Liestiana Indriyati
Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Kementerian Kesehatan RI

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Risiko Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Pedesaan Daerah Perbatasan Kabupaten Nunukan Waris, Lukman; Rahayu, Nita; Indriyati, Liestiana
Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Central Basic Biomedical and Health Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.109 KB)

Abstract

High prevalence of worm infection in Indonesia (70-80%) partially identified as Soil Transmitted Helminthes (STH) from Nematodes, but Cestodes and Trematodes is also found in Indonesia. Worm infection named as neglected diseases because it doesn’t cause mortality although reduced the quality of human resources. It will be important to do research to get the worm infection database for the effective planning action in worm infection fighting. It was an observational research by cross sectional design; research had been done in March-December 2010 in Nunukan, one of border areas, at 9 public health center areas. Population were all students of primary school in Nunukan, samples were primary school students chosen by purposive sampling. The research had been done by explain informed consent, distribution and collection of feces pot and microscopic analysis by direct method. Data were analyzed by Chi square in SPSS-13.0 program.The microscopic analysis found 20.8% positive worm infection of 1126 samples. The highest is caused by STH that is Ascaris lumbricoides and the highest proportion is found in village areas that the environment modification and infrastructure development doesn’t work well. Students of primary school in the village areas have almost five fold risk to get worm infection than city areas. Worm infection tends to be higher in village areas compare to that of city areas because the environment modification and infrastructure development in city areas is better than village areas.Keywords: eggs worm, Nunukan, proportion AbstrakPrevalensi cacing usus di Indonesia masih tinggi (70-80%) sebagian besar diidentifikasi sebagai Soil Transmitted Helmintes (STH) dari golongan Nematoda, tetapi cacing yang berasal dari golongan Cestoda dan Trematoda juga ditemukan di Indonesia. Kecacingan disebut sebagai penyakit yang terabaikan (Neglected Disease) karena dianggap penyakit yang tidak menyebabkan kematian, meskipun mengurangi kualitas sumber daya manusia. Penelitian Ini penting dilakukan untuk memperoleh database kecacingan, untuk tindakan perencanaan yang efektif dalam pemberantasan kecacingan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan Desain Cross Sectional; Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Desember 2010 di Nunukan, salah satu wilayah perbatasan, pada 9 wilayah puskesmas. Populasi adalah semua siswa sekolah dasar di Nunukan, sampel adalah siswa sekolah dasar yang dipilih secara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan informed consent, distribusi dan mengumpulkani kotoran pada pot dan analisis mikroskopis dengan metode langsung. Data dianalisis dengan Chi-Kuadrat dalam program SPSS-13.0. Pada analisis mikroskopis ditemukan positif kecacingan 20,8% dari 1126 sampel. Penyebab tertinggi adalah STH yang Ascaris lumbricoides dan proporsi tertinggi ditemukan di daerah pedesaan yang penataan lingkungan dan pembangunan infrastruktur tidak dilaksanakan dengan baik. Siswa sekolah dasar di daerah pedesaan hampir lima kali beresiko untuk mendapatkan kecacingan daripada daerah kota. Kecacingan cenderung lebih tinggi di daerah pedesaan dibandingkan dengan di daerah perkotaan, karena penataan lingkungan dan pembangunan infrastruktur di daerah kota lebih baik daripada daerah pedesaan.Kata kunci: Telur Cacing, Nunukan, Proporsi
Kontaminasi Telur Dan Larva Cacing Usus Pada Tanah Di Desa Juku Eja Kabupaten Tanah Bumbu Juhairiyah, Juhairiyah; Indriyati, Liestiana; Hairani, Budi; Fakhrizal, Deni
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 19, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.19.2.127-132

Abstract

Latar belakang: Soil Transmitted Helminth merupakan penyakit infeksi oleh nematode usus masih menjadi neglected diseases yang dapat menyebabkan kekurangan gizi, anemia, hambatan pertumbuhan dan perkembangan kognitif khususnya pada anak-anak. Penularan STH terjadi melalui kontak dengan telur parasit atau larva yang berkembang di tanah yang hangat dan lembab sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan telur dan larva cacing usus yang ada di dalam tanah di Desa Juku Eja yang merupakan penyebab  dari tingginya prevalensi kecacingan di SDN Juku Eja.Metode: Penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel tanah dilakukan di 5 titik di SDN Juku Eja dan 17 titik di sekitar area pemukiman warga Desa Juku Eja. Pemeriksaan sampel tanah menggunakan metode pengapungan dan preparat kemudian diperiksa di bawah mikroskop.  Hasil: Ditemukan 2 sampel positif larva cacing tambang (hookworm) di SDN Juku Eja dan satu titik positif telur cacing Trichuris trichiura di area pemukiman. Kondisi tanah pada kedua lokasi yaitu berpasir dipinggir pantai. Kontaminasi tanah oleh telur dan larva cacing STH disebabkan oleh kebiasaan BAB di tepi pantai oleh masyarakat, ketidaktersediaan jamban keluarga dan kebiasaan tidak menggunakan alas kaki di tanah.Simpulan: Kontaminasi tanah oleh telur dan larva cacing dapat menjadi sumber risiko penularan infeksi STH jika terjadi kontak manusia dengan tanah tanpa perlindungan diri dan kebiasaan hidup bersih dan sehat. ABSTRACT Title: Contamination Of Worm Egg And Larvae In Soil At Juku Eja Village Tanah Bumbu RegencyBackground: Soil Transmitted Helminth (STH) is an infectious disease by intestinal nematode. This neglected disease  can cause nutritional deficiencies, anemia, growth barriers and cognitive development, especially in children. STH transmission occurs through contact with parasitic eggs or larvae that develop in warm and moist soils, so this study aims was determine the presence of intestinal helminth eggs and larvae in the soil of Juku Eja Village, which is the cause of the high prevalence of helminthiasis in SDN Juku Eja.Method: Research using cross sectional design. Soil sampling was carried out at 5 points at SDN Juku Eja and 17 points around the residential area of Juku Eja Village. Soil samples examination was using the flotation method and then the preparations are examined under a microscope.Result: Result was found 2 positive samples of hookworm larvae (hookworm) at SDN Juku Eja and 1 spot  positive  of Trichuris trichiura egg in the residential area. Soil conditions at both locations are sandy beach. Soil contamination by eggs and STH worm larvae is caused by the habit of defecating on the beach by the community, the unavailability of family latrines and the habit of not using footwear on the ground Conclusion: Contamination of soil by eggs and worm larvae can be a source of risk of transmission of STH infections if there is human contact with the soil without self-protection and clean and healthy living habits.Â