Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Ibu Bekerja Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Puskesmas Cimahi Selatan Tahun 2017 Yuliana Yuliana; Ryka Juaeriah; Neng Ika Siti Rohimahi
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi dari ibu, tanpa tambahan makanan padat atau cair lainnya. WHO merekomendasikan pada ibu diseluruh dunia untuk menyusui secara eksklusif pada bayinya dalam 6 bulan pertama setelah lahir untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal. Sekitar 70% ibu menyusui di Indonesia adalah wanita bekerja. Bekerja menuntut ibu untuk meninggalkan bayinya pada usia dini dalam jangka waktu yang cukup lama setiap harinya, sehingga memiliki pengaruh negatif terhadap kelangsungan pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Cimahi Selatan Tahun 2017. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan, pada bulan Januari tahun 2017 sebanyak 303 bayi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling pada bulan Mei 2017 dengan sampel sebesar 75 ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa paling banyak ibu bekerja (61,3%) dan bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif (65,3%). Hasil analisis bivariat diketahui bahwa ibu bekerja mempunyai hubungan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p.value = 0,000 dan α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan terutama bidan untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan motivasi ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif dengan tepat dan benar walaupun dengan status ibu bekerja.Kata Kunci : Nifas, Bekerja, ASI Eksklusif
PEMBENTUKAN KADER PENDAMPING ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBEBER KOTA CIMAHI Yuliana Yuliana; Ryka Juaeriah; Widya Putriastuti; Dyeri Susanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol 3, No 1 (2021): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jpms.v3i1.774

Abstract

Berdasarkan data UNICEF pemberian cakupan ASI masih rendah, pada tahun 2012 hanya 39% bayi <6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif, angka tersebut tidak mengalami kenaikan sampai tahun 2015, hanya 40% cakupan pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia. Hal ini belum sesuai dengan target WHO yaitu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sebesar 50%. Hasil wawancara terhadap 5 ibu balita di wilayah RW 08, 10, 14 Kelurahan Cibeber mengatakan bahwa sudah memberikan makanan pendamping ASI sebelum anak berusia 6 bulan. Beberapa ibu mengeluhkan tidak memberikan ASI ekslusif karena bekerja. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang belum paham terkait pemberian ASI ekslusif. Melihat kondisi ini dibutuhkan suatu upaya pengabdian masyarakat berupa pembentukan kelompok pendukung ibu sebagai suatu strategi pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di wilayah RW 08, 10 dan 14 Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cibeber Cimahi Selatan. Sasaran kegiatan yaitu kader Posyandu dan ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Sebelum dilakukan intervensi ditemukan hanya 30% ibu yang memberikan ASI eksklusif, sebanyak 50% ibu memberikan ASI dicampur susu formula, sisanya hanya memberikan susu formula. Setelah dilakukan intervensi melalui kader pendamping ASI, ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif meningkat menjadi 70%, dan 20% ASI masih dicampur susu formula, sedangkan sisanya sebanyak 10% tidak memberikan ASI. Masih terdapat ibu yang belum 100% memberikan ASI eksklusif, menjadikan kegiatan pengabdian masyarakat ini masih harus dilanjutkan dan dilakukan pemantauan oleh tim pengabdi masyarakat. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kebidanan pada ibu menyusui terutama oleh profesi bidan melalui pendekatan peran serta masyarakat yaitu kader
Pengaruh Yoga Postnatal Terhadap Kondisi Psikologis Ibu Postpartum Sofa Fatonah H.S; Yuliana Yuliana; Rani Rani; Novita Widianti
Indonesian Health Issue Vol. 1 No. 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.458 KB) | DOI: 10.47134/inhis.v1i1.9

Abstract

Latar Belakang: Sebagian besar ibu postpartum mengalami penurunan kondisi fisik psikologi dan sosila selama menjalankan peran barunya sebagai ibu, hal ini akan berpengaruh pada kondisi psikologisnya. Yoga meruapakan salah satu alternatif terapi komplementer untuk meningktakan dan menstabilkan kondisi psikologis ibu. Tujuan: untuk mnegetahui pengruh yoga postnatal terhadap kondisi psikologis ibu postpartum. Metode: Quasi experiment dengan pre test and post test, 24 orang ibu postpartum,tehnik pengambilan data random sampling waktu penelitian Oktober 2020- April 2021 dan analisi data dengan paired sample t test. Hasil: Adanya pengaruh yoga postnatal terhadap kondisi psikologis ibu sebelum dan sesudah melakukan yoga postnatal P value (0.000) < α (0,05). Kesimpulan: Terdapat pengaruh Yoga postnatal terhadap kondisi psikologis postpartum. Background: Most postpartum mothers experience a decrease in their physical, psychological and social conditions while carrying out their new role as mothers, this will affect their psychological condition. Yoga is an alternative to complementary therapy to improve and stabilize the mother's psychological condition. Purpose: to find out the effect of postnatal yoga on the psychological condition of postpartum mothers. Methods: Quasi experiment with pre test and post test, 24 postpartum mothers, random sampling data collection technique during the study October 2020-April 2021 and data analysis with paired sample t test. Results: There is an effect of postnatal yoga on the psychological condition of the mother before and after doing postnatal yoga P value (0.000) < (0.05). Conclusion: There is an effect of postnatal Yoga on postpartum psychological condition.
COMPREHENSIVE MIDWIFE CARE IN MRS. "R" G2P1A0 SWELLING IN THE LEGS WITH HYDROTHERAPY Sofa Fatonah; Chelvi Sri Wulan Suci; Sri Mujiwati; Yuliana Yuliana
Lux Mensana Journal of Scientific Health Vol. 1 Issue 4 (2022)
Publisher : jfpublisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction. Swelling in the legs is one of discomforts that often occurs in third trimester pregnant women. Swelling of the legs occurs in about 80% of third trimester pregnant women, this condition is caused by uterine compression which inhibits venous return and the pull of gravity causing an increase in fluid retention, so that it requires care to reduce swelling in the feet, namely by doing hydrotherapy that you can do at home. According to the survey results during practice at Clinic "A" from January-February 2022, 128 pregnant women who made antenatal care (ANC) visits, 92 pregnant women in the third trimester, and 10 third trimester pregnant women who experienced swelling in their feet and did not know the cause. how to treat the swollen feet. The purpose of this case study is to be able to provide comprehensive midwifery care to Mrs. “R” G2P1A0 swelling in the feet with hydrotherapy at the clinic “A” Banjaran in 2022. Methods. The research method used a case study approach that was carried out on Mrs. “R” G2P1A0 started from 37 weeks 4 days of gestation until the mother used contraception. Results & Analysis. The results of the case studies carried out were giving the hydrotherapy care for 4 weeks with 5 times a week giving hydrotherapy with a frequency of 10 minutes, the water temperature was 380C, so that the mother felt more comfortable and the swelling in the feet that she experienced was reduced. Discussion. The conclusion of this case study is that after hydrotherapy for 4 weeks with 5 times of hydrotherapy, the frequency of 10 minutes at 380C water temperature reduced the swelling that the mother experienced. It is recommended to clinic "A" to be able to implement this hydrotherapy care as an effort to reduce the discomfort of the third trimester.