.4% aged 15-24 years (Ministry of Health, 2014). Young women have ten times greater risk of anemia compared to young men. The most common cause of anemia is iron deficiency which includes 50% of all cases of anemia. One obstacle in giving TTD tablets to adolescents is that they are not consumed by teenagers for various reasons. One of the alternative efforts to treat anemia is Fe fortification. The research method used in this study is a type of experimental research. The research design used at the clinical trial stage was True Experimental and the product testing phase was quasi-experimental, with the design of the Two Group Pretest Posttest Design. The population in this study were students of the seventh grade of Tasikmalaya Middle School 9 with 178 people. Based on the calculation of the sample obtained a sample size of 43 people. The sampling technique uses purposive sampling technique. The results were analyzed using univariate and bivariate analysis with analysis of non parametric Wilcoxon test. The results of the study found that the organoleptic sample E test had a higher value than the other samples so that sample E was selected. The statistical test results of the treatment group pretest mean is 10.22 and the posttest mean is 10.35. For the median pretest 10.35 while the median posttest was 10.60. There was a significant increase from the results of the posttest pretest. Bivariate testing with the Wilcoxon test obtained a value of ρ 0,000 <0,05 so that it can be concluded that there was an effect of iron fortification and vitamin C on tempe biscuits on the levels of juvenile Hb anemia.
PERBANDINGAN PROSES DEKONTAMINASI TERMOMETER ANTARA PENGGUNAAN ALKOHOL 70% DENGAN LARUTAN KLORIN, AIR SABUN DAN AIR DTT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI KELURAHAN SETIAWARGI KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA PERIODE NOPEMBER-DESEMBER TAHUN 20 Meti Megawati; Mimma Fatmala
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.70

Abstract

Studi yang dilakukan WHO di 55 rumah sakit di 14 negara diseluruh dunia juga menunjukkan bahwa (8,7%) pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara di Negara berkembang, diperkirakan lebih dari (40%) pasien di rumah sakit terserang infeksi nosokomial. Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2010 menunjukkan bahwa (9,8%) pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama di rawat. Tingginya frekuensi kontak dengan darah penderita akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada tenaga kesehatan. Penelitian yang dilakukan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di rumah sakit selama 3 tahun menunjukkan bahwa insiden kontak darah (exposure rate) 3,5 per 100 pekerja per tahun. Studi awal yang dilakukan peneliti pada bulan September tahun 2013 dengan melakukan wawancara terbuka kepada Bidan Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya diperoleh informasi bahwa masih ada kejadian cross infection yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan karena penggunaan alat-alat yang tidak steril, dalam hal ini penggunaan termometer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan proses dekontaminasi termometer antara yang menggunakan Alkohol 70% dengan Larutan Klorin, Air Sabun dan Air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari  Kota  Tasikmalaya,  pada  bulan  Desember  Tahun 2013. Besar sampel sebanyak 2 orang yang diambil dengan teknik Purposive Sampling.  Instrumen penelitian ini menggunakan termometer yang telah dikalibrasi, lembar observasi, media agar dan mikroskop. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa termometer baru yang akan digunakan terdapat bakteri jumlah bakteri setelah digunakan pada ketiak ibu hamil trimester III responden A pada temp 1 sebanyak 1077 koloni/cm2 dan temp 2 sebanyak 1923 koloni/cm2. Sedangkan pada ibu hamil trimester III responden B pada temp 1 sebanyak 4619 koloni/cm2 dan pada temp II sebanyak 1000 koloni/cm2. Terdapat perbedaan yang signifikan proses dekontaminasi termometer antara yang menggunakan alkohol 70% dengan larutan klorin, air sabun, dan air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya periode Nopember-Desember tahun 2014 (p sama dengan 0,04). Direkomendasikan petugas kesehatan/ bidan dalam mensterilkan alat-alat kesehatan dapat menggunakan alkohol 70%, karena dapat efektif menghilangkan bakteri, serta membuat SOP nya.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MA ATHORIYAH KECAMATAN CIKATOMAS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016 Meti Megawati
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 16, No 1 (2016): Agustus 2016
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v16i1.175

Abstract

Hasil studi pendahuluan diperoleh data sekunder dari laporan tahunan Program Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir terjadi peningkatan angka kejadian anemia pada remaja putri. Data terakhir Tahun 2013,yaitu jumlah anemia tertinggi sebanyak 24 orang (40%) dari 60 orang siswi, terdapat di Sekolah MA Athoriyah Cikatomas dan SMA Serba Bakti Suryalaya Pagerageung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dan pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di MA Athoriyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016. Manfaat penelitian ini berkontribusi dalam keilmuan Gizi masyarakat dan Ilmu Perilaku dan menjadi dasar dalam penyusunan program perencanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja.Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode analitik, dan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh siswi putri pada Athoriyah Cikatomas kelas X dan XI. Sampel diambil dengan teknik Total Sampling, yaitu sebanyak 41 orang. Instumen menggunakan kuesioner sebanyak 10 soal. Data diuji menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square.Hasil penelitian diperoleh hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia (p = 0,054). Serta ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di MA At-Thariyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya (p = 0,021).Diharapkan MA At-Thariyah dan Puskesmas Wilayah Binaan Kecamatan Cikatomas lebih intensif memberikan pendidikan kesehatan/penyuluhan tentang anemia kepada remaja putri, dan melakukan pemeriksaan rutin kadar hemoglobin dan intervensi pemberian tablet tambah darah (TTD) dan asam folat.
GAMBARAN PROSES DEKONTAMINASI TERMOMETER DENGAN MENGGUNAKAN ALKOHOL 70% SERTA METODE LARUTAN KLORIN, AIR SABUN DAN AIR DTT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI KELURAHAN SETIAWARGI KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA PERIODE NOPEMBER-DESEMBER 2013 METI MEGAWATI
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v17i1.198

Abstract

Studi yang dilakukan WHO di 55 rumah sakit di 14 negara diseluruh dunia juga menunjukkan bahwa (8,7%) pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara di Negara berkembang, diperkirakan lebih dari (40%) pasien di rumah sakit terserang infeksi nosokomial.Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2010 menunjukkan bahwa (9,8%) pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama di rawat. Tingginya frekuensi kontak dengan darah penderita akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada tenaga kesehatan. Penelitian yang dilakukan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di rumah sakit selama 3 tahun menunjukkan bahwa insiden kontak darah (exposure rate) 3,5 per 100 pekerja per tahun3. Studi awal yang dilakukan peneliti pada bulan September tahun 2013 dengan melakukan wawancara terbuka kepada Bidan Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya diperoleh informasi bahwa masih ada kejadian cross infection yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan karena penggunaan alat-alat yang tidak steril, dalam hal ini penggunaan termometer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan proses dekontaminasitermometer antara yang menggunakan Alkohol 70% dengan Larutan Klorin, Air Sabun dan Air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif.Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari  Kota  Tasikmalaya,  pada  bulan  Desember  Tahun 2013. Besar sampel sebanyak 2 orang yang diambil dengan teknik Purposive Sampling.Instrumen penelitian ini menggunakan termometer yang telah dikalibrasi, lembar observasi, media agar dan mikroskop.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa termometer baru yang akan digunakan terdapat bakteri jumlah bakteri setelah digunakan pada ketiak ibu hamil trimester III responden A pada temp 1 sebanyak 1077 koloni/cm2 dan temp 2 sebanyak 1923 koloni/cm2. Sedangkan pada ibu hamil trimester III responden B pada temp 1 sebanyak 4619 koloni/cm2 dan pada temp II sebanyak 1000 koloni/cm2.Terdapat perbedaan banyaknya kehilangan bakteri antara proses dekontaminasi termometer dengan menggunakan alkohol 70% serta metode larutan klorin, air sabun, dan air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya periode Nopember-Desember tahun 2014. Direkomendasikan petugas kesehatan/ bidan dalam mensterilkan alat-alat kesehatan dapat menggunakan alkohol 70%, karena dapat efektif menghilangkan bakteri, serta membuat SOP nya