Boedi Hendrarto
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, SH Semarang

Published : 62 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System di Kabupaten Brebes-Jawa Tengah ,, Suyono; ,, Supriharyono; Hendrarto, Boedi; Radjasa, Ocky Karna
OSEATEK Vol 9, No 01 (2015): Juni
Publisher : OSEATEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.556 KB)

Abstract

Issu degradasi mangrove dan abrasi pantai secara ekologis, sosial, ekonomis senantiasa aktual . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi mangrove dan tingkat abrasi pantai di wilayah Kabupaten Brebes. Penelitian menggunakan teknologi GIS (Geographic Information System) dan inderaja melalui interpretasi dan analisis citra satelit Landsat 7 TM. Penentuan model keeratan hubungan dinamika faktor ekologis dengan degradasi mangrove dan abrasi pantai dilakukan melalui analisis system dinamis dengan bantuan soft ware Power Sim 2.0. Hasil intepretasi data satelit menggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) menunjukan bahwa luasan mangrove di wilayah pantai Kabupaten Brebes tinggal 243.20 hektar tersebar di wilayah pantai Kecamatan Losari 26.56 ha., di Kecamatan Tanjung 5.60 ha., di Kecamatan Bulakamba 35.42 ha., di Kecamatan Wanasari 14.31 ha. dan di Kecamatan Brebes 161.31 ha.. Nilai kerapatan vegetasi mangrove secara total untuk Kecamtan Losari, Tanjung, Bulakamba,Wanasari dan Kecamatan Brebes (Kaliwlingi dan Randusanga Wetan) berturut-turut 10.79 ; 19.46 ; 18.50 ; 13.03 ; 36.43 dan 22.79 individu/ha. dengan kategori berturut-turut : sangat jarang, jarang , jarang, jarang, sedang dan jarang. Di wilayah penelitian dijumpai tiga jenis vegetasi mangrove dalam jumlah layak hitung yakni : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata , Avicennia marina dimana Rhizophora mucronata memiliki kepadatan paling tinggi (35.73 individu/ha). di Kaliwlingi, Kecamatan Brebes.Degradasi mangrove dan abrasi di wilayah pantai Kabupaten Brebes masing-masing 68 ha./tahun dan 63ha./tahunKata Kunci : Degradasi, mangrove, abrasi, NDVI, Rhizophora
Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System di Kabupaten Brebes-Jawa Tengah ,, Suyono; ,, Supriharyono; Hendrarto, Boedi; Radjasa, Ocky Karna
OSEATEK Vol 9, No 01 (2015): Juni
Publisher : OSEATEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.556 KB)

Abstract

Issu degradasi mangrove dan abrasi pantai secara ekologis, sosial, ekonomis senantiasa aktual . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi mangrove dan tingkat abrasi pantai di wilayah Kabupaten Brebes. Penelitian menggunakan teknologi GIS (Geographic Information System) dan inderaja melalui interpretasi dan analisis citra satelit Landsat 7 TM. Penentuan model keeratan hubungan dinamika faktor ekologis dengan degradasi mangrove dan abrasi pantai dilakukan melalui analisis system dinamis dengan bantuan soft ware Power Sim 2.0. Hasil intepretasi data satelit menggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) menunjukan bahwa luasan mangrove di wilayah pantai Kabupaten Brebes tinggal 243.20 hektar tersebar di wilayah pantai Kecamatan Losari 26.56 ha., di Kecamatan Tanjung 5.60 ha., di Kecamatan Bulakamba 35.42 ha., di Kecamatan Wanasari 14.31 ha. dan di Kecamatan Brebes 161.31 ha.. Nilai kerapatan vegetasi mangrove secara total untuk Kecamtan Losari, Tanjung, Bulakamba,Wanasari dan Kecamatan Brebes (Kaliwlingi dan Randusanga Wetan) berturut-turut 10.79 ; 19.46 ; 18.50 ; 13.03 ; 36.43 dan 22.79 individu/ha. dengan kategori berturut-turut : sangat jarang, jarang , jarang, jarang, sedang dan jarang. Di wilayah penelitian dijumpai tiga jenis vegetasi mangrove dalam jumlah layak hitung yakni : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata , Avicennia marina dimana Rhizophora mucronata memiliki kepadatan paling tinggi (35.73 individu/ha). di Kaliwlingi, Kecamatan Brebes.Degradasi mangrove dan abrasi di wilayah pantai Kabupaten Brebes masing-masing 68 ha./tahun dan 63ha./tahunKata Kunci : Degradasi, mangrove, abrasi, NDVI, Rhizophora
STRUKTURISASI SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN UNTUK KAWASAN ZIARAH UMAT KATOLIK GUA MARIA KEREP AMBARAWA Wibowo, Ari; Hendrarto, Boedi; Hadiyarto, Agus
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 11, No 1 (2013): April 2013
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.13 KB) | DOI: 10.14710/jil.11.1.1-9

Abstract

ABSTRAK Analisis terhadap strukturisasi sistem pengelolaan lingkungan berkelanjutan di kawasan Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) mengacu pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan COMHAR, yang dilakukan dengan menggunakan sistem Interpretive Structural Modelling (ISM), melalui pendekatan terhadap 6 elemen pengelolaan sebagai variabel penelitian, yaitu (1) kebutuhan yang diperlukan untuk menjalankan pengelolaan lingkungan, (2) kendala utama, (3) perubahan yang dimungkinkan, (4) tujuan dilaksanakannya pengelolaan lingkungan, (5) tolok ukur untuk menilai setiap tujuan, dan (6) aktivitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model struktur sistem pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di kawasan GMKA, melalui analisis daya penggerak (driver power) tingkat ketergantungan (dependence) serta hirarki peubah-peubahnya. Hasil penelitian terhadap driver power-dependence menunjukkan bahwa 26 peubah membentuk hubungan yang tidak stabil dengan peubah lain dan umpan balik pengaruhnya dapat memperbesar dampak. Peubah-peubah yang mendominasi umumnya berkaitan dengan kepentingan stakeholder di kawasan GMKA (pengelola, peziarah/pengunjung dan pelaku usaha/masyarakat sekitar), disusul oleh peubah yang berhubungan dengan dana, sarana serta manajemen pengelolaan dan peubah yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kawasan. Analisis terhadap hirarki peubah-peubah, menunjukkan bahwa hubungan masing-masing peubah lebih banyak merupakan hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan bukan sekedar hubungan atas dasar posisi levelnya. Kata Kunci : Lingkungan berkelanjutan, GMKA, Interpretive Structural Modelling, COMHAR. ABSTRACT Analysis on structuring of sustainable environmental management system in Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) refers to the COMHAR’s principles of sustainable development, which is done by using Interpretive Structural Modeling (ISM) system, with 6 elements approach as research variables, namely (1) requirements needed to run the management of the environment, (2) the main constraint, (3) possible changes, (4) implementation of environmental management objectives, (5) benchmarks for assessing each objective, and (6) activities required in the implementation of management environment. This study aims to find a model structure of sustainable environmental management system in the GMKA region, through the analysis of driver power-dependence and hierarchy of sub-elements. The study of the relationship of the driver power- dependence showed that 26 variables forming stable relationships with other variables and feedback effects can magnify the impact. Variables that dominate commonly associated with stakeholder interests in the GMKA region (manager, pilgrims / visitors and community), followed by the variables associated with the funds, facilities, and management, and finally the variables related to the environmental conditions. Analysis of the hierarchy of the variables indicating that the association of each variable is a more reciprocal relationship of mutual influence and not just a relationship based on level position. Key Words : Sustainable environment, GMKA, Interpretive Structural Modelling, COMHAR
PARTISIPASI MAYARAKAT DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN KAWASAN HUTAN MANGROVE TUGUREJO DI KOTA SEMARANG Diarto, D; Hendrarto, Boedi; Suryoko, Sri
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 10, No 1 (2012): April 2012
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.811 KB) | DOI: 10.14710/jil.10.1.1-7

Abstract

ABSTRAK Potensi dan keunikan sumber daya alam pada Kawasan Hutan Mangrove Tugurejo (KHMT) memiliki peran sangat signifikan dalam pengembangan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat pesisir. Pengelolaan lingkungan KHMT merupakan salah satu upaya dalam mendukung pengembangan wilayah pesisir secara optimal, bijaksana, dan bertanggung jawab, tentunya dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan berbagai pihak yang terkait serta dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan KHMT. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan  KHMT. Antusiasme, keinginan, dan harapan serta adanya kepedulian sosial masyarakat setempat merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan lingkungan KHMT.  Adanya partisipasi masyarakat menjadi faktor pendukung dalam upaya pengembangan wilayah pesisir Kota Semarang. Gambaran partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan KHMT ditunjukkan dengan tingginya keinginan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan serta adanya harapan terhadap upaya perlindungan atau perbaikan KHMT. Bentuk partisipasi masyarakat adalah partisipasi sukarela atau swakarsa. Kata Kunci: Kawasan hutan mangrove tugurejo, Pengelolaam lingkungan, Partisipasi masyarakat ABSTRACT The potency and uniqueness of natural resources in Mangrove Forest Area of Tugurejo (KHMT) has a very significant role in developing economic, social, cultural, and environmental of coastal communities. Environmental Management of KHMT is one of effort to support the developing coastal areas optimally, wisely, and responsibly, of course, with the community participation and other stakeholders and also by considering the carrying capacity of KHMT. The objective  of this research was to provide an overview of community participation to environmental management of KHMT. The enthusiasm, desires, and expectations as well as the social concerns of local communities was a form of community participation in environmental management of KHMT. The community participation become a contributing factor in developing the coastal area of Semarang City. The overview of community participation to environmental management of KHMT was indicated by strong desire of the communities to maintain and preserve it and also the presence of community expectation for the protection or improvement of KHMT. The form of community participation was voluntary or spontaneous participation. Keywords: Mangrove Forest Area of Tugurejo, Environmental Management, Commuunity Participation
Dinamika Populasi Wideng (Sesarma spp) dan Tangkapan (Populasi) Scylla di Kawasan Mangrove Tapak, Tugurejo Semarang : Suatu Kajian Pemberdayaan Predator untuk Mengendalikan Wideng Hama Bibit Mangrove Berbasis Manajemen Ekosistem Hidayat, Jafron Wasiq; Anggoro, Sutrisno; Hendrarto, Ign Boedi
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 14, No. 2, Tahun 2012
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.673 KB) | DOI: 10.14710/bioma.14.2.49-63

Abstract

Kondisi kerusakan hutan mangrove sudah sangat memprihatinkan. Gangguan hama wideng (Sesarma spp) mempengaruhi keberhasilan penghijauan. Wideng merupakan hama minor yang dapat bergeser sifatnya jika populasinya tinggi pada kondisi tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang dinamika populasi wideng, sehingga dapat mengetahui waktu kapan wideng berpotensi menjadi hama. Kajian yang sama juga ditujukan terhadap pemangsa potensialnya yaitu Scylla yang ditujukankan untuk mengetahui tekanan  predator terhadap wideng dan peluang pemberdayaannya sebagai pakan budidaya. Penelitian bersifat observasional yang dilakukan di kawasan mangrove Tapak, Tugurejo. Sampling dilakukan di enam stasiun yang dipilih secara justified random sampling. Kajian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan yang dilanjut dengan uji Beda Terkecil. Hasil memperlihatkan bahwa populasi wideng mengikuti pola unimodal dengan puncak populasi pada bulan Nopember mencapai 30/m2.Kepiting Scylla memasuki musim tangkap sejak Oktober hingga Maret dan mencapai puncaknya pada bulan Pebruari. Kepadatan populasi tersebut selaras dengan keberadaan wideng yang juga tinggi populasinya, sehingga dapat dipergunakan sebagai pakan budidaya sekaligus menekan sifat hamanya.Kepiting bakau menyukai wideng pada semua ukuran, dimana tidak membedakan ukuran badan wideng mangsanya  pada hari ke-5, meskipun pada hari ke-3 memperlihatkan kecenderungan menyukai ukuran badan yang kecil; sehingga wideng bersifat fleksibel sebagai pakan budidaya Scylla.   Kata kunci : Dinamika populasi, wideng, Scylla spp, tingkat predasi
HASIL TANGKAPAN JUVENIL UDANG DI PERAIRAN SUNGAI DAN MUARA WULAN, DEMAK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERANGKAP Istigfarin, Amalia Nur; Hendrarto, Boedi; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.624 KB)

Abstract

ABSTRAK Perairan Sungai dan Muara Wulan, Demak merupakan wilayah perairan yang memiliki keanekaragaman spesies, contohnya udang. Wilayah perairan Sungai Wulan dimanfaatkan para nelayan untuk menangkap ikan, udang, kerang dan biota lainnya. Alat perangkap digunakan untuk mengetahui kondisi populasi juvenil udang yang terdapat di dasar perairan Sungai dan Muara Wulan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui jenis juvenil yang tertangkap, mengetahui adanya pengaruh lokasi penelitian, dan mengetahui pola pertumbuhan juvenil. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada tanggal 7 Mei – 4 Juni 2016.Pengambilansampeljuveniludangdilakukanpadaduastasiun yaitusungaidanmuara yang terdiridaritigatitikdalamperiode I sampaiperiode IV. Hasil tangkapan pada perangkap di simpan dalam botol sampel dan direndam dalam formalin 5%.Hasil yang diperolehdidapatkanjenisjuveniludangdari genus MetapenaeusdanPenaeus. Jumlahseluruhjuveniludang yang didapatkan di perairansungailebihsedikitdibandingkanperairanmuara. Jumlahjuveniludang genus Metapenaeus yang terperangkappadaalatlebih banyak dari genus Penaeus. Jumlah seluruh juvenil udang yang didapatkan sebanyak 103 individu. Polapertumbuhan kedua jenisjuveniludangadalahbersifat allometriknegatif.  Kata Kunci : Juvenil Udang, Muara Sungai Wulan Demak, Pola Pertumbuhan. ABSTRACT Wulan River and Estuarine in Demak have a diversity of species, such as shrimp. Wulan river exploited by fishermen to catch fish, shrimp, shellfish and others. To find out the condition of the juvenile shrimp’s population in the Wulan river and estuary, has been studied by using a trap. The study aims to find out the type of juvenile shrimps that were trapped, the growth pattern, and the effect of the location.Juvenile shrimps sampling was performed in two stations, one on the river and one other on the estuary which consist of three points in period I until period IV. Catches resulted in the trap was stored in sample bottles and was soaked in 5% formalin. It was obtained that the juvenile shrimps type collected was from MetapenaeusdanPenaeus genus. Total numbers of juvenile shrimps obtained in the river was less than in the estuary.The numbers of Metapenaeus genus trapped was more than Penaeus genus. The overall numbers of juvenile shrimps caught was 103 juveniles. The growth pattern ofjuvenile shrimps was negatively allometric..Keywords: Shrimps juvenile, Wulan River and Estuarine Demak, Growth Pattern.
PENGGUNAAN METODE PERANGKAP AGAR-AGAR DENGAN PENAMBAHAN PAKAN IKAN UNTUK PENELITIAN JUVENIL UDANG DI PERAIRAN MOROSARI, DEMAK Fama, Achmad; Nitisupadjo, Mustofa; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.058 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis juvenil udang di perairan Morosari; mengetahui kelimpahan juvenil udang, mengetahui keterkaitan antara kelimpahan dengan lokasi, perlakuan pakan atau tanpa pakan, dan waktu dan mengetahui hubungan panjang dan berat juvenil udang di perairan Morosari, Demak. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah juvenil udang yang tertangkap dengan metode perangkap agar- agar di perairan Morosari, Demak. Metode perangkap agar-agar sebagai materi utama dengan perlakuan pemberian tambahan pakan yang kemudian akan diletakkan dua lokasi pada perairan sungai dan muara Morosari, Demak. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode studi kasus untuk mengamati juvenil udang yang tertangkap dengan metode perangkap agar- agar dan berada di lokasi pengamatan selama bulan November sampai bulan Desember 2013 . Pengamatan juvenil udang yang dilakukan berlokasi di perairan muara dan sungai dengan tiga titik tiap perairan dengan perendaman alat perangkap selama 24 jam dan interval satu minggu sekali selama 4 minggu. Selanjutnya melakukan identifikasi jenis juvenil udang serta melakukan perhitungan analisis data dan konversi hasil dari satuan ekor menjadi individu / m2. Hasil pengamatan juvenil udang di lokasi penelitian yang didapatkan dengan metode perangkap agar-agar pada ekosistem sungai dan muara terdiri dari genus Macrobrachium dan genus Penaeus. Jumlah individu  juvenil udang yang tertangkap berjumlah seluruhnya 64 individu atau dikonversi menjadi 426 individu/m2. Genus Macrobrachium sebanyak 62 individu atau dikonversi menjadi 413 individu/m2 dan genus Penaeus sebanyak 2 ekor atau dikonversi menjadi 13 individu/m2. Dengan menggunakan taraf kepercayaan 60% terlihat adanya keterkaitan antara kelimpahan dengan faktor pakan/ tanpa pakan dengan nilai P sebesar 0,44 dan tidak adanya keterkaitan antara kelimpahan dengan faktor lokasi dan waktu dengan nilai P sebesar 0,6341 dan 0,5269. Sifat pertumbuhan dari udang Macrobrachium dengan kisaran ukuran 5-20 mm adalah allometrik negatif yaitu pertambahan panjang udang Macrobrachium lebih cepat daripada pertambahan beratnya. The purpose of this study was to knowing the type of juvenile shrimp in the waters of Morosari, Demak, determine the potential distribution of juvenile shrimp; Knowing the relationship between abundance and the location, treated feed or without food, and time; and to study the relation between the length and weight of juvenile shrimp. The material used in this study were juvenile shrimp which caught with agar trap methods in the waters Morosari, Demak. Agar trap method  as the main material with the additional of fish feed which will then be put on the river and estuary of Morosari, Demak. The research method was the case study method to observe juvenile shrimp were caught with methods that trap and observations at the scene during the months of November until December 2013. Observations of juvenile shrimp was done at river and estuary waters in three locations with interval of 24 hours. Furthermore, it was identifying the species of juvenile shrimp and the data analysis. Observations of juvenile shrimp in the study site were obtained with the agar trap method in the river and estuary ecosystems consisting the genus of Macrobrachium and Penaeus. The number of individual juvenile shrimp were caught completely totaled 64 individual or 426 individual/m2. The genus Macrobrachium 62 individual or 413 individual/m2 and Penaeus 2 individual or 13.33 individual/m2. By using a 60 % confidence level shown there is a correlation between the abundance by a factor of feed / no feed with a P value of 0.44 and no correlation between abundance by a factor of location and time with a P value of 0.6341 and 0.5269.The nature of the growth of the shrimp Macrobrachium was negative allometric mean the length of the shrimp Macrobrachium was faster than the increase of weight.
POLA PERUBAHAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DI SUNGAI BANJIR KANAL BARAT SEMARANG BERDASARKAN PASANG SURUT Khaqiqoh, Nurul; Purnomo, Pujiono Wahyu; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.581 KB)

Abstract

Sungai Banjir Kanal Barat merupakan salah satu sungai terbesar di Kota Semarang. Sungai ini mempunyai banyak fungsi yaitu selain sebagai drainase, pembuangan limbah rumah tangga dan limbah pabrik di sisi lain sebagai tempat pemancingan dan penangkapan ikan. Sungai ini ditetapkan oleh Pemerintah Kota Semarang sebagai lokasi wisata air. Namun kurangnya pengelolaan dan fenomena alam yang berupa pasang surut dapat mempengaruhi kualitas air di Sungai Banjir Kanal Barat yang secara langsung mempengaruhi kondisi fitoplankton sebagai produsen dalam rantai makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pasang surut terhadap kelimpahan, komposisi fitoplankton, klorofil-a dan untuk mengetahui kualitas lingkungan perairan berdasarkan fitoplankton serta kadar klorofil-a. Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampel. Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan tiga stasiun, dimana setiap stasiun dilakukan tiga kali pengulangan saat pasang dan saat surut. Kelimpahan fitoplankton dan klorofil-a dianalisa menggunakan metode ANOVA faktorial. Fitoplankton yang ditemukan selama pasang dan surut terdiri dari 4 Kelas yaitu Baccilariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae dan 15 genus saat pasang serta 19 genus saat surut. Kelimpahan fitoplankton pada pasang 1.124 – 1.678 individu/L surut berkisar antara 1.151 – 3.863 individu/L, klorofil-a saat pasang berkisar 0,11 – 0,54 µg/L dan surut 0,12 – 2,14 µg/L, SI berkisar 0,5 – 1 dan TSI berkisar 1,07 – 1,49. Berdasarkan ANOVA faktorial kelimpahan fitoplankton dan klorofil-a terdapat interaksi yang nyata antara pasang surut dan stasiun. Berdasarkan klorofil-a Sungai Banjir Kanal Barat tergolong perairan yang bersifat oligotrofik sampai mesotrofik dan berdasarkan dari nilai SI dan TSI tergolong perairan yang tercemar ringan sampai sedang. Banjir Kanal Barat River is one of the largest rivers in the city of Semarang. This river has many functions such as drainage, disposal of household waste, industrial waste, but there are also activities such as bait fishing and trammel net fishing. This river is designated by the government Semarang City as a tourist water location. But the lack of management and natural phenomena such as tides can affect water quality of the Banjir Kanal Barat River that directly affect phytoplankton as produces of aquatic ecosystem. The purpose of this study was to determine the effect of the tides on the abundance, composition of phytoplankton, chlorophyll-a and to determine the quality of the aquatic environment by phytoplankton and chlorophyll-a levels. This was a descriptive study and purposive sampling method was applied to collect samples. Sampling was carried out in three stations, three replications at high tide and at low tide. Abundance of phytoplankton and chlorophyll-a were analyzed using factorial ANOVA. Phytoplankton during high tide and low tide was composed of 4 classes i.e. Baccilariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae and Dinophyceae, whereas 15 genera at high tide and 19 genera at low tide. Phytoplankton abundance in high tide were 1.124 – 1.678 individuals/L, whereas in low tide were 1.151 – 3.863 individuals/L, chlorophyll-a in high tide ranged from 0,11 to 0,54 µg/L and at low tide were 0,12 to 2,14 µg/L, SI ranged from 0,5 to 1 and TSI ranged from 1,07 to 1,49. Factorial ANOVA showed significant interaction between ebb and stations to chlorophyll-a. Based on the abundance of phytoplankton and chlorophyll-a waters were classified to be oligotrofik until mesotrofik and based on the value of SI and TSI was classified as moderate polluted waters.
STRATEGI PENGEMBANGAN KEGIATAN REHABILITASI MANGROVE DI DESA TAMBAKBULUSAN KABUPATEN DEMAK : STUDI KASUS KELOMPOK SUMBER BAGO Kurniatama, Rizki Pramuditya; Hendrarto, Boedi; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.934 KB)

Abstract

Strategi yang tepat sangat dibutuhkan oleh kelompok masyarakat pelestari mangrove dalam mengembangkan kegiatan rehabilitasi mangrove yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strategi yang tepat dalam pengembangan kegiatan rehabilitasi mangrove di Desa Tambakbulusan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yang bersifat deskriptif.  Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan observasi untuk melakukan pengamatan terhadap sumberdaya manusia dan kelembagaan kelompok Sumber Bago, keadaan kawasan rehabilitasi mangrove, dan kegiatan pemanfaatan mangrove oleh masyarakat lokal, selanjutnya dilakukan Fokus Grup Diskusi (FGD) bersama dengan delapan belas anggota kelompok Sumber Bago untuk merumuskan strategi pengembangan menggunakan Analisis SWOT. Hasil yang didapatkan, faktor internal yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan kawasan rehabilitasi mangrove di Desa Tambakbulusan adalah pengalaman bekerjasama dengan pihak lain, kekompakan anggota, luas kawasan rehabilitasi mangrove yang dikelola, legalitas sebagai kelompok, fasilitas, legalitas kawasan, upaya melibatkan masyarakat sekitar, pengawasan, dan koordinasi dengan stakeholder, sedangkan faktor eksternal meliputi penawaran kerjasama dari pihak luar, rencana atau program dari lembaga non pemerintah, ancaman pengalihfungsian lahan, dan aktifitas kelompok nelayan. Strategi pengembangan kegiatan rehabilitasi mangrove dipilih berdasarkan strategi agresif dengan memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi yang terpilih adalah mengembangkan kawasan eduwisata dengan berkonsultasi dan bimbingan oleh pihak yang mempunyai kompetensi dalam pengelolaan kawasan eduwisata, menerapkan progam pemanfaatan mangrove sebagai produk unggulan bekerjasama dengan lembaga non pemerintah dan melakukan kunjungan studi banding ke kawasan eduwisata yang sudah ada di daerah lain. The right strategy is needed by mangrove conservation groups in developing mangrove rehabilitation activities they do.This study was aimed to determine the right strategy in the development of mangrove rehabilitation activities in the village Tambakbulusan. The method used in this study was a descriptive case study.  Data were collected through interviews and observation to make the observation human resources and institutional groups of Source Bago, a state district mangrove rehabilitation, and the utilization of mangrove by local communities, then performed the Focus Group Discussion (FGD) along with eighteen members of the group Source Bago to formulate development strategy using SWOT Analysis. The results obtained, the internal factors relating to the management of the area mangrove rehabilitation in the village Tambakbulusan was experience in cooperation with other parties, compactness members, the total area of mangrove rehabilitation managed, legality as a group, the facilities, the legality of the region, efforts to involve the local community, supervision, and coordination with stakeholders, while external factors included the offer of cooperation from outsiders, plans or programs of non-governmental organizations, the threat of land conversion, and the activities of groups of fishermen. The development strategy of mangrove rehabilitation activities were selected based on an aggressive strategy to maximize the strength to take advantage of opportunities.  The chosen strategy was to develop education tourism in consultation and guidance by those who have competence in managing the education tourism, implementing programs mangrove utilization as a superior product in collaboration with non-governmental organizations and to conduct a comparative study visit to the region education tourism existing in other areas.
DISTRIBUSI DAN KANDUNGAN KARBON PADA LAMUN (Enhalus acoroides) DI PULAU KEMUJAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA BERDASARKAN CITRA SATELIT Zulfikar, Alfian; Hartoko, Agus; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.396 KB)

Abstract

ABSTRAKPadang lamun merupakan salah satu ekosistem yang sangat penting di wilayah pesisir. Salah satu fungsi dari lamun yaitu sebagai penyerap karbon. Adanya berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di Pulau Kemujan dikhawatirkan dapat mengganggu fungsi lamun tersebut. Lamun tersebar sepanjang pantai sebelah barat Pulau Kemujan sehingga penggunaan teknologi penginderaan jauh diharapkan dapat membantu dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui  pengaruh dari kegiatan manusia terhadap fungsi lamun sebagai penyerap karbon dengan cara membangun pemodelan algoritma berdasarkan citra satelit Aster. Adapun pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Analisis kandungan karbon pada lamun menggunakan metode Walkley & Black. Hasil kandungan karbon tertinggi terdapat pada rhizome berkisar antara 12,498 – 55.967 g C/m2 sedangkan akar berkisar antara 0,475 – 27,147 g C/m2 dan daun berkisar antara 4,374 – 30,346 g C/m2. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa distribusi biomassa dan kandungan karbon lamun (Enhalus acoroides) di Pulau Kemujan Taman Nasional Karimunjawa menyebar tidak merata, hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari kegiatan manusia terhadap fungsi lamun sebagai penyerap karbon. Kata kunci: Lamun, Kandungan karbon, Pulau Kemujan Taman Nasional Karimunjawa ABSTRACTSeagrass beds are one of the very important ecosystems in coastal areas. One function of seagrass is carbon sinks. Activities in Kemujan island was suspected to interfere function of seagrass. Seagrass was found along the west of Kemujan island, so that using of remote sensing technology can help in this research. The aimed of this research was to determine the influence of human activities on the functioning of seagrass as a carbon sink by building modeling algorithm based on Aster satellite. Sampling teqhnique was purposive sampling. Analysis of carbon biomass in seagrass using Walkley & Black method. The results of the highest carbon biomass was found in the rhizome ranged from 12.498 to 55,967 g C /m2 while the roots ranged from 0.475 to 27.147 g C /m2 and leaves ranged from 4.374 to 30.346 g C /m2. This research, concluded that the distribution of biomass and carbon biomass of seagrass (Enhalus acoroides) in Kemujan Island Karimunjawa National Park spread unevenly, it showed the influence of human activities on seagrass function as carbon sinks. Keywords: Seagrass, carbon biomass, Kemujan Island Karimunjawa National Park.
Co-Authors - Ruswahyuni - Supriharyono Achmad Fama agung Suryanto Agus Hadiyarto Agus Hartoko Agus Wahyudi Alfian Zulfikar, Alfian Aly Handartoputra Amalia Nur Istigfarin, Amalia Nur Angela Merici Dwi Widiyanti Anhar Solichin Anugrah Dwi Fahreza Ari Wibowo Arini Indah Lestari, Arini Indah Asrika Yupina Sembiring Ayu Putri Kusumaningrum, Ayu Putri Bambang Sulardiono Bambang Sulardiono Christian B.C. Churun Ain D Diarto Dewi, Hilda Kumala Dyah Pertiwi Jaya Wardhani, Dyah Pertiwi Jaya Egar Dwi Prayudha Ekowati Chasanah Fadhilah Maharani Fajrin, Fadhilah Maharani Fandi Maulana Farah Nabila Noersativa Fentika Rahma Mentari Frida Purwanti Haeruddin Haeruddin Halimatus Sa’diyah Hapsari, Rania Widia Hedi Indra Januar Hida Rizki Aini, Hida Rizki Iin Rahmawati Ika Chrisyariati Inchan Faolo Silaen Irwan Ramadhan Ritonga Jafron W. Hidayat Jafron Wasiq Hidayat Kismartini Kismartini Lusiana Rahmawati Lutfiana Sari Indah Marina Alin Rahajeng Max Rudolf Muskananfola Max Rudolf Muskanonfola Melina Setya Ayuningsih Mochammad Yenny Muhammad Saiful Adip Muhammad Yusuf Muhar Azhari Mulyaningsih, Dwi Munafi’ah, Ayu Mustofa Niti Supardjo Mustofa Nitisupadjo Mustofa Nitisupardjo Mustofa Nitisuparjo Nabila Ghassani Adani Niniek Widyorini Novi Andriani, Novi Nugraha, Muhammad Rizky Nurul Fhitriany Putri Nurul Khaqiqoh Ocky Karna Radjasa Okta Viana Sari Prijadi Soedarsono Pujiono Wahyu Purnomo Purnomo, Pudjiono Wahyu Putri March F Hia Rifky Annisa Fatmawati, Rifky Annisa Rimty Mayuftia Rina Mariana Rizki Pramuditya Kurniatama, Rizki Pramuditya Roswita Larosa S. Supriharyono Sandra Devita Kusumaningsari, Sandra Devita Sinaga, Riris Rezeki Siti Rudiyanti slamet budi prayitno Sri Suryoko Sri Wahyuni Subiyanto Subiyanto Supriharyono ,, Supriharyono Supriharyono Supriharyono Suradi Wijaya Saputra Suryanti - Sutrisno Anggoro Suyono ,, Suyono Tarigan, Novia Putri Tri Kusuma Oktaviana Untung Ismoyo