Agus Hadiyarto
Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TRANSPORTATION ACTIVITIES ON CONTENT IMPACT LEAD (Pb) IN AMBIENT AIR IN SEMARANG CITY Sunoko, Hemma Rya; Hadiyarto, Agus; Santoso, Budi
BIOMA Vol 1, No 2, Oktober (2011): Bioma
Publisher : BIOMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The activity of one affects the transport of air pollution, the exhaust emissions of lead (Pb) is a heavy metal that is a toxin that affects the environment and human health and cumulative.Objective of this study aims to assess the levels of lead (Pb) in the air in the city of Semarang in various locations that have high traffic density and control / control levels of lead (Pb) of air at various street locations that have a level of high density of vehicular traffic so as not to endanger.The study was conducted by taking samples at the time of dense traffic of working days and still in the dry season. Samples were taken at 4 (four) dense traffic locations and 1 (one) location that is not dense traffic, then the analytical laboratory, where the method of sampling the field with gravimetry and spectrophotometric analysis.Based on the results of the research content of lead (Pb) highest at the intersection Bangkong μg/Nm3 of 2.41 and lowest 0.86 in Akpol complex μg/Nm3, by looking at the data there is a tendency increasingly dense traffic density of vehicles using gasoline fuel Pb levels in the air also increases. Based research on the highest levels of lead (Pb) in the air ambeint is in the intersection Bangkong at 2, 41 mg / Nm ³, this suggests by density of vehicle traffic at the site is also the highest and the effort air pollution control specifically heavy metals lead(Pb) in Semarang need con-tinuous or periodic monitoring of the magnitude of Pb levels in the air, and action modes of transportation system improvements in Semarang.Keywords: Lead (Pb), air pollution.
BIOAKUMULASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN SENG (Zn) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa L.) dan KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis L.) DI PERAIRAN TELUK KENDARI Amriarni, A; Hendrarto, Budi; Hadiyarto, Agus
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.969 KB) | DOI: 10.14710/jil.9.2.45-50

Abstract

Perkembangan wilayah pesisir Teluk Kendari cukup pesat dengan berbagai macam aktivitas baik berupa jasa kelautan seperti pelabuhan  untuk pelayaran dan perikanan maupun kegiatan-kegiatan di sekitar pantai seperti pemukiman, industri, usaha dan pertambakan. Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan kerang darah (Anadara. granosa) dan kerang bakau (Polymesoda  bengalensis), maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb dan Zn pada air, sedimen, dan jaringan kerang dan mengkaji faktor bioakumulasi logam berat Pb dan Zn pada dua jenis kerang. Sampel air, sedimen dan kerang diambil pada kedua lokasi pengambilan kerang, tiap lokasi 3 titik pengambilan dengan 3 kali ulangan analisis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa logam Pb dan Zn di air pada tiap lokasi telah melampau baku mutu, kadar tertinggi masing-masing 0,018 mg/L dan 0,793 mg/L, sedangkan pada sedimen tertinggi masing-masing 0,823 mg/Kg dan 6,919 mg/Kg, dan pada jaringan kerang menunjukan hasil bahwa kerang ukuran besar mengandung logam Pb dan Zn lebih tinggi, masing-masing 1,750 dan 9,863 mg/Kg. (sedimen dan kerang belum melampau baku mutu).   Nilai BCFo-w logam Pb tertinggi 119,20 pada kerang bakau dan Zn tertinggi 35,99 pada kerang darah.   Berdasarkan kategori nilai IFK (BCF) untuk logam Pb dan Zn termasuk dalam kategori rendah hingga sedang.
KAJIAN DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PENAMBANGAN PASIR DI DESA KENINGAR DAERAH KAWASAN GUNUNG MERAPI Yudhistira, Y; Hidayat, Wahyu Krisna; Hadiyarto, Agus
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.615 KB) | DOI: 10.14710/jil.9.2.76-84

Abstract

Pasir  merupakan salah satu produk kegiatan Gunung Merapi yang, merupakan andalan pemerintah Kabupaten Magelang dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan juga menyerap lapangan kerja. Selain mendatangkan manfaat penambangan pasir Merapi juga menimbulkan dampak lingkungan bagi daerah di lokasi penambangan dan juga bagi daerah di bawahnya  Penelitian kajian dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir  bertujuan untuk mengkaji i) tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi di lokasi penambangan pasir, ii) mengkaji dampak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan pasir, iii) mengajukan usulan pengelolaan lokasi penambangan pasir. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Keningar kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Metode penelitian yang digunakan metode analisis kuantitatif. Untuk penghitungan tingkat erosi dilakukan dengan rumus USLE sedangkan aspek sosial melakukan wawancara dengan pertanyaan terstruktur yang didukung  kuesioner terhadap responden untuk mengetahui pendapat tentang lingkungan sekitar. Selanjutnya dalam rangka menentukan strategi dan kebijakan dalam penyusunan pengelolaan lingkungan penambangan pasir dilakukan analisa SWOT.Hasil penelitian menunjukkan tingkat erosi di lokasi penambangan pasir  adalah moderat dan ringan  dan menimbulkan dampak fisik lingkungan seperti tanah longsor, berkurangnya debit air permukaan (mata air), tingginya lalu lintas kendaraan membuat mudah rusaknya jalan, polusi udara, dan dampak sosial ekonomi. Dampak sosial ekonomi  penyerapan tenaga kerja  karena sebagian masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja di penambangan pasir, adanya pemasukan bagi pemilik tanah yang dijual atau disewakan untuk diambil pasirnya dengan harga tinggi, banyaknya pendatang yang ikut menambang sehingga dapat menimbulkan konflik, adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan  pasir yang berpotensi longsor.Berdasarkan analisis SWOT maka langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menghindari dampak lingkungan adalah dengan memanfaatkan teknologi konservasi lahan dan penegakan hukum melalui peraturan perundangan yang jelas, transparan dan akuntabel   serta pelibatan peran aktif  masyarakat.
STRUKTURISASI SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN UNTUK KAWASAN ZIARAH UMAT KATOLIK GUA MARIA KEREP AMBARAWA Wibowo, Ari; Hendrarto, Boedi; Hadiyarto, Agus
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 11, No 1 (2013): April 2013
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.13 KB) | DOI: 10.14710/jil.11.1.1-9

Abstract

ABSTRAK Analisis terhadap strukturisasi sistem pengelolaan lingkungan berkelanjutan di kawasan Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) mengacu pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan COMHAR, yang dilakukan dengan menggunakan sistem Interpretive Structural Modelling (ISM), melalui pendekatan terhadap 6 elemen pengelolaan sebagai variabel penelitian, yaitu (1) kebutuhan yang diperlukan untuk menjalankan pengelolaan lingkungan, (2) kendala utama, (3) perubahan yang dimungkinkan, (4) tujuan dilaksanakannya pengelolaan lingkungan, (5) tolok ukur untuk menilai setiap tujuan, dan (6) aktivitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model struktur sistem pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di kawasan GMKA, melalui analisis daya penggerak (driver power) tingkat ketergantungan (dependence) serta hirarki peubah-peubahnya. Hasil penelitian terhadap driver power-dependence menunjukkan bahwa 26 peubah membentuk hubungan yang tidak stabil dengan peubah lain dan umpan balik pengaruhnya dapat memperbesar dampak. Peubah-peubah yang mendominasi umumnya berkaitan dengan kepentingan stakeholder di kawasan GMKA (pengelola, peziarah/pengunjung dan pelaku usaha/masyarakat sekitar), disusul oleh peubah yang berhubungan dengan dana, sarana serta manajemen pengelolaan dan peubah yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kawasan. Analisis terhadap hirarki peubah-peubah, menunjukkan bahwa hubungan masing-masing peubah lebih banyak merupakan hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan bukan sekedar hubungan atas dasar posisi levelnya. Kata Kunci : Lingkungan berkelanjutan, GMKA, Interpretive Structural Modelling, COMHAR. ABSTRACT Analysis on structuring of sustainable environmental management system in Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) refers to the COMHAR’s principles of sustainable development, which is done by using Interpretive Structural Modeling (ISM) system, with 6 elements approach as research variables, namely (1) requirements needed to run the management of the environment, (2) the main constraint, (3) possible changes, (4) implementation of environmental management objectives, (5) benchmarks for assessing each objective, and (6) activities required in the implementation of management environment. This study aims to find a model structure of sustainable environmental management system in the GMKA region, through the analysis of driver power-dependence and hierarchy of sub-elements. The study of the relationship of the driver power- dependence showed that 26 variables forming stable relationships with other variables and feedback effects can magnify the impact. Variables that dominate commonly associated with stakeholder interests in the GMKA region (manager, pilgrims / visitors and community), followed by the variables associated with the funds, facilities, and management, and finally the variables related to the environmental conditions. Analysis of the hierarchy of the variables indicating that the association of each variable is a more reciprocal relationship of mutual influence and not just a relationship based on level position. Key Words : Sustainable environment, GMKA, Interpretive Structural Modelling, COMHAR