Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH LEBAR SAYAP TERHADAP KEKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG BERPENAMPANG I TANPA TULANGAN SENGKANG Nofriadi - -
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 01 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Teknokrat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33365/sendi.v2i01.781

Abstract

Secara teoritis nilai kekuatan geser balok beton bertualang dapat dihitung berdasarkan peraturan-peraturan yang ada. Namun pada peraturan yang ada pada saat ini belum banyak peraturan yang mengatur tentang kapasitas geser balok dalam berbagai bentuk penampang. Selama ini peraturan yang ada masih terfokus balok beton berpenampang persegi.Dalam perkembangannya balok tidak hanya persegi, sekarang berbagai macam balok telah dibuat seperti balok berpenampang T, lingkaran dan I. Geometri penampang pada balok sangat mempengaruhi kapasitas geser dari suatu elemen struktur, karena luasan daerah efektif dalam melawan beban geser akan berbeda disetiap bentuk penampang. Balok berpenampang I yang memiliki sayap (flange) pada bagian atas dan bawah, belum ada peraturan yang detail untuk menghitung kapasitas geser dengan menambahkan fungsi dari sayap. Pada studi ini dilakukan pengujian eksperimental terhadap balok beton bertulang berpenampang I yang diberi beban lateral.Eksperimen dilakukan terhadap 9 sampel balok berpenampang I tanpa tulangan sengkang. Dalam penelitian ini menggunakan variasi lebar sayap  dengan ukuran 150 mm, 250 mm, dan 350 mm. Sedangkan rasio tulangan longitudinal yang masing-masingnya menggunakan tulangan diameter 13 mm, 16 mm, dan 19. Pengujian sampel dilakukan dengan beam test menggunakan 2 beban terpusat monotonik hingga runtuh. Selama pengujian nilai beban yang menyebabkan retak serta beban maximum yang mampu ditahan oleh benda uji dicatat sejalan dengan pertambahan lendutan yang tejadi. Perbandingan kabasitas geser dengan variasi lebar sayap disajikan dalam bentuk grafik dan tabel. Berdasarkan hasil eksperimental tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi lebar sayap memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kapasitas geser balok beton bertulang berpenampang I.
Studi Eksperimental Kapasitas Geser Dinding Bata dengan Penambahan Jaring Kawat Nofriadi Nofriadi; Rhini Wulan Dary; Mizanuddin Sitompul; Annisa Prita Melinda
CIVED Vol 8, No 3 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/cived.v8i3.114150

Abstract

Kerusakan yang sering terjadi pada dinding bata adalah kerusakan geser yang dicirikan dengan adanya retak atau patahan searah diagonal bidang dinding bata. Kerusakan geser pada suatu bangunan harus sangat dihindari, hal ini disebabkan sifat dari keruntuhan geser yang tiba-tiba dan getas. Apabila suatu bangunan mengalami keruntuhan geser maka bangunan tersebut dapat secara tiba-tiba runtuh dan akibatnya penghuni tidak sempat untuk menyelamatkan diri. Untuk mengatasi keruntuhan geser yang teradi pada dinding bata perlu diberikan perkuatan. Pada penilitian ini akan dilakukan pengujian terhadap dinding bata yang diberikan variasi penambahan jaring kawat. Terdapat sembilan buah sampel dengan ukuran 35 cm x 35 cm yang akan dilakukan pengujian geser diagonal dinding bata, sampel tersebut 3 buah sampel dinding bata tanpa penambahan jaring kawat (DBK), 3 buah sampel dinding bata dengan penambahan jaring kawat 0,5” x 0,5 “(DBJK A), dan buah sampel dinding bata dengan penambahan jaring kawat 1”x1”(DBJK B). Pengujian geser diagonal dinding bata merah menggunakan alat UTM dilaboratorium. Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa penambahan jaring kawat memberikan kontribusi peningkatan kemampuan dinding bata untuk menahan beban . terjadi peningkatan kekuatan sebesar 68,66 % dan 29,55 % antara dinding bata tanpa jaring kawat dan dinding bata dengan penambahan jaring kawat. Selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan nilai kapasitas geser dinding bata. Terjadi peningkatan  kapasitas geser dinding bata sebesar 68,42 % dan 29, 47 % dari dinding bata tanpa penambahan jaring kawat.
KAJIAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE THEORY OF RUN DAN STANDARIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DI SUB DAS CIMULU Novia Komala Sari; Nofriadi Nofriadi; Pengki Irawan
Akselerasi Vol 2, No 1 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v2i1.2106

Abstract

Kekeringan menjadai bencana di Indonesia beberapa tahun terakhir. Kekeringan terjadi pada musim kering hingga musim basah. Sub das Cimulu merupakan salah satu sub  das di  DAS cintanduy hulu yang terletak dikabupaten tasikmalaya. Metode analisis kekeringan yang digunakan adalah Theory Of Run dan Standardized Pricipitation Index (SPI). Analisis mengunakan metode theory of run mengambarkan durasi kekeringan dan jumlah kekeringan. Untuk metode SPI diperoleh tingkat kekeringan pada masing – masing stasiun hujan. Hasil analisis dengan menggunakan theoryof  run diperoleh durasi kekeringan terpanjang selama 13 bulan terjadi di stasiun cikunten dan cigede. Jumlah kekeringan terpanjang sebesar 434 mm di stasisun cimulu.  Metode analisis dengan SPI diperoleh nilai SPI yang bervariasi dari positif hingga negatif pada masing – masing stasiun. Kondisi amat sangat kering dengan persentase sebesar 25% terjadi pada tahun 2015 disemua stasiun hujan. Analisis dengan menggunakan theory run off dan SPI mendapatkan hasil analisis yang sama pada stasiun hujan cimulu dengan kondisi tingkat kekeringan amat sangat kering pada tahun 2015. Kata Kunci: kekeringan, theory of run, SPI
PKM SCALE UP DAN PENGEMBANGAN PRODUK INDUSTRI HADYCRAFT DESA BERINGIN KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA Andi Supriadi Chan; Nofriadi; Annalisa Sonaria Hasibuan
J-COSCIS : Journal of Computer Science Community Service Vol. 2 No. 1 (2022): J-COSCIS : Journal of Computer Science Community Service
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.378 KB) | DOI: 10.31849/jcoscis.v2i1.8644

Abstract

Desa beringin merupakan Mayoritas penduduknya adalah dominan ditempati oleh masyarakat transmigran dan pendatang. Rata-rata mereka yang berasal dari suku jawa dan melayu. dilihat dari letak geografisnya maka mata pencarian utama masyarakat desa beringn adalah pertanian ,peternakan Nelayan dan UMKM. Dilihat dari letak desa beringin yang berada pada dataran rendah maka jenis tanah disini adalah tanah kering sehingga tanaman yang ada didominasi oleh pertanian seperti padi , perikanan dan usaha mikro lainnya yang memiliki Potensi untuk di kembangkan.salah satunya adalah usaha handycraft Suka Maju berupa kerajinan berbahan dasar kayu seperti pembuatan kandang, sangkar burung dan tusuk sate. Usaha ini dikelola oleh beberapa orang dan memanfaatkan masyarakat sekitar sebagai karyawan. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh kelompok produktif ini seperti kekurangan teknologi alat mesin dalam setiap proses poduksi yang dilakukan , baik dari kegiatan pengolahan bahan baku, pengemasan hingga pemasaran dan manajemen SDM. Tujuan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim Pengabdi ini untuk menyelesaiakan permasalahan yang dihadapi oleh mitra UMKM Handycraft Suka Maju dengan penerapan Iptek yang dibuat untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara penggunaan mesin kerja, Pelatihan dalam penggunaan alat kerja , Pelatihan Keahlian kerja, Desain Kemasan dan Pelatihan Kreatifitas, serta pemanfaatan teknologi dan social media dalam promosi dan penjualan. desain kemasan penjualan diberikan kepada mitra untuk mendukung Nilai jual produk yang telah dihasilkan.setelah itu akan diberikan pelatihan dan pemberdayaan kepada kelompok produktif tersebut terhadap penggunaan dan perawatan alat yang diberikan serta pelatihan manajemen SDM yang dimiliki agar dapat berkembang menjadi lebih baik dan mandiri serta pengenalan pentingnya merek dagang pada produk.
QUANTITY TAKE-OFF PEKERJAAN STRUKTUR BERBASIS BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BALIGE Muhammad Fadillah; Nofriadi
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Agregat Vol. 2 No. 1 (2022): Edisi Mei
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/agregat.v2i1.733

Abstract

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 22 Tahun 2018 menyatakan bahwa penggunaan Building Information Modeling (BIM) wajid diterapkan pada Bangunan Gedung Negara. Salah satu keluaran dari perancangan menggunakan BIM adalah rincian volume pelaksanaan pekerjaan atau quantity take-off. Quantity Take-Off merupakan salah satu upaya dari perhitungan volume, yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun BOQ dalam tender. Saat ini sebagian besar perhitungan volume pekerjaan dilakukan secara manual dibantu dengan program Microsoft Excel, hal tersebut memungkinkan kesalahan dikarenakan ketidaktelitian estimator. Penelitian ini membandingkan antara perhitungan volume pekerjaan secara otomatis dan secara manual oleh konsultan. Modelling dilakukan menggunakan software Tekla Structures berdasarkan gambar DED konsultan perencana. Tekla Structures kemudian akan menghitung secara otomatis volume pekerjaan. Penerapan konsep BIM menggunakan Tekla Structures memberikan hasil perhitungan quantity take-off yang lebih akurat, lebih cepat dan bisa dipertanggung jawabkan. Berdasarkan penelitian ini diperoleh perbandingan hasil Tekla Structures terhadap BOQ konsultan perencana sebesar 98,45% untuk beton, 94,30% untuk bekisting dan 100,004 % untuk pembesian.
Pembangunan Lantai Jemur Pupuk Kompos bagi Kelompok Tani Songgo Mulyo pada Kabupaten Langkat Guna Meningkatkan Produktivitas Nofriadi Nofriadi; Dina Tri Septiningtiyas; Mizanuddin Sitompul; Samiran Samiran
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 3, No 3: Agustus (2022)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v3i3.350

Abstract

Abstrak: Pupuk sangat diperlukan tanaman agar bisa tumbuh subur. Dibanding pupuk kimiawi, petani di Kelompok Tani Songgo Mulyo Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat lebih memilih pupuk kompos karena banyak keunggulan. Pupuk kompos karena berasal dari limbah organik sehingga aman untuk tanaman. Pupuk kompos juga relatif mudah pembuatannya. Kelompok Tani Songgo Mulyo mulai memproduksi pupuk kompos sejak tahun 2017. Karena memang fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas sehingga mengurangi produktifitas pupuk kompos yang seharusnya bisa ditingkatkan. Dalam pengolahan sehari-hari, kelompok tani menggunakan bangunan sederhana dan untuk penjemuran menggunakan lantai tanah. Penjemuran bahan pupuk kompos pada lantai tanah tentu tidak efektif dalam mengurangi kadar air, terutama saat musim hujan. Solusi yang ditawarkan pada kegiatan ini berupa pembangunan lantai jemur sebagai tempat penjemuran bahan pupuk kompos di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar airnya. Pelaksanaan dimulai dengan pengukuran dan pemasangan bowplank, kemudian pembersihan dan perataan tanah/lahan, pemasangan pondasi batu kali keliling, pengurugan dan pemadatan tanah/lahan, pengurugan dengan pasir urug di atas lapisan tanah urug setebal 5 cm, pengecoran beton rabat 1pc : 3ps : 5kr, tebal 10 cm, dan finishing lantai dengan acian pc. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah lantai jemur ukuran 5 x 10 m. Setelah kegiatan pengabdian, penjemuran limbah organik dilakukan pada lantai jemur yang telah dibangun dan hanya membutuhkan 1 hari saja untuk mendapatkan kekeringan yang diinginkan, dimana sebelum kegiatan, pengeringan membutuhkan waktu ± 2 hari.Abstract: Fertilizer is necessary for plants to thrive. Compared to chemical fertilizers, farmers in the Songgo Mulyo Farmer Group, Sidomulyo Village, Stabat District, Langkat Regency prefer compost because of its many advantages. Compost because it comes from organic waste so it is safe for plants. Compost is also relatively easy to make. The Songgo Mulyo Farmer's Group started producing compost since 2017. Because the available facilities are still very limited, thus reducing the productivity of compost which should be increased. In daily processing, farmer groups use simple buildings and for drying use earthen floors. Drying compost material on the ground floor is certainly not effective in reducing water content, especially during the rainy season. The solution offered in this activity is the construction of a drying floor as a place for drying compost material under the sun to reduce its water content. The implementation begins with measuring and installing the bow plank, then cleaning and leveling the soil/land, installing a stone foundation around the river, backfilling and compacting the soil/land, backfilling with backfill sand on top of a 5 cm thick layer of backfill, casting concrete rebates 1pc : 3ps : 5kr , 10 cm thick, and floor finishing with PC repair. The result of this activity is a drying floor measuring 5 x 10 m. After the devotion, drying of organic waste is carried out on the drying floor that has been built and only takes 1 day to get the desired dryness, where before the devotion, drying takes ± 2 days.
Design of Drainage Dimensions on the Ismail Harun Road, Percut Sei Tuan District Nofriadi; Muflih Arif Maulana
International Journal of Research in Vocational Studies (IJRVOCAS) Vol. 2 No. 4 (2023): IJRVOCAS - Special Issues - International Conference on Science, Technology and
Publisher : Yayasan Ghalih Pelopor Pendidikan (Ghalih Foundation)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53893/ijrvocas.v2i4.178

Abstract

Roads are the most widely used transportation infrastructure by the people of Indonesia to carry out daily activities, with the increasing flow of vehicles passing a road segment, it must be balanced by good pavement conditions. To achieve this balance, we need a design that is in accordance with the events in the field. In addition, to meet the good character of the road, it must be equipped with water channels or drainage. Because the drainage channel or water channel is one of the complementary buildings that must be on the road to drain water so that the road body remains dry. Drainage channel is one of the technical requirements of road infrastructure. The alarming condition can be seen on Jalan Ismail Harun, Percut Sei Tuan District, Deli Serdang Regency. One of the access roads connecting Deli Serdang and Medan City was badly damaged. The road was flooded with water so that the road surface condition was not visible. To overcome this, this research is needed in the form of a design / design of drainage dimensions on the road segment. The method used in designing the drainage dimensions is the Road Drainage Planning Guidelines Method Pd T-02-2006-B. The results of the drainage dimension design are the cross-sectional width (b) of 0.7 m, the cross-sectional height (h) of 0.35 m and the guard height (w) of 0.4 m.
Perbaikan Taman Lingkungan dan Instalasi Penerangan Lapangan Bulutangkis di Lingkungan XVIII, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Samiran Samiran; Gallio Budianto; Nofriadi Nofriadi; Marsedes Purba
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/komposit.v1i1.1020

Abstract

Lingkungan XVIII Kapas memiliki fasilitas umum berupa taman olah raga seluas 2000 m2 yang terdiri dari Taman, Pos Kamling, Pos Yandu, Panggung Senam, Ring stok, Lapangan Bulutangkis dan dikelilingi pohon mahoni yang sudah berumur 32 tahun, kondisi pohon tersebut sangat meresahkan warga apabila datang angin kencang dan hujan karena pohon tersebut rentan roboh. Akhirnya pada bulan Februari 2022 pohon tersebut di potong atau di tumbangkan setelah mendapat ijin dari Dinas Pertamanan Kota Medan. Akibat dari penumbangan pohon tersebut fasilitas taman rusak sehingga memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan taman melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Perbaikan yang dilakukan meliputi: perbaikan panggung senam, perbaikan pagar taman, pembuatan saluran drainase taman, dan perbaikan penerangan taman. Setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian ini fasilitas dan sarana yang ada di taman sudah bisa digunakan oleh masyarakat sekitar dan dapat dirasakan sekali manfaatnya oleh masyarakat.