Budi Hairani
Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kontaminasi Telur Dan Larva Cacing Usus Pada Tanah Di Desa Juku Eja Kabupaten Tanah Bumbu Juhairiyah, Juhairiyah; Indriyati, Liestiana; Hairani, Budi; Fakhrizal, Deni
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 19, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.19.2.127-132

Abstract

Latar belakang: Soil Transmitted Helminth merupakan penyakit infeksi oleh nematode usus masih menjadi neglected diseases yang dapat menyebabkan kekurangan gizi, anemia, hambatan pertumbuhan dan perkembangan kognitif khususnya pada anak-anak. Penularan STH terjadi melalui kontak dengan telur parasit atau larva yang berkembang di tanah yang hangat dan lembab sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan telur dan larva cacing usus yang ada di dalam tanah di Desa Juku Eja yang merupakan penyebab  dari tingginya prevalensi kecacingan di SDN Juku Eja.Metode: Penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel tanah dilakukan di 5 titik di SDN Juku Eja dan 17 titik di sekitar area pemukiman warga Desa Juku Eja. Pemeriksaan sampel tanah menggunakan metode pengapungan dan preparat kemudian diperiksa di bawah mikroskop.  Hasil: Ditemukan 2 sampel positif larva cacing tambang (hookworm) di SDN Juku Eja dan satu titik positif telur cacing Trichuris trichiura di area pemukiman. Kondisi tanah pada kedua lokasi yaitu berpasir dipinggir pantai. Kontaminasi tanah oleh telur dan larva cacing STH disebabkan oleh kebiasaan BAB di tepi pantai oleh masyarakat, ketidaktersediaan jamban keluarga dan kebiasaan tidak menggunakan alas kaki di tanah.Simpulan: Kontaminasi tanah oleh telur dan larva cacing dapat menjadi sumber risiko penularan infeksi STH jika terjadi kontak manusia dengan tanah tanpa perlindungan diri dan kebiasaan hidup bersih dan sehat. ABSTRACT Title: Contamination Of Worm Egg And Larvae In Soil At Juku Eja Village Tanah Bumbu RegencyBackground: Soil Transmitted Helminth (STH) is an infectious disease by intestinal nematode. This neglected disease  can cause nutritional deficiencies, anemia, growth barriers and cognitive development, especially in children. STH transmission occurs through contact with parasitic eggs or larvae that develop in warm and moist soils, so this study aims was determine the presence of intestinal helminth eggs and larvae in the soil of Juku Eja Village, which is the cause of the high prevalence of helminthiasis in SDN Juku Eja.Method: Research using cross sectional design. Soil sampling was carried out at 5 points at SDN Juku Eja and 17 points around the residential area of Juku Eja Village. Soil samples examination was using the flotation method and then the preparations are examined under a microscope.Result: Result was found 2 positive samples of hookworm larvae (hookworm) at SDN Juku Eja and 1 spot  positive  of Trichuris trichiura egg in the residential area. Soil conditions at both locations are sandy beach. Soil contamination by eggs and STH worm larvae is caused by the habit of defecating on the beach by the community, the unavailability of family latrines and the habit of not using footwear on the ground Conclusion: Contamination of soil by eggs and worm larvae can be a source of risk of transmission of STH infections if there is human contact with the soil without self-protection and clean and healthy living habits. 
Spot Survei Entomologi Malaria di Daerah Epidemi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan Ridha, Muhammad Rasyid; Hairani, Budi; Fadilly, Abdullah
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 20, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.20.2.82-89

Abstract

Latar belakang: Indonesia menargetkan eliminasi malaria pada tahun 2030. Kabupaten Kotabaru merupakan daerah endemis malaria. Salah satu Desa Endemis yaitu Desa Batang Kulur yang terjadi peningkatan kasus signifikan sebanyak 12 kasus pada Bulan Maret 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur indeks entomologi, karakteristik, dan lingkungan habitat perkembangbiakan vektor malaria di Desa Batang Kulur.Metode: Kegiatan yang dilakukan yaitu penangkapan nyamuk dengan umpan orang, identifikasi dan pembedahan ovarium nyamuk untuk diketahui parusitas (pernah/tidak pernah bertelur) yang digunakan untuk memprediksi umur  dan survei habitat perkembangbiakan vektor malaria.Hasil: Spesies dan komposisi nyamuk yang ditemukan yaitu Aedes vexans, Aedes albopictus, Culex quinquefasciatus, Culex tritaeniorhynchus, Culex vishnui, Mansonia dives dan Anopheles leucosphyrus. Kepadatan nyamuk Anopheles leucosphyrus 0,30 dan kepadatan permalam yaitu 2,67 dengan peluang hidup perhari 95% serta perkiraan umur populasi 21,54 hari. Fluktuasi Anopheles leucosphyrus mulai muncul pada jam 22.00 dan kembali meningkat pada jam 04.00. Tempat perindukan nyamuk yang ditemukan yaitu Habitat perkembang biakan nyamuk yang ditemukan ada 2 yaitu kolam dan mata air.Simpulan: Terdapat habitat perkembang biakan yang mendukung, peluang hidup 95% dan potensi umur nyamuk lebih dari masa inkubasi Plasmodium sehingga di Desa Batang Kulur merupakan daerah yang cocok untuk perkembangan vektor malaria. ABSTRACT Title: Investigation of Spot Survey of Malaria Entomological in Epedemic Areas in Kotabaru District, South KalimantanBackground: Indonesia is targeting malaria elimination by 2030. Kotabaru Regency is a malaria endemic area. One of the endemic villages, Batang Kulur Village, saw a significant increase of 12 cases in March 2019. The purpose of this study was to measure the entomological index, characteristics, and environment of the malaria vector breeding habitat in Batang Kulur Village.Method: Activities carried out include catching mosquitoes by baiting people, telephone and surgery for the mosquito ovaries to determine of parity (parous /nullyparous) which are used to predict age and survey the breeding habitats for malaria vectors.Result: The mosquito species and composition found were Aedes vexans, Aedes albopictus, Culex quinquefasciatus, Culex tritaeniorhynchus, Culex vishnui, Mansonia dives and Anopheles leucosphyrus. The density of the Anopheles leucosphyrus was 0.30 and the per night density was 2.67 with a 95% chance of survival per day and an estimated population age of 21.54 days. Anopheles leucosphyrus fluctuations began to appear at 22.00 and again increased at 04.00. The mosquito breeding places found were 2 mosquito breeding habitats, namely ponds and springs.Conclusion: There is a suitable breeding habitat, a 95% chance of survival and a potential age of mosquitoes that is more than the plasmodium incubation period so that in Batang Kulur Village is a suitable area for the development of malaria vectors.Â