Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Budi Luhur

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN SEROTINUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SLAMET GARUT TAHUN 2014 Sofa Fatonah
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 10, No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) AKI di Indonesia dari tahun 2012adalah164/100.000 KH. Berdasarkan data rekam medik RSUD Dr.Slamet Garuttahun 2013, jumlah persalinan ada 4400 persalinan. Sedangkan persalinan yangdisertai kehamilan serotinus terdapat 315 orang. Pada data bulan Maret 2014 dari 15ibu yang mengalami partus serotinus, 10 dari ibu tersebut berusia dibawah 20 tahundan primipara, 3 dari ibu tersebut berusia > 35 tahun dan multiparitas, sedangkan 2ibu berusia reproduksi dan multipara. Angka kematian ibu yang terjadi sepanjangtahun 2013 di RSUD Dr.Slamet Garut ada 10 orang, penyebab utama kematian ibumelahirkan akibat perdarahan sebanyak 4 kasus, eklamsi 3 kasus, dan penyakitlainnya 3 kasus.Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan umur dan paritas ibudengan kejadian kehamilan serotinus di RSUD Dr.Slamet Garut tahun 2014.MetodePenelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif analitik pendekatan crosssectional. Sampel yang digunakan adalah ibu bersalin periode Januari sampaiDesember 2013 di RSUD Dr. Slamet Garut sebanyak 98 responden denganpenentuan sampel menggunakan sampel simple random sampling. Pengambilandata dilakukan dengan data sekunder dengan menggunakan daftar ceklis. Hasilpenelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara umur ibu bersalin dengankejadian kehamilan serotinus dengan nilai p = 0,000< 0,05 dan terdapat hubunganantara paritas ibu bersalin dengan kejadian kehamilan serotinus dengan nilai p =0,000 < 0,05. Simpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapatdisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengankejadian kehamilan serotinus.
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DALAM PEMBERIAN MAKAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI PUSKESMAS LEUWIGAJAH CIMAHI SELATAN 2019 Sofa Fatonah
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 13, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting (tubuh pendek) adalah hasil jangka panjang dari kekurangan nutrisi dengan tinggi badan menurut umur kurang dari -2 SD (Standar Deviasi) di bawah median panjang (WHO, 2010). prevalensi stunting  Secara global 22,% pada anak dibawah usia 5 tahun (UNICEF et al.,2017), nasional 37,2%(Riskesdas, 2013), jawa barat 29,9% (Pikiran Rakyat, 2018), Kota Cimahi terdapat 9,75%(Dinkes Cimahi, 2018), puskesmas leuwigajah 10,39% (puskesmas leuwigajah 2018)  Pola asuh adalah penyebab tidak langsung dari kejadian stunting dan apabila tidak dilaksanakan dengan baik dapat menjadi penyebab langsung dari kejadian stunting, artinya pola asuh adalah faktor dominan sebagai penyebab stunting (UNICEF, 2015). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dalam pemberian makan dengan kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Puskesmas Leuwigajah Cimahi Selatan 2019. Metode penelitian ini kolerasi dengan pendekatan cross sectional Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan accidental sampling dengan jumlah 95 responden. Intrument yang digunakan kuisioner. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan nilai p=0,003 < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh makan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Leuwigajah Cimahi Selatan.   Kata kunci                  : pola asuh ibu, pemberian makan, stunting , anak usia 24-59 bulan
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 5-14 TAHUN MENGGUNAKAN METODE DECAY MISSING FILLING TEETH (DMF-T) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIGUGUR TENGAH Sofa Fatonah
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 12, No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data WHO dan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa 90% dari jumlah anak di dunia mengalami masalah kerusakan gigi, dengan prevalensi di Indonesia yaitu 23,5%. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesadaran dan tingkat utilisasi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan kebersihan gigi dan mulut pada anak usia 5-14 tahun menggunakan metode Decay Missing Filling Teeth (Dmf-T) di  Wilayah Kerja  Puskemas Cigugur Tengah. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan rancangan survei cross sectional. Populasi penelitian ini berjumlah 468 orang dan jumlah sampelnya adalah 82 orang dengan teknik Simple Kuota Sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer melalui kuisioner dan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik pasien di Puskesmas Cigugur Tengah yang melakukan pemeriksaan DMF-T. hasil analisis diperoleh ρ value sebesar 0,666 > α (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak bermakna bahwa tidak terdapat Hubungan antara tingkat pengetahua orang tua dengan kebersihan gigi dan mulut pada anak usia 5-14 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Cigugur Tengah. Selain itu, hasil penelitian menunjukan nilai korelasi yang negatif (berlawanan) dengan perolehan p value 0,666 > 0,05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak siginifikan. Kata Kunci : pengetahuan orang tua, kebersihan gigi dan mulut.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI PENYAKIT NASOFARINGITIS (COMMON COLD) PADA ANAK USIA 5-14 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPAGERAN CIMAHI Sofa Fatonah H.S.; Agnes Agustina
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 11, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian batuk pilek ataupun penyakit nasofaringitis (common cold) merupakan penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. Penyakit ini biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Gejala yang menyertai common cold seperti demam, bersin, batuk dan pilek. Hal ini memang kadang tampak mengkhawatirkan ditambah lagi bila anak mengalami batuk tak henti-hentinya disertai muntah. Data Dinas Kesehatan Kota Cimahi didapatkan tahun 2015 kejadian common cold pada usia 5-14 tahun sebanyak 3927 orang dengan kejadian di Puskesmas Cipageran sebanyak 405 orang. Hasil wawancara terhadap 10 ibu yang berkunjung ke Puskesmas dengan didapatkan 6 orang ibu tidak mengetahui penyakit yang diderita. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan berdasarkan pengertian dan penularan, gejala, pencegahan dan pengobatan penyakit nasofaringitis (common cold) pada anak usia 5-14 tahun. Common cold adalah infeksi primer di nasofaring dan hidung yang sering mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi dan anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan cara pengumpulan data melalui data primer dengan jumlah responden sebanyak 83 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu mengenai pengertian dan penularan penyakit nasofaringitis (common cold) berpengetahuan cukup sebanyak 39 orang (47%), pengetahuan ibu mengenai gejala penyakit nasofaringitis (common cold) berpengetahuan cukup sebanyak    43 orang (51,8%), pengetahuan ibu mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit nasofaringitis (common cold) berpengetahuan kurang sebanyak 44 orang (53%). Secara keseluruhan pengetahuan ibu mengenai common cold berpengetahuan kurang sebanyak 43 orang (51,8%). Hasil penelitian disarankan kepada pihak kesehatan untuk melakukan penyuluhan kepada ibu yang ada di wilayah kerjanya mengenai swamedikasi common cold sehingga ibu tidak salah dalam melakukan tindakan swamedikasi tersebut.  Kata Kunci  :  Pengetahuan, Common Cold, deskriptif