Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

DISTRIBUSI SPASIAL DAN KARAKTERISTIK HABITAT UDANG KELONG (Penaeus indicus) PADA PERAIRAN EKOSISTEM MANGROVE SICANANG-BELAWAN, SUMATERA UTARA Rivo Hasper Dimenta; Rusdi Machrizal; Khairul Khairul
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus Februari 2018
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v4i1.1317

Abstract

Perairan ekosistem mangrove Sicanang-Belawan merupakan salah satu wilayah pasang-surut yang dipengaruhi oleh arus dari sungai Belawan dan arus laut pantai timur Sumatera yang mempengaruhi adanya perbedaan karakteristik habitat yang berdampak pada sebaran kelimpahan udang kelong (P. indicus). Penelitian bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial dan karakteristik habitat udang kelong menerapkan metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September - November 2017 di sekitar perairan ekosistem mangrove Sicanang-Belawan. Alat tangkap udang menggunakan jaring ambai berbahan nilon polyfilament. Stasiun pengamatan ditentukan menggunakan metode purposive random sampling. Analisa data menggunakan metode statitik multivariabel yang didasarkan pada Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis, PCA) dan Analisis Korelasi (Corresponden Analysis, CA). Hasil analisis PCA menunjukkan bahwa parameter lingkungan membentuk pengelompokkan yang mampu menggambarkan karakteristik habitat udang kelong (P. indicus). Habitat dikelompokan menjadi tiga kelompok karakter, yaitu kelompok habitat dekat daratan (asosiasi stasiun 1, 4 dan 5), kelompok habitat dekat estuaria (asosiasi stasiun 2), dan kelompok habitat dekat aliran sungai besar Belawan (asosiasi stasiun 3). Hasil analisis CA menunjukkan bahwa letak lokasi sampling terbukti mempengaruhi pengelompokkan dari distribusi populasi udang kelong (P.indicus) berdasarkan ukuran, jenis kelamin dan tingkat kematangan gonadnya
Informasi Morfologi Reproduksi Dan Nisbah Kelamin Udang Mantis Cloridopsis scorpio (Latreile, 1828) Di Perairan Ekosistem Mangrove Belawan Rivo Hasper Dimenta; Rusdi Machrizal; Khairul Khairul
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus September 2019
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v5i2.1462

Abstract

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui morfologi alat reproduksi dan nisbah kelamin jantan-betina pada udang mantis Cloridopsis scorpio telah dilakukan selama 3 bulan, sejak bulan Maret hingga Mei 2019 pada perairan ekosistem mangrove Belawan. Pengambilan sampel udang mantis Cloridopsis scorpio dilakukan menggunakan jaring ambai berbahan nilon polyfilament dengan peletakan posisi jaring melawan pergerakan arus air. Penentuan stasiun pengamatan ditetapkan dengan metode purposive random sampling sehingga diharapkan dapat memperoleh data yang mewakili lokasi. Data nisbah kelamin dianalisis menggunakan analisis chi-square (χ2) (Sugiono, 2006) dan data sebaran frekuensi matang gonad udang dianalisa dengan rumus Walpole (1993). Hasil analisis nisbah kelamin menunjukkan nisbah kelamin jantan C. scorpio lebih sedikit dibandingkan betina dengan perolehan nilai chi-square hitung > chi-square tabel(0,05.10) (63,20 >18,30). Dari hasil analisa data sebaran frekuensi udang ditemukan C. scorpio kategori belum matang gonad (BMG) paling banyak ditemukan pada ekosistem mangrove Belawan dengan selang ukuran panjang tubuh 32 mm hingga 128,72 mm, dan udang mantis yang matang gonad (MG) ditemukan mulai pada selang kelas ukuran panjang tubuh 128,72 mm hingga 298,00 mm Kata kunci: Belawan, Nisbah Kelamin, Cloridopsis scorpio, Reproduksi
MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN KIJING (Glauconome virens, LINNAEUS, 1767) DI EKOSISTEM MANGROVE BELAWAN Rusdi Machrizal
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus Februari 2017
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v3i1.1196

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan menganalisis data morfologi dan pola pertumbuhan kijing (Glauconome virens). Penelitian berlangsung pada bulan Januari sampai Maret 2014 di ekosistem mangrove Belawan. Sampel dikumpulkan dengan membuat transek kuadrat berukuran 1 x 1 m2 sebanyak 45 buah dengan jarak 1 m. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan linier positif antara panjang dengan lebar, panjang dengan tebal, serta lebar dengan tebal. Hasil analisis panjang berat menunjukkan bahwa kijing memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif
STUDI KEANEKARAGAMAN PLANKTON SEBAGAI PAKAN ALAMI UDANG PADA PERAIRAN EKOSISTEM MANGROVE BELAWAN, SUMATERA UTARA Rivo Hasper Dimenta; Khairul Khairul; Rusdi Machrizal
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus Agustus 2018
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v4i2.1501

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman plankton yang menjadi pakan alami dari udang kelong (P. indicus). Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan di sekitar perairan muara sungai yang memiliki ekosistem mangrove Belawan, pada bulan Mei hingga Juni 2017. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel plankton adalah ”Purposive Sampling” pada 5 (lima) stasiun pengamatan dengan 2 kategori zona yaitu zona alami dan zona pemanfaatan, dilakukan 3 (tiga) kali ulangan setiap stasiun. sampel plankton diambil dengan menggunakan Plankton Net. Analisa data Kelimpahan Plankton menggunakan persamaan (APHA, 1998), untuk indeks keanekaragaman Plankton dengan persamaan Indeks Shannon-Wiener (H’), dan Analisa Korelasi Kelimpahan Terhadap Parameter Biologi (udang dan mangrove) menggunakan analisis korelasi Pearson dari perangkat lunak SPSS versi 20. Hasil penelitian diperoleh Kelimpahan plankton tertinggi dijumpai pada stasiun 1 dan 3 yang didominasi oleh kelompok fitoplankton dari genus Melosira, Gonatozygon, Skeletonema, Asterionellopsis, Ceratium, Thalassionema, Odontella, Nitzchia, dan Coscinodiscus, serta Kelompok zooplankton dari genus Brachionus dan Cyclops. Sedangkan Kelimpahan plankton terendah dijumpai pada stasiun 2 dan 5. Nilai indeks keanekaragaman (H’) plankton tertinggi ditemukan pada stasiun 1 (2,26) yang merupakan kawasan alami dengan minim aktivitas manusia dan memiliki ragam jenis mangrove, serta merupakan area pasang-surut yang baik. Sedangkan nilai indeks keanekaragaman (H’) plankton terendah pada stasiun 2 (0,97) yang berlokasi paling jauh dari muara sungai Belawan. Hasil analisis korelasi pearson antara kelimpahan plankton terhadap faktor biologi lingkungan (kerapatan mangrove dan populasi udang kelong P. indicus) menunjukkan korelasi positif/searah yang sangat kuat dengan nilai masing-masing sebesar 0.91 dan 0.94
HUBUNGAN KEPADATAN KIJING (Glauconome virens) DENGAN FAKTOR FISIK KIMIA PERAIRAN DI EKOSISTEM MANGROVE BELAWAN Rusdi Machrizal
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus Agustus 2017
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v3i2.1119

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor fisik kimia perairan dengan kepadatan populasi kijing (Glauconome virens) di ekosistem mangrove Belawan pada Maret-Mei 2017. Pengambilan sampel kerang dilakukan pada 3 stasiun dengan metode transek garis dengan panjang 30 meter dan interval 10 m, setiap transek terdapat 15 plot berukuran 1 x 1 meter dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan kijing sebesar 2,77 (stasiun 1), 1,19 (stasiun 2), dan 2,96 individu/m2(stasiun 3). Hasil pengukuran terkait faktor fisika kimia perairan diperoleh suhu berkisar antara 27,8-28,5oC, salinitas 5-20
Distribution and length-weight relationships of Hilsa shad Tenualosa ilisha in the Bilah River, Labuhanbatu Regency, North Sumatera Province, Indonesia Rusdi Machrizal; Khairul Khairul; Juliana Nasution; Rivo H. Dimenta; Arman Harahap
Aceh Journal of Animal Science Vol 4, No 1: July 2019
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12.993 KB) | DOI: 10.13170/ajas.4.1.13799

Abstract

Hilsa shad Tenualosa ilishais of the indigenous fish species and the icon of the Labuhanbatu Regency, Indonesia. Presently, a very limited study was done in this species. Hence, the purpose of this study was to analyse the distribution and growth patterns based on the length-weight relationship of Hilsa shad T. ilishaon Bilah River, Labuhanbatu District, Sumatera Utara Province, Indonesia. Sampling was carried out for 3 months starting in February-April 2019 with the exploration method. Determination of sampling locations based on information from local fishermen. Analysis of distribution data used the Morisita index and growth patterns used the Linear Allometric Model (LAM). The analysis results of Hilsa shad distribution indicated that these fish were distributed in groups/clustered with the Morisita index value of 2.211-2.314. The growth pattern of the fish was negative allometric with a value of b3. Correlation analysis showed that DO was closely related to distribution (r2=0.661), meanwhile, light penetration was closely related to growth patterns (r2=0.914). It is concluded that the distribution of Hilsa shad fish in the Bilah River was in groups or clustered, with a negative allometric growth pattern. Keywords: Hilsa Shad, distribution, growth pattern, Tenualosa ilisha
Korelasi Faktor Fisika Kimia Perairan terhadap Densitas Belangkas di Pantai Timur Sumatera Utara Khairul Khairul; Zunaidy Abdullah Siregar; Rusdi Machrizal
CHEESA: Chemical Engineering Research Articles Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.6 KB) | DOI: 10.25273/cheesa.v2i1.3850

Abstract

Belangkas merupakan  hewan yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia. Keberadaanya di alam sudah semakin jarang ditemukan.  Banyak faktor yang diduga menjadi penyebab menurunnya densitas belangkas di habitatnya. Salah satu penyebabnya karena menurunnya kualitas air yang diakibatkan pencemaran perairan. Kondisi fisika kimia perairan merupakan faktor pembatas bagi belangkas. Kualitas air tentunya mencakup faktor fisika kimia, dimana harus sesuai dengan baku mutu dipersyaratkan.  Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi faktor fiisika kimia perairan dan korelasinya terhadap densitas belangkas di Pantai Timur Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif, dimana penentuan titik stasiun pengamatan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan korelasi faktor fisika kimia perairan terhadap densitas belangkas di Pantai Timur Sumatera Utara mempunyai hubungan yang positif (+). Nilai korelasi tertinggi diperoleh pada suhu (0,936), kecerahan (0,702), salinitas (0,603), Hg (0,578), Cd (0,545), Pb (0,508), pH (0.405), kecepatan arus (0,148), dan DO (0,045).